Bahaya Childfree bagi Keberlangsungan Hidup Manusia

Oleh: Leni

Ibu Rumah Tangga/Anggota Komunitas Muslimah Menulis Depok

 

Ide childfree sedang ramai jadi perbincangan di sosial media. Berawal dari dua orang artis yang mengaku memilih childfree alias enggan memiliki anak setelah menikah baik anak biologis, anak tiri, atau anak angkat. Ada beberapa alasan  kenapa banyak pasangan yang memilih untuk childfree, di antaranya tidak siap menjadi orang tua, trauma masa lalu, faktor ekonomi, faktor lingkungan, atau faktor fisik diri sendiri maupun pasangan.

Sebenarnya, childfree bukanlah ide yang baru, karena ide ini sendiri sudah ada sejak akhir abad 20 di Inggris. Munculnya ide ini akibat dari penerapan sistem liberalisme yang berasaskan sekularisme. Dalam sekularisme (pemisahan urusan agama dari kehidupan), manusia bebas dalam menentukan pilihan hidupnya termasuk dalam tidak ingin memiliki keturunan. Sayangnya ide ini tidak hanya cukup disimpan dalam wilayah pribadi, tapi dikampanyekan para pengembanya di tengah masyarakat.

Akhirnya menjadikan  pro dan kontra  di tengah masyarakat, sehingga childfree pun semakin viral . Banyak juga yang mendukung ide ini bahkan mendeklarasikan diri sebagai penganut childfree. Namun, lebih banyak yang tidak setuju dan menolaknya.

Tentu saja, masyarakat  harus menolak ide ini karena tidak sesuai dengan fitrah seorang perempuan. Fitrah perempuan sebagai sosok seorang ibu dan menyukai anak, tidak bisa dihilangkan. Tapi,  pandangan hidup kapitalisme bagaikan monster yang menghantui pikiran perempuan, membuat perempuan mempunyai  berbagai ketakutan dan kecemasan. Mereka  takut tidak bisa memberikan yang terbaik untuk anak, takut karier terhenti karena punya anak atau kecemasan dalam masalah ekonomi. Hal ini  karena tujuan hidup mereka bukan untuk mendapat ridha Allah, tapi pandangan kapitalisme untuk mencari keuntungan materi.

Begitu pun juga mereka dihantui rasa ketakutan secara fisik, takut badan melar karena hamil, perut bergelambir setelah melahirkan, takut tidak terlihat seksi, cemas dengan stretchmark yang  mengganggu penampilan hingga menurunkan rasa percaya diri , tidak bisa bebas pergi ke mana saja, repot bawa-bawa anak dan lain sebagainya. Hal itu seakan-akan menjadi mimpi buruk bagi para perempuan, yang mana kebahagiaan bagi mereka adalah terpenuhinya kebutuhan jasmani.

Di samping itu dari segi kesehatan, jika perempuan mengadopsi ide childfree akan mempunyai risiko biologis baginya. Menurut penelitian, dimungkinkan perempuan tanpa anak berisiko mempunyai kesehatan buruk di kemudian hari. Mereka memiliki risiko terkena kanker payudara. Namun, ketika seorang perempuan hamil dan menyusui, risiko terkena kanker payudara akan berkurang karena adanya perubahan hormonal selama menjalani kedua fase tersebut.

Dengan demikian, jelaslah ide childfree bukanlah lahir dari akal sehat manusia, tapi hanya lahir dari sifat childish yang dialami oleh perempuan. Perempuan belum dewasa yang tidak siap dengan berbagai tanggung jawabnya ketika memiliki anak. Sehingga mengambil ide yang menyimpang dari fitrahnya.

Sedangkan, dalam pandangan Islam,  childfree ini dapat merusak akidah karena memutus keyakinan rezeki itu dari Allah dan sudah dijamin.  Allah SWT berfirman dalam Qur’an surah Hud ayat 6 yang artinya, “Dan tidak satu pun makhluk yang bergerak di bumi melainkan dijamin Allah rezekinya.”   

Ayat di atas memastikan rezeki dari Allah SWT pada makhluk-Nya adalah jaminan yang pasti. Maka sebagai makhluknya yang istimewa, selayaknya manusia hanya yakin dan percaya bahwa Allah SWT Maha Kaya. Maka, manusia tidak dibenarkan memilih childfree karena alasan ekonomi.

Tak hanya itu, bahaya childfree bagi peradaban manusia seperti genosida yang akan membuat manusia menjadi punah secara perlahan. Sehingga, jumlah Muslim akan berkurang bahkan punah karena karena menganut ide ini. Lalu, siapakah akan menyukai hal ini terjadi? Tentu saja, musuh Islam lebih bahagia jika ini terjadi. Mereka tidak butuh pistol atau granat untuk menghabisi umat Muslim. Cukup dengan melempar ide busuk childfree di tengah masyarakat lewat para intelektual, maka masa depan umat Muslim akan musnah.

Memiliki anak memang bukan suatu kewajiban, namun  Islam sangat menganjurkan bagi pasangan yang sehat dan tidak ada udzur syar’i untuk memiliki anak karena terdapat unsur ibadah, bukan hanya sekadar hal lumrah yang biasa dilakukan oleh perempuan, anak adalah investasi dunia juga akhirat.

Oleh karena itu, perempuan sudah selayaknya tidak mengambil ide tersebut dan membuangnya ke tempat sampah. Perempuan harus membekali dirinya dengan ilmu agama untuk mengetahui hakikat tujuan dari penciptaanya di muka bumi. Tak hanya itu, perempuan juga turut aktif di tengah masyarakat dengan mendakwah Islam agar tak ada lagi keluarga yang terjerumus dengan ide kebebasan yang berlawanan dengan fitrahnya. 

Di samping itu, negara harus turut serta dalam menjaga akidah umat agar ide Barat ini tidak diambil oleh perempuan, di antaranya : Pertama, negara harus menjamin kesejahteraan masyarakat dengan membuka lapangan pekerjaan untuk kaum pria. Sehingga tidak ada kekhawatiran tentang kemiskinan.

Kedua, negara harus mengontrol media termasuk melarang ide di luar Islam, masuk ke dalam negeri. Ketiga, negara juga menjamin sistem pendidikan sesuai dengan Islam dengan penanaman akidah dasar yang kokoh sebagai benteng pertahanan yang akan menjaga anak kaum Muslimin dari ide merusak.

Semua itu dapat diwujudkan dalam negara yang menerapkan Islam secara kaffah.  Islam sebagai agama yang sesuai fitrah manusia dan mampu menyelesaikan semua problematika kehidupan manusia.[]

Post a Comment

Previous Post Next Post