Mengganti Pekerja Dengan Robot Bukan Solusi

Oleh: Sumisih


Manusia makhluk yang diciptakan Allah dengan segala kesempurnaanya. Di berikan akal dab segala kebutuhannya di cukupi oleh Allah dengan segala Aturan, yaitu syariat Allah yang terdapat di dalam Al-Quran dan Sunah.Artinya manusia mampu menyelesaikan segala masalah jikalau kehidupan di dunia ini taat dan patuh dengan Aturan-Nya.

Ramai dibahas rencana pemerintah hendaj menggantikan PNS (pegawai negri sipil) dengan robot kecerdasan buatan. Hal ini dilakukan dalam rangka percepatan reformasi birokrasi di era kemajuan teknologi yang sedang berlangsung saat ini. Jadi PNS akan digantikan robot, ke depanya pemerintah akan menggunakan digital untuk meningkatkan pelayanan kepada publik. Jumlah PNS tidak gemuk dan akan dikurangi secara bertahap kata kepala Biro Hubungan Masyarakat Hukum dan Kerja sama Badan Kepegawean Negara(BKN)Satya Pratama. Dilansir oleh Detik.Com,Jakarta, Minggu(28/11/2021).

Kebijakan yang di terapkan hari ini kalau kita kaji bahwa sistem kapitalis tidak ada mensejahterakan setiap individu atau masyarakat baik terciptanya keamanan, ketenangan, stabilitas dan ketinggian peradapan semua masih jauh dari harapan.

Mungkin akan banyak persoalan yang bakal muncul kalau pemerintah mengambil kebijakan yang berstandar Tren Global dan modren.Tentu akibatnya pengangguran akan meningkat yang akan diiringi kejahatan dan kriminalitas akibat tidak terpenuhinya urusan perut, berakibat nekat melakukan kejahatan. Akibat desakan kebutuhan pemenuhan rasa lapar. Makin tinggi angka kemiskinan dan kelaparan juga akan berpengaruh terhadap kesehatan. Karena tidak tercukupi  gizi di tubuh, imun tubuh berkurang peluangnya terserang penyakit. Kesejahteraan tidak tercapai rakyatlah yang menjadi korban.
Jika banyak PNS yang di gantikan robot. Sudah pasti angka pengangguran akan bertambah. PerAgustus2021 Badan Pusat Statistik( BPS) mencatat jumlah  pengangguran di Indonesia sebanyak 91,1 juta orang. Makin banyak persoalan baru muncul kalau pemerintah mengambil kebijakan dengan bersandar pada Tren Global dan ingin di nilai modren. Kemajuan bangsa semestinya tidak diukur dengan sekadar pencapaian fisik dan kemajuan teknologi yang digunakan. Semestinya menggunakan ukuran dasar sebagaimana di rekomendasikan Islam berupa tercapainya tujuan bernegara yaitu mensejahterakan setiap individu dan masyarakat terciptanya keamanan dan meningginya peradapan.
Sistem kapitalis mengajarkan bahwa materi segalanya. Sehingga kesejahteraan di ukur dari kepemilikan barang mewah, semakin banyak barang mewah di miliki maka dianggap kesejahteraan tinggi. Sejarah keilmuan sebenarnya banyak terinspirasi dari Dunia Islam. Bahkan dengan sengaja realitas ini di kaburkan dan di kuburkan oleh penemuan keilmuan yang berbasis keserakahan. Kekuatan politik pangkal sebabnya.
Perkembangan keilmuan dunia Islam jelas berdasarkan keimanan Kepada Allah. Bahkan dalam rangka menguasai dunia. Pada masa kedudukan Islam, kedudukan agama sangat tinggi, maka selalu didakwahkan di seluruh dunia, sejarah membuktikan 1300 tahun abad keemasan Islam dan peradapanya . 

Kemajuan Islam dulu tidak terlepas dari peran serta Ilmuan Islam. Peran ini terinspirasi Firman Allah SWT, untuk mempergunakan akalnya, Islam dan segala Aturannya. Yang mana hari ini ditinggalkan manusia, akibatnya dunia Islam tertinggal dan kehilangan daya saing. Motivasi keilmuan di dominasi keinginan materi ( kapitalis). Karena manusia lebih di hargai jika ekonominya bagus.

Tujuan akhir dari pembangunan ekonomi adalah menyiapkan kesejahteraan hidup dan di iringi kemajuan ekonomi. Sekarang mengalami pergeseran di mana konsep kesejahteraan lebih memasukkan kosep- konsep pembangunan yang mensejahterakan aspek sosial dan aspek pelestarian lingkungan. Maka konsep sejahtera saat ini adalah bagaimana menciptakan masyarakat yang terjamin secara finansial maupun secara sosial dan tetap menjaga kelestarian lingkungan .

Berbeda dengan konsep Islam, kesejahteraan yang jauh lebih baik di bandingkan konsep ekonomis barat. Dari masa Rasulullah SAW sampai Khalifah berikutnya.
Kesejahteraan dalam pandangan Islam bukan hanya di nilai dengan ukuran materi saja. Tapi di nilai dengan kebutuhan spritual, terpeliharanya nilai-nilai moral terwujudnya keharmonisan sosial.

Masyarakat di katakan sejahtera dalam pandangan Islam yaitu terpenuhinya pertama kebutuhan pokok setiap individu, pangan, sandang, papan, pendidikan maupun kesehatan. Kedua  terjaga dan terlindunginya agama, harta, jiwa, akal dan kehormatan manusia.
Sistem hukum juga berjalan sesuai dengan perintah Allah baik politik, budaya, dan sosial.

Hanya diterapkan Islam beserta hukum- hukum Syara' secara keseluruhan maka masyarakat akan sejahtera. Karena aturan itu bukan berasal dari akal manusia tapi dari sang Khaliq.

Wallahu a'alam bishshawab

Post a Comment

Previous Post Next Post