Risalah Akhir Tahun 2021: Moderasi Beragama Bukan Solusi, Islam Kafah Solusi Hakiki



Oleh Yusseva, S.Farm.

Perang antara al-haq dan al-bathil, pasti akan terus terjadi. Kebatilan bisa jadi akan menguasai manusia, sebagaimana yang terjadi saat ini. Di mana banyak publik figur yang  menyuarakan pemikiran-pemikiran ‘nyeleneh’ dan logika-logika sesat tentang Islam bahkan menyerang ajaran Islam. Misalnya saja, ada yang mengatakan semua agama sama, Islam bukan agama yang sempurna, Tuhan bukan orang Arab, salat lima waktu tidak wajib, dan lain-lain.

Semua ini tak jauh dari program yang sedang berjalan yakni “Pengarus Utamaan Moderasi Beragam (MB)”. MB telah masuk sebagai salah satu program penting dalam Rencana Pembanguan Jangka Menengah (RPJMP) 2020-2024, yaitu dalam agenda Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan. Revolusi mental penting untuk mengubah cara pandang, sikap, dan perilaku yang berorientasi pada kemajuan dan kemodernan. Revolusi mental terlaksana secara terpadu, baik dalam sistem pendidikan, tata kelola pemerintahan, juga sistem sosial yang terwujud dengan memperkuat moderasi beragama. 

Maka seluruh kementerian harus menjadikan MB mempengaruhi kebijakannya. Pengesahan Perpres 7/2021 tentang Rencana Aksi Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme (RAN-PE) Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme Tahun 2020—2024, keluarnya SKB Tiga Menteri Yang Melarang Seragam Sekolah berdasar agama tertentu atau keluarnya Permendikbud nomor 30/2021 tentang PPKS adalah diantaranya.

Alih-alih menyelesaikan persoalan lama, rakyat justru makin khawatir akan banyak persoalan baru bermunculan. Kekerasan terhadap perempuan dan anak, perburuhan, korupsi, kenaikan bahan pokok menjelang nataru dan lebaran, dan lainnya adalah persoalan lama yang sampai saat ini belum ada solusinya. Namun anehnya rakyat malah dicekoki dengan paham moderasi beragama yang sejatinya memecah belah umat beragama dan menghalangi terwujudnya persatuan umat.

Moderasi beragama akan terus menyelusup ke setiap relung kehidupan umat. Inilah strategi terakhir Barat untuk menghancurkan Islam dan kaum Muslim setelah Barat tidak meraih kemenangan melalui peperangan militer. Kaum Muslim yang tidak memiliki kesadaran politik akan tertipu dan terperangkap dalam fatamorgana kebebasan Barat yang melenakan bahkan menjadikan umat menyiapkan sendiri kuburan kehancuran di bawah kaki penjajah Barat.

Meskipun demikian, kaum Muslim harus yakin bahwa kebathilan tak akan berlangsung lama. Secara sunatullah, kebenaran (al-haq) itulah yang akan menang kebathilan pasti lenyap dan kebenaran akan tegak. Karena hal ini merupakan janji Allah Swt. dalam firmannya :
“Sebenarnya Kami melontarkan yang hak kepada yang batil lalu yang hak itu menghancurkannya, maka dengan serta merta yang batil itu lenyap. Dan kecelakaanlah bagimu disebabkan kamu menyifati (Allah dengan sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya)”. (TQS al-Anbiya [21] : 18)

Dari pemahaman tafsir Ibnu Katsir terhadap ayat tersebut, maka jelaslah bahwa syarat hancurnya kebatilan adalah dengan menjelaskan kebenaran kepada umat manusia. Demikianlah yang dilakukan dan dicontohkan oleh Nabi Muhamad saw. ketika beliau diutus untuk menyampaikan risalah Islam.

Oleh karena itu, sebagai pengemban Islam dan pelaku perubahan, kita memiliki tanggung jawab mendampingi dan melindungi umat dari kesalahan dan dampak negatif program ini. Sekaligus kita menggambarkan Islam dan cara beragama yang benar sesuai tuntunan wahyu.

Ini juga salah satu sarana menghadirkan kesadaran lebih terhadap Islam kafah dan sistem kilafah yang mampu menjadi jawaban atas segala karut marut persoalan hari ini dan mendorong umat memperjuangkan tegaknya khilafah bersama kita.

Kehadiran khilafah Islamiyyah yang kedua ini diyakini akan mampu menuntaskan persoalan multidimensi  karena Khilafah mendapat jaminan dari Allah Swt. akan mampu merealisasikan tujuan bernegara, yaitu terwujudnya umat yang sejahtera.

Khilafah merupakan kepemimpinan umum kaum Muslim yang menerapkan syariat Islam secara kafah dan mengemban dakwah ke seluruh alam. Sistem ini secara empiris pernah menaungi umat Islam bahkan nonmuslim selama belasan abad. Di masa itu, umat Islam pun mampu tampil sebagai umat terbaik, memimpin peradaban cemerlang sekaligus menebar rahmat ke seluruh dunia.

Wallahu a'lam bisshawab

Post a Comment

Previous Post Next Post