PENTINGNYA MUHASABAH DI TENGAH PANDEMI


Oleh: Sifa Rabania

Siapa pun akan bilang pandemi Covid-19 kian hari makin mencemaskan. Pasalnya, jumlah warga terpapar rata-rata di atas 20 ribu kasus perhari. Sejumlah Rumah sakit-Rumah Sakit dilaporkan kolaps. Pasien semakin bertumpuk. Bahkan, saking penuhnya tak lagi mampu menampung pasien-pasien yang saling berdatangan. Pada akhirnya, Tenaga kesehatan semakin kewalahan dan kelelahan. Sebagian ikut jatuh sakit. Sebagian lagi wafat.

Begitu juga nasib warga yang menjalani isolasi mandiri di rumah juga memprihatinkan. Tak sedikit juga akhirnya warga meninggal. Pasalnya, tak ada perawatan yang memadai untuk mereka. Tak kalah mencemaskan. Terjadi juga antrian di pemakaman dengan protokol Covid-19. Banyak kekurangan peti jenazah. Sehingga beberapa Pemda harus menambah lahan pemakaman baru untuk memakamkan warga korban Covid-19 yang terus bertambah. 

Bagi kaum Mukmin, setiap musibah harus dihadapi dengan keimanan. Kenapa demikian?Tentu agar tidak muncul persepsi dan sikap yang keliru. Lalu sikap yang seperti apa yang harus dimiliki oleh seorang muslim?jawabannya, tentu seorang Muslim wajib mengimani bahwa tak ada satu pun musibah yang dia alami melainkan atas kehendak Allah SWT. Semua makhluk yang ada di alam semesta tunduk pada perintah Allah SWT. Termasuk berbagai makhluk seperti virus atau bakteri penyebab wabah penyakit. Semua tunduk pada kekuasaan-Nya. Maka tidak sepatutnya kita menolak akan kehendakNya.

Seorang hamba akan mengakui kebesaran dan kekuasaan Allah SWT. Dia pun akan menyadari kelemahannya sebagai mahluk. Ketika manusia membanggakan kecanggihan teknologi kedokteran, farmasi dan sebagainya, ternyata akan sampai pada satu realita bahwa manusia tak sanggup mengalahkan kekuasaan Allah SWT. Bahkan menghadapi makhluk kecil seperti virus saja, dunia nyaris lumpuh. Benarlah firman Allah SWT:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلًا مَا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا فَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ...

Sungguh Allah tidak segan membuat perumpamaan seekor nyamuk atau yang lebih kecil dari itu. Adapun orang-orang yang beriman tahu bahwa itu kebenaran dari Tuhan mereka (TQS al-Baqarah [2]: 26).

Bukan hal itu saja, Seorang Mukmin wajib juga memahami bahwa sepanjang kehidupan di dunia dia akan selalu mendapatkan berbagai ujian. Allah SWT berfirman:

لَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

Kami pasti akan menguji kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan serta kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar (TQS al-Baqarah [2]: 155).
Oleh karena itu, Umat wajib muhasabah atas kemungkinan dosa-dosa yang dilakukan yang menyebabkan datangnya musibah. Terkadang Allah SWT mengingatkan kita dengan beragam bencana datang justru karena ulah manusia sendiri, tujuannya agar manusia merasakan akibat dari perbuatannya itu, dengan harapan manusia itu mau kembali ke jalan yang benar:
Musibah apa saja yang menimpa kalian adalah akibat perbuatan kalian sendiri. Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahan kalian) (TQS asy-Syura [42]: 30).

Bila dilihat-lihat, Beragam tindak kezaliman nyatanya seperti tak pernah berakhir. Bagaimana ulama divonis berat dengan tuduhan melanggar aturan prokes, sementara pejabat negara yang melanggar prokes lolos begitu saja. Ada juga aparat penegak hukum yang kongkalikong dengan koruptor justru diberi potongan hukum amat besar. Sangat jelas, hukum peradilan tajam ke bawah, tumpul ke atas. Yang salah dibenarkan, yang benar disalahkan.

Karena itu, selain berikhtiar mengerahkan kemampuan teknologi kedokteran dan obat-obatan, kaum Muslim harus melakukan tawbat[an] nasuha. Yaitu kembali kepada Allah dengan menaati semua aturan-Nya. Mereka harus menjadikan agama Allah sebagai petunjuk. Tidak memusuhi Islam serta ajaran-ajarannya. Juga, tidak menuduh al-Quran dan syariah Islam sebagai ancaman. 

Berikutnya, umat harus menyadari bahwa mereka seperti itu karena mereka tidak memiliki kepemimpinan yang serius me-riayah (mengurus) urusan mereka. Meledaknya pandemi kali ini adalah rangkaian ketidakseriusan Pemerintah menangani wabah. Kebijakan-kebijakan yang diberlakukan inkonsisten. Pemerintah tidak mau menerapkan prokes dengan ketat di tengah masyarakat. Pemerintah pun tidak mau menjamin kehidupan warga agar tidak beraktivitas di luar rumah. 

Disinilah Umat membutuhkan pemimpin yang benar-benar mau mengurus mereka dan melindungi mereka dari bencana. Pemimpin ini tentu yang mengurusi umat dengan syariah Islam; yang menanamkan iman dan takwa kepada warga sehingga mereka menjaga diri dari berbagai tindakan madarat, taat pada protokol kesehatan; serta yang memberikan pelayanan kesehatan sebaik-baiknya, termasuk menghindarkan negeri dari sumber penyakit.

Doa kita semua, Semoga Allah SWT segera mengangkat wabah ini dari tengah-tengah umat dan negeri-negeri Muslim. Dan Semoga Allah SWT menyegerakan tegaknya kepemimpinan Islam yang melayani umat dengan syariah Islam dalam naungan Khilafah ar-Rasyidah sesuai dengan metode kenabian, Aamiin
Wallahu ‘alam bi showwab.

Post a Comment

Previous Post Next Post