Derita Palestina, Khilafah Solusi Tuntas

Oleh : Husna S.Pd 
(Aktivis Muslimah Makassar)

Palestina kembali merasakan bengisnya nya kekejaman zionis Israel dipertengahan bulan Ramadhan. Pasukan Israel tiba-tiba menyerbu kompleks Masjidil Aqsha pada Jum'at (15/04/2022) ketika kaum muslim sedang berkumpul di masjid untuk menjalankan sholat subuh.

Pasukan Zionis dengan tega menyerang kaum muslim di Palestina yang sedang menjalankan ibadah puasa. Korban pun berjatuhan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Mereka syahid di tangan tentara kejam dan tidak beradab. (CNBC Indonesia, 16/4/22)

Sudah 74 tahun berlalu, tetapi nasib Masjidil Aqsha tidak jua menentu. Harus menunggu berapa korban lagi agar negeri itu damai? 

Setengah abad lebih Palestina dalam cengkeraman Israel. Negara bengis itu mencaplok wilayah negeri yang ditaklukkan Shalahuddin al-Ayubi dengan rakus. Setelah mendapat restu dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pada 1948, negara Zionis tersebut “resmi”  berdiri. Sejak saat itulah nasib bumi para nabi menjadi kelabu.

Israel secara besar-besaran melakukan pengusiran terhadap 750.000 warga Palestina. Mereka menduduki 50% wilayah di sana. Namun, ternyata itu belum cukup. Zionis melakukan agresi hingga menyisakan 22% wilayah Palestina, yaitu Tepi Barat dan Gaza. 

Lebih parah lagi, Trump (mantan Presiden AS) telah mengakui Yerussalem sebagai ibu kota Israel dan menyisakan 15% wilayah bagi Palestina.

Melihat kejahatan ini, tidak satu pun negeri muslim yang berani bertindak. Penguasa hanya bersikap hipokrit. Mayoritas hanya mampu mengecam atau menyerukan solusi dua negara. Lebih dari itu, sebatas menjadi penengah untuk melakukan gencatan senjata. Kepedulian kaum muslim atas saudaranya di Palestina terasa kurang karena para pemimpinnya tunduk pada PBB. 

Selain itu, media sosial sepi dari berita mengenai kebrutalan Israel. Media sosial ikut memblokir setiap postingan yang mengabarkan kondisi Palestina atau serangan negara Zionis. Sikap ini membuktikan bahwa media pun tidak banyak memihak Palestina. Wajar saja, kebanyakan, pemilik media besar saat ini bukan muslim ataupun pro Islam, melainkan orang-orang  yang pro Yahudi. Sehingga, dunia menjadi bisu dan buta, mereka acuh akan kebengisan Israel dan membiarkan negeri para Nabi serta Masjidil Aqsha yang suci di serang terus menerus. 

Bahkan sepuluh tahun belakangan ini, penjajah Zionis Israel memperbanyak warganya memasuki Masjidil Aqsha untuk melaksanakan ritual Yahudi. Secara terbuka mereka meyatakan akan membangun Sinagoge ( Nama tempat beribadah orang Yahudi) di dalam masjid, sebagai langkah awal penghancuran seluruh masjid, diganti menjadi kuil.

Butuh Pemimpin yang Taat

Palestina adalah masalah kaum muslim dunia. Dalam sebuah hadis sabda Rasulullah disampaikan bahwa kaum muslim satu dan yang lain ibarat satu tubuh. Jika bagian tubuh satu sakit, tubuh yang lain akan merasakan sakit pula dan sigap menolong serta membantu agar rasa sakit itu hilang.

Hadis ini menjelaskan bahwa kaum muslimin di dunia ini adalah saudara. Jika ada yang sedang terzalimi atau merasakan musibah, maka kewajiban muslim lainnya untuk membantu. Tidak hanya meringankan bebannya, tetapi juga hingga membebaskan mereka dari kezaliman yang ada, termasuk yang dialami muslim Palestina saat ini.

Dalam catatan sejarah, Palestina dua kali diperjuangkan oleh pemimpin kaum muslim yakni Khalifah Umar bin Khattab dan Shalahuddin Al Ayyubi.Hingga akhirnya Palestina menjadi tanah kharajiah, yakni selamanya tanah Palestina milik kaum muslim. Bahkan Khalifah Abdul Hamid II pun mati-matian mempertahankan Palestina.

Namun sayangnya, hal itu tidak lagi terjadi saat ini. Selama pemimpin negeri muslim masih dikuasai AS, merasa tidak berani melangkah dan juga telah melakukan kerja sama dengan Israel . Hal ini membuktikan bahwa ikatan ekonomi jauh lebih penting dari pada ikatan akidah.

Oleh karena itu, kaum muslim dunia memerlukan pemimpin yang tegas dan taat pada syariat, pemimpin yang memahami mana kawan dan lawan, imam yang mengutamakan keselamatan kaum muslim dari pada sekedar kerja sama bilateral. Amir seperti itu hanya dijabat oleh seseorang yang menjadikan akidah Islam sebagai landasan berpikir sekaligus kepemimpinan berpikirnya.

Khilafah solusi Tuntas
   
Sebagaimana zaman sahabat dan generasi setelahnya, Islam yang sempurna hanya diperoleh dalam sistem Pemerintahan Islam (Khilafah).

Dalam catatan sejarah, Palestina dua kali diperjuangkan oleh pemimpin kaum muslim yakni Khalifah Umar bin Khattab dan Shalahuddin Al Ayyubi.Hingga akhirnya Palestina menjadi tanah kharajiah, yakni selamanya tanah Palestina milik kaum muslim.

Satu-satunya negara yang dapat menyaingi dan menghadapi AS hanya negara Islam, yakni yang menjadikan Mabda Islam sebagai landasannya (Khilafah). 
Khilafah akan mengirimkan pasukan untuk membebaskan Palestina dari cengkeraman Israel, termasuk dari pengaruh AS. Khilafah juga akan  berperan sebagai junnah (perisai) agar kaum muslimin Palestina tidak teraniaya lagi.

Khilafah akan menyatukan negeri kaum muslim hingga menjadi negeri adidaya seperti waktu silam. Hanya pada khilafah Palestina mampu menyandarkan harapan. 
Oleh karena itu, yuk saudara muslim sekalian kita bersatu untuk menegakkan khilafah.
Wallahu'alam bisshawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post