Kebijakan Kapitalis Membebani Rakyat


Oleh: Aktif Suhartini, S.Pd.I.

Anggota Komunitas Muslimah Menulis Depok

 

April Mop yang biasa dilakukan anak muda zaman sekarang merupakan acara yang sangat mengejutkan dan memberikan kebahagian. Acara ini biasanya diisi dengan orang yang mendapatkan supprise dan dia akan tercengang, kaget bahkan gembira karena mendapatkan kebahagian. Begitu pula dengan pemerintah kita yang memberikan supprise April Mop untuk rakyatnya. Kejutan tersebut, bukannya menggembirakan atau membahagiakan, tapi rakyat mendapatkan kekecewaan dan kesedihan berupa kebijakan yang disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati bahwa pemerintah akan memungut pajak pertambahan nilai (PPN) yang lebih besar lagi mulai per 1 April 2022.

Hal tersebut benar-benar sangat mengejutkan sampai-sampai menyakitkan hati rakyat, walaupun dengan dalih berdasarkan Undang-undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan. Tetap saja sangat menyakiti banyak pihak, terutama rakyat kecil. Pasalnya, kondisi saat ini harga barang melejit sejak awal tahun. Ada minyak goreng, elpiji, ayam, daging sapi, telur, cabai rawit dan lainnya. Lengkaplah sudah penderitaan rakyat.

Jadi, kebijakan kenaikan PPN kenaikan PPN, kenaikan harga berbagai kebutuhan pokok, naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) ditambah adanya pandemi justru membebani rakyat, karena kondisi ekonomi rakyat saat ini makin lesu. Bahkan daya beli masyarakat masih lemah namun kebijakan pemerintah yang tidak pro kepada rakyat.

Keberpihakan pemerintah malah kepada para kapitalis dan rakyat selalu pada posisi marjinal dan terus selalu terhimpit dalam kesulitan. Rakyat hanyalah dijadikan sapi perahan yang harus bersusah payah berjibaku mengumpulkan pundi-pundi rupiah yang wajib disetorkan kepada pemerintah guna membayarkan gaji para aparatur pemerintah berupa pajak yang dari tahun ke tahun yang terus mengalami peningkatan. Rakyat pun terinjak, tapi hidup pejabat malah meningkat. Sungguh Ironis.

Tentunya yang menimpa umat hari ini akibat sistem kapitalisme yang batil dan tidak adanya perlindungan dari negara karena negara hanya bertindak sebagai regulator saja. Bandingkan dengan cara Islam mengatur dan mengatasi kesulitan rakyat dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.

Negara Islam akan memprioritaskan kebutuhan negeri untuk rakyat, menghapus berbagai kebijakan yang menimbulkan madarat bagi rakyat. Rasulullah SAW pun mengingatkan dalam haditsnya bahwa hanya para pemimpin yang punya sifat kasih sayang kepada rakyat dan adil, yang akan selamat di pengadilan Allah SWT.

Dengan kasih sayangnya seorang pemimpin akan memudahkan urusan rakyat, menggembirakan mereka dan tidak menakut-nakuti mereka dengan kekuatan aparat dan hukum. Sikap adil pemimpin ditunjukkan dengan menegakkan syariah Islam di tengah umat. Sebabnya, tidak akan ada keadilan tanpa penerapan dan penegakan syariah Islam. Sadarlah bahwa hukum buatan manusia terbukti sering tumpul kepada kaum kaya dan penguasa, tetapi tajam kepada rakyat jelata.[]


Post a Comment

Previous Post Next Post