DIBALIK KONTROVERSI THE KING OF LIP SERVICE

Oleh. Lina Ummu Dzakirah

Baru-baru  ini jagat media sosial dibuat penasaran dengan istilah "the king of lip service" yang menjadi trending. Istilah ini diunggah oleh BEM UI di akun Twitter-nya. Pasalnya BEM UI belakangan ini menjadi sorotan usai mengunggah kritikan kepada Presiden Jokowi melalui sebuah gambar yang cukup kontroversial. Dari sejumlah foto yang diunggah, ada satu foto yang cukup menarik perhatian warganet dan membuat banyak warganet penasaran dengan arti kata "The King of Lip Service". Jika diterjemahkan menggunakan Google Translate, arti The King of Lip Service memiliki makna “raja layanan bibir”. Namun, yang dikutip dari Pikiran Rakyat, BEM UI memberikan penjelasan bahwa arti kata tersebut ditujukan kepada orang-orang yang hanya ramah di mulut saja. Selama ini Presiden Jokowi seringkali mengobral janji-janjinya, namun tidak selaras dengan realitas. 

Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia mengukuhkan Presiden Joko Widodo menjadi The King of Lip Service melalui postingan mereka di Twitter resmi BEM UI. Unggahan tersebut menyulut polemik politik sejak kemarin hingga siang ini. Menurut pendapat yang disampaikan Direktur Political and Public Policy Studies Jerry Massie, narasi yang dilontarkan BEM UI sebaiknya ditanggapi sebagai kritik membangun dan tidak perlu berlebihan merespons aksi mereka. Setelah BEM UI mengunggah poster bertuliskan The King of Lip Service, mereka dipanggil rektorat dan kemudian bergulir menjadi isu politik panas.

"Mereka generasi muda yang perlu dibina dan dituntun. Ada alasan barangkali sehingga BEM menyebut hal demikian," kata Jerry kepada Suara.com, Senin (28/6/2021).
Jerry menyarankan, terutama kepada Kepala Negara, untuk tidak serius menanggapi permasalahan tersebut, sebaliknya merespons dengan kebijaksanaan. (Suara.com, 28/6/2021).

"Satu tindakan lebih berharga dari 1.000 janji". Begitu mudahnya dalam sistem kapitalisme ini pemguasa mengobral janji-janji manisnya. Tak dapat dipungkiri bahwa faktanya penguasa beberapa waktu lalu mengeluarkan pernyataan soal hukuman mati bagi koruptor, namun berkebalikan dengan grasi yang diberikan kepada para koruptor. Sehingga pantas saja jika Indonesia peringkat 3 negara terkorup di Asia, di bawah India dan Kamboja.

Pertanyaan lain penguasa pada Maret 2021 yang menggaungkan benci terhadap produk asing. Realitanya, seruan tersebut bertolak belakang dengan kebijakan pemerintah yang berencana mengimpor beras, begitu pula impor garam. Sedangkan kuota impor garam di tahun 2021 sebanyak 3 juta ton, lebih tinggi dari kuota impor garam pada 2020 yang sebanyak 2,9 juta ton. Begitu pula impor bawang putih 76.568 ton bawang putih impor masuk Indonesia. Padahal kita ini penghasil bawang putih terbesar.

Kapitalisme Biang Kerok The King of Lip Service

Seorang sudah seharusnya memegang janji dan komitmennya. Apa yang disampaikan harus selaras juga dengan perbuatannya. Jika apa yang disampaikan berbeda dengan tindakannya, ini adalah bagian lip service. Jadi wajar jika rakyat sudah mulai gerah menghadapi tingkah para penguasa kapitalisme saat ini. Kapitalisme telah menjadikan mereka mengingkari janjinya. Sebab bagi mereka janji yang mereka ucapkan hanya pemanis untuk mendapatkan simpati dan kekuasaan dari rakyatnya.

Berbeda jauh dengan kedudukan janji di dalam Islam. Janji di dalam Islam adalah hutang yang harus ditepati. Penguasa yang memahami tanggung jawabnya tentu akan sangat berhati-hati dalam semua tindakan, kebijakan dan ucapannya. Dia tidak akan mudah menebar harapan dan janji. Sebab dia tahu semua itu harus dia pertanggungjawabkan di akhirat, di hadapan Allah SWT.

Dalam Islam, penguasa diamanahi berbagai urusan dan kemaslahatan rakyat. Dia akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat nanti  atas amanah yang dia emban dalam pengurusan berbagai urusan rakyat. Penguasa yang memahami tanggung jawabnya tentu akan sangat berhati-hati dalam semua tindakan, kebijakan dan ucapannya. Dia tidak akan mudah menebar harapan dan janji. Sebab dia tahu semua itu harus dia pertanggungjawabkan di akhirat, di hadapan Allah SWT. Dia sadar kalau dia menjanjikan sesuatu tetapi tidak ditepati, pasti dia akan sengsara di akhirat. Jika dia menjanjikan akan melakukan sesuatu, namun nyatanya tidak dia lakukan, atau menjanjikan tidak akan melakukan sesuatu, tetapi justru dia lakukan, niscaya dia tidak akan luput dari ancaman Allah SWT. Rasulullah saw bersabda:

«Ù…َا Ù…ِÙ†ْ عَبْدٍ ÙŠَسْتَرْعِÙŠْÙ‡ِ اللَّÙ‡ُ رَعِÙŠَّØ©ً ÙŠَÙ…ُÙˆْتُ ÙŠَÙˆْÙ…َ ÙŠَÙ…ُÙˆْتُ ÙˆَÙ‡ُÙˆَ غَاشٍّ Ù„ِرَعِÙŠَّتِÙ‡ِ Ø¥ِÙ„َّا Ø­َرَّÙ…َ اللَّÙ‡ُ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِ الْجَÙ†َّØ©َ»

Tidaklah seorang hamba, yang Allah minta untuk mengurus rakyat, mati pada hari di mana dia menipu (mengelabui) rakyatnya, kecuali Allah mengharamkan bagi dia surga (HR al-Bukhari dan Muslim).

Jelas, semua janji di atas dari puluhan janji penguasa adalah janji palsu karena jelas tak terbukti. Semuanya lebih layak disebut janji bohong atau bahkan kata "The King of Lip Service" layak disematkan kepada para penguasa dalam sistem kapitalisme. Selayaknya, itu sudah cukup membuat rakyat tidak lagi mau terus dikibuli. Tentu konyol jika sudah begitu rupa masih saja ada yang setia mempercayai apalagi mendukung dan menolong pemimpin dalam kebohongan itu. 

Wahai kaum muslimin, sudah saatnya kita kembali berhukum pada Syariah Islam. Memperjuangkan kehidupan di bawah naungan Khilafah Islamiyyah yang menerapkan Islam. Sebab,  hanya dengan penerapan Syariah Islam akan lahir pemimpin yang shalih dan adil.  Wallahu a'lam bish shawab []

Post a Comment

Previous Post Next Post