Setan Kok Diadopsi?

Oleh: Ade Damayanti

Anggota Komunitas Muslimah Menulis Depok

 

“Aku pernah digangguin sama bonekaku sendiri, pernah dicekik, gak bisa tidur dua malam. Yang galak aku ajak tidur akhirnya jadi nice,” ujar Furi Harun, seorang wanita indigo yang juga penjual spirit doll atau boneka arwah yang dikutip oleh tvOnews.com dari viva.co.id, pada Sabtu, 1 Januari 2022.

Kira-kira apa yang ada dalam benak kita, setelah membaca penggalan cerita Furi di atas? Seram juga ya? Namun saat ini sepertinya zaman kembali ke era jahiliah yakni sebelum Rasulullah SAW membawa risalah Islam di muka bumi ini, tahayul dan kesyirikan dianggap lumrah oleh kalangan masyarakat.

Seperti yang belakangan ini ramai diperbincangkan khususnya di dunia maya, fenomena tren  mengadopsi spirit doll saat ini sedang terjadi di beberapa belahan dunia, termasuk  di Indonesia.  Entah apa yang ada di dalam pikiran mereka yang mengadopsi boneka-boneka itu. Mereka rela mengeluarkan uang jutaan rupiah hanya untuk memelihara boneka.

Kata orang, boneka-boneka tersebut telah diisi dengan arwah anak-anak atau orang yang sudah meninggal dunia. Padahal sejatinya orang yang telah meninggal itu sudah tidak ada urusan lagi dengan dunia yang ditinggalkannya. Allah Azza wa Jalla tempatkan roh orang yang sudah meninggal di tempat yang terhalang dinding yang disebut dengan alam barzakh. Seperti itulah yang terdapat dalam ajaran Islam. Berarti yang merasuki boneka-boneka itu apa dong? Jin? Setan? Makin horor enggak sih dengarnya? Apalagi katanya boneka itu bisa diajak ngobrol dan bisa bergerak sendiri!

Begitu juga, katanya mereka yang mengadopsi spirit doll memperlakukan boneka-boneka tersebut layaknya seorang anak. Bahkan ada yang meyakininya sebagai pembawa keberuntungan.  Parahnya fenomena ini di-endorse oleh beberapa public figure yang mengadopsinya, dan di antara mereka ada yang Muslim.

Sebenarnya bukan masalah bonekanya, tapi bagaimana seseorang memperlakukan boneka tersebut. Sebagaimana yang dikutip dari tvOnews.com, pada Senin (3/1/2022), Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Komisi Dakwah dan Ukhuwah KH Cholil Nafis mengatakan, “Boleh aja (memiliki boneka) tapi jangan ditempatkan atau dipercayakan dengan makhluk halus.”

Dikisahkan dahulu di masa awal pernikahan Rasulullah SAW dengan Ibunda Aisyah ra, pernah suatu waktu Rasulullah SAW memergoki Ibunda Aisyah sedang bersama boneka miliknya, dan Rasulullah SAW mendiamkannya. Maka, hukum asal memiliki boneka dalam Islam dibolehkan atau mubah selama masih dalam batas-batas syariat.

Namun yang terjadi dalam fenomena spirit doll saat ini sudah melampaui yang syariat tentukan.  Para penjual dan pengadopsi boneka arwah ini, sadarkah dengan apa yang dilakukannya? Sebenarnya mereka itu sakit, tapi yang sakit bukan fisiknya melainkan hati, akal dan akidahnya. Sangatlah berbahaya. Sudah separah itukah kondisi umat saat ini?

Tak hanya kezaliman yang menjamur tapi juga kefasikan, ketika kemaksiatan kepada Allah SWT dipertontonkan, dijadikan konsumsi publik. Bukankah spirit doll itu berarti melibatkan jin atau bahkan setan? Sejatinya Allah SWT telah memberi larangan pada kita untuk tidak berhubungan atau bahkan meminta bantuan pada makhluk yang  Allah ciptakan dari api tersebut.

Potensi bahaya ini dapat kita pahami dari hadits Qudsi yang Allah SWT sampaikan melalui Rasulullah SAW. “Dan sesungguhnya Aku telah menciptakan hamba-hamba-Ku semua dalam keadaan hanif/lurus, dan sungguh mereka lalu didatangi oleh setan-setan yang menjauhkan mereka dari agama mereka, mengharamkan apa yang telah Aku halalkan, dan memerintahkan mereka untuk menyekutukan-Ku dengan hal-hal yang tidak pernah Aku wahyukan kepada mereka sedikit pun” (HR Muslim).

Dalil lain tentang larangan berhubungan dengan jin sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an surah al-Jinn ayat 6 yang artinya, "Dan sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki dari kalangan manusia yang meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari jin, tetapi mereka (jin) menjadikan mereka (manusia) bertambah sesat."

Maksud ayat di atas, sebagaimana yang dikutif dari Tafsir Kementerian Agama yakni jin mengatakan, sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki dari kalangan manusia di antaranya adalah tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam masyarakatnya yang meminta perlindungan kepada beberapa tokoh laki-laki dari jin, tapi mereka (jin) menjadikan mereka (manusia) bertambah sesat.

Dari dalil di atas menegaskan ketika melakukan hubungan dengan jin berpeluang merusak keimanan kita kepada Allah yaitu jatuh kepada perbuatan syirik. Kemampuan jin melihat kita dan ketidakmampuan kita melihat jin berpotensi kita berada pada posisi yang lebih lemah, sehingga jin kafir sangat mungkin memperdaya kita agar bermaksiat kepada Allah SWT.

Termasuk di dalamnya fenomena spirit doll ini. Sejatinya tidak ada manusia yang dapat menundukkan jin sepenuhnya (taat sepenuhnya tanpa syarat) selain Nabi Sulaiman as. Sebagaimana  doa Nabi Sulaiman as yang diabadikan dalam Qur’an surah Shad ayat 35 yang artinya “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pemberi.”

Jika berhubungan dengan jin tidak mungkin dilakukan kecuali jika jin itu menghendakinya. Biasanya jin baru bersedia apabila manusia memenuhi syarat-syarat tertentu. Dapat dipastikan akan menggiring manusia masuk ke dalam kemaksiatan, kesyirikan bahkan kekufuran yang mengeluarkannya dari ajaran Islam. Na’udzubillah tsumma na’udzubillah.

Semoga siapa pun yang telah terjerumus dalam kesyirikan ini bisa segera bertaubat. Daripada harta dihabiskan untuk hal yang mengandung keharaman lebih baik perbanyak lagi membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan. Sayangi dan santuni mereka, insya Allah itu mendatangkan keberkahan.

Lagipula, hari gini setan kok diadopsi dan diperjualbelikan? Lucu juga sih. Kalau di dunia manusia ada istilah human trafficking, kira-kira jual beli jin termasuk trafficking juga bukan, ya? Jin trafficking? Di dunia jin adakah pasal yang mengaturnya? He … he … he ….[]

Post a Comment

Previous Post Next Post