Dalam Sistem Kapitalis, Gitaris Pun Jadi Komisaris

 



Oleh Yanti Nurhayati, S.IP.
(Ibu Rumah Tangga dan Aktivis Dakwah)


PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, biasa disebut Telkom Indonesia atau Telkom saja adalah perusahaan informasi dan komunikasi, serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap di Indonesia. Telkom mengklaim sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, dengan jumlah pelanggan telepon tetap sebanyak 15 juta dan pelanggan telepon seluler sebanyak 104 juta.

Suatu perusahaan menjadi besar, tentunya karena ditunjang dengan karyawan yang memiliki kompeten di bidangnya. 
Karyawan menjadi aset terpenting dan dapat diibaratkan sebagai kunci kesuksesan sebuah perusahaan. Dapat dibayangkan, bagaimana kondisi perusahaan jika karyawan yang ada adalah karyawan yang kurang kompeten di bidangnya. Mereka tidak dapat menjalankan perkerjaan sesuai dengan fungsinya dengan baik. Itulah mengapa merekrut dan mempekerjakan karyawan yang memiliki kualitas tinggi dalam bekerja, merupakan hal yang sangat penting. Dalam manajemen sumber daya manusia dikenal dengan istilah The Man On Teh Right Place.

Seminggu yang lalu tepatnya tanggal 28 Mei 2021 Menteri BUMN Erick Thohir  dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), menunjuk personel grup band Slank, Abdi Negara Nurdin atau dikenal Abdee Slank sebagai Komisaris Independen PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (Telkom). Pengangkatan Abdee Slank membuat masyarakat terkejut setelah mendengar kabar pengangkatannya. Mengingat, selama ini publik mengenal Abdee Slank sebagai gitaris legendaris di salah satu band ternama di Indonesia.
Adapun alasan Erick, penunjukkan musisi tersebut untuk mendorong pengembangan konten lokal pada Telkom.
"Kemarin yang selalu challenge ke saya, kenapa juga ada perwakilan dari masyarakat dari musisi, saya tidak mau ngomong individu, (tapi) musisi. Apa salahnya sekarang Telkom dan Telkomsel berpihak pada konten lokal," ujar Erick di Gedung Kementerian BUMN, Rabu (2/6).

Namun dipihak lain pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah menilai, pengangkatan musisi Abdee "Slank" sebagai komisaris PT Telkom Indonesia merupakan bagian dari praktik bagi-bagi kue untuk pendukung Presiden Joko Widodo selama masa kampanye, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (29/5/2021).
Di samping itu, menurut Trubus karena latar belakang Abdee yang dinilai tidak berkorelasi dengan profil PT Telkom sebagai perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi.
Trubus khawatir, keberadaan Abdee di jajaran Dewan Komisaris PT Telkom justru membebani komisaris lainnya yang memiliki latar belakang sesuai.
"Paling tidak di situ didudukkanlah orang-orang yang punya kapasitas, artinya mereka-mereka yang entah ilmuan di bidang IT atau apa, karena kita sekarang ini butuh orang-orang yang (punya) inovasi," kata dia.

Dari sini terlihat jelas ketika sistem kapitalis yang diterapkan maka penguasa hanya mementingkan kepentingan pihak tertentu saja. Kalau begini terus bagaimana rakyat mau sejahtera, rakyat hanya sebagai penonton yang bisa bersorak saja tanpa didengar sorakannya oleh penguasa, karena segala keputusan ada ditangan pengausa sesuai dengan kehendaknya.
Rosululloh SAW bersabda:

"Jika amanah telah disia-siakan, maka tunggulah hari Kiamat”. Dia (Abu Hurairah) bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimanakah menyia-nyiakan amanah itu?’ Beliau menjawab, “Jika satu urusan diserahkan kepada bukan ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu!” [HR. al Bukhari]

Manusia hadir ke muka bumi telah diserahkan amanah sebagai khalifah untuk membangun dan memelihara kehidupan di dunia berdasarkan aturan Allah Ta'ala. Tidak sedikit manusia mengaku beriman, tetapi tatkala memiliki wewenang kepemimpinan justru mengabaikan hukum Allah Ta'ala.

Allah Ta'ala berfirman (yang artinya): "Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh." (QS Al-Ahzab: 72).

Amanat ketaatan ini sedemikian beratnya sehingga makhluk-makhluk besar seperti langit, bumi dan gunung saja enggan memikulnya karena khawatir akan mengkhianatinya. Kemudian ketika ditawarkan kepada manusia, amanat itu diterima. Sehingga dengan tegas Allah Ta'ala berfirman: "Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh."

Sungguh benar firman Allah Ta'ala. Pada umumnya manusia amat zalim dan amat bodoh. Sebab tidak sedikit manusia yang dengan terang-terangan mengkhianati amanat ketaatan itu.

Sesungguhnya Islam datang untuk menyelamatkan umat manusia, berbagai problematika manusia bisa terselesaikan dengan syariat Islam, sudah saatnya umat manusia dibumi ini menerapkan Syariat Islam.
Karena hanya dengan syariat Islam kesejahteraan ummat bisa tercapai.

Wallohu'alam Bishawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post