Cukupkah Doa Bersama Menjadi Solusi Pandemi?



Oleh : Nani Salna Rosa
(Ibu Rumah Tangga dan Aktivis Dakwah)


Karena mutasi yang begitu cepat, keganasan Covid-19 kian meningkat. Kasus harian nasional di Indonesia terus menembus rekor tertinggi. Hal ini membuat salah satu pejabat memberi imbauan untuk melaksanakan doa bersama. 

Seperti yang dikutip dalam detiknews.com (4/7/2021), Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengirimkan surat resmi kepada kepala desa, pendamping desa dan warga desa untuk menggelar doa bersama. Dalam surat resmi tersebut, Halim mengimbau agar seluruh pihak melakukan doa bersama sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Adapun doa ini dilakukan guna menyikapi kondisi melonjaknya angka Covid-19 di Indonesia.

"Doa bersama dilakukan bersama keluarga di rumah masing-masing," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (3/7/2021).

Halim berharap doa bersama dapat digelar secara rutin yang dimulai serentak pada hari ini pukul 18.00 waktu setempat di kediaman masing-masing.

"Dalam doa memohon kepada Allah Swt. dan Tuhan yang Maha Esa agar pemimpin dan seluruh warga negara Indonesia diberikan kesehatan, keselamatan, dan perlindungan dari wabah Covid-19," katanya.

Halim pun mengimbau kepada seluruh pihak untuk berdoa agar kuat dan tabah menghadapi pandemi ini. Selain itu, mereka juga diimbau untuk mendoakan pemimpin dan masyarakat Indonesia agar dapat saling membantu dan menguatkan, serta bergotong royong dalam menangani pandemi Covid-19.

"Doa bersama agar bangsa Indonesia dibebaskan dari pandemi Covid-19," kata Halim.

Inilah realita yang dihasilkan dari sistem sekuler. Sistem yang membuat kaum muslimin memisahkan agama dari kehidupan. Namun, dengan adanya imbauan untuk doa bersama, membuktikan bahwa manusia sejatinya butuh pertolongan Allah Swt. dalam menghadapi pandemi. 

Menggelar doa bersama memang salah satu bentuk ikhtiar. Seperti hadis yang di sampaikan oleh Rasulullah Saw. :
"Tidak ada yang dapat menolak takdir (ketentuan) Allah Ta'ala selain doa. Dan tidak ada yang dapat menambahkan (memperpanjang) umur seseorang selain (perbuatan) baik." (HR.Tirmidzi 2065)

Namun seyogyanya, jangan hanya berhenti pada aspek berdoa saja. Tetapi, seluruh pejabat juga masyarakat harusnya melakukan taubatan nasuha dan dibarengi dengan kepatuhan semua kalangan dalam berikhtiar. Terutama bagi para penguasa sebagai pengambil kebijakan.

Penguasa adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggungjawabannya kelak di akhirat. Maka, seharusnya pemimpin juga berikhtiar dan berdoa dengan sungguh-sungguh agar selalu diberikan petunjuk oleh Allah Swt.

Bila benar membutuhkan pertolongan Allah Swt., seharusnya kembali ke hukum Allah Swt. secara kaffah. Bukan hanya upaya individual saja, tapi juga secara struktural oleh negara.

Adapun kondisi ini hanya dapat tercipta bila kaum muslimin hidup dalam naungan Khilafah Islamiyyah.

Wallahu'alam bishshawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post