BTS Meal dan Pertaruhan Cinta Remaja

Oleh. Ika Misfat Isdiana 
Pengamat Remaja

Perilisan menu BTS Meal pada Rabu 9 Juni 2021, berimbas pada diburunya kemasan atau packaging BTS Meal yang disebut-sebut limited edition atau edisi terbatas. BTS Meal adalah paket menu kolaborasi restoran cepat saji McDonald's dengan grup idol asal Korea Selatan, BTS. 

Promo ini membuat masyarakat heboh, khususnya army. Dan menu kolaborasi tersebut meledak. Walau secara rasa biasa saja, tapi secara omset McD kembali melambung tinggi. 

Para army rela memburu menu tersebut hingga menimbulkan kerumunan dan antrean para ojol. Akibatnya banyak gerai McD yang ditutup sementara. Hebohnya lagi, ada yang rela merogok kocek hingga jutaan rupiah demi bungkus BTS meal  bekas. 

Salah satu alasan Army memburu BTS meal adalah untuk meramaikan jagat maya. Agar mencapai trending dan orang makin paham BTS. 

Luar biasa, demi kesuksesan program idola mereka, banyak hal yang mereka korbankan : harta, tenaga dan waktu semua tercurahkan. Cinta Army emang tidak perlu diragukan.

Cinta Army vs Cinta Al Aqsa
Tentu kita masih ingat, beberapa waktu lalu nama Ustadz Adi Hidayat (UAH) sempat viral. Pasca mempublish nominal dana umat untuk rakyat Palestina. Yang jumlahnya mencapai 30 M. Tudingan miring terhadap UAH dilemparkan oleh beberapa oknum, khususnya buzzer.  
Tuduhan terhadap Aksi penggalangan dana untuk Palestina secara umum juga mendapat tudingan negatif. Diantaranya,  dimanfaatkan oleh teroris, ditilep oleh ustadz yang menggalang dana, tidak nasionalis karena lebih mementingkan kepentingan warga asing, tidak fair terhadap masalah negara sendiri. Hingga ada yang memaksa untuk diaudit. 

Padahal sejatinya, aksi tersebut adalah panggilan cinta. Cinta seorang muslim terhadap kiblat pertamanya. Yang memang diserukan oleh Rasul Muhammad saw. Dan diperintahkan oleh Allah Swt. Wajarlah dengan cinta itu, solidaritas umat islam terpanggil. Sama seperti para Army, yang karena panggilan cinta juga melakukan segalanya demi BTS.

Manakah Cinta yang Paling Mulia 
Diantara cinta para army kepada BTS dan cinta umat Islam kepada al aqsa, manakah diantara keduanya yang lebih mulia? Pertanyaan seperti ini bukanlah pertanyaan yang mudah sebenarnya. Karena butuh sudut pandang tertentu yang harus kita pakai. 

Saat ini kita sedang hidup didunia yang diatur oleh sistem kapitalisme sekuler. Kapitalisme adalah paham mengagungkan pemodal. Dimana pengusaha adalah penguasa yang mengendalikan kebijakan. Sementara sekularisme adalah paham yang mengagungkan kebebasan, haram membawa aturan agama dalam kehidupan.  Dan kedua paham tersebutlah berkolabirasi menguasai dunia.

Paham inilah yang menyetir sudut pandang seluruh negara didunia untuk memaknai cinta. Termasuk didalamnya negeri-negeri muslim. Sehingga kapitalisme sekuler menjadi kacamata pandang semua manusia saat ini.

Cinta army pada BTS saat promo BTS meal sangat menguntungkan dunia kapital. Bagaimana tidak, perusahaan McD yang terancam bangkrut saat pandemi tahun lalu mulai mendapatkan 'pertolongan' yang bisa membuat perusahaannya bangkit. Army seolah menjadi tumbal, penyelamatan usaha para kapital. Dalam hal ini kerumunan saat pendemi tidak lagi diperhitungkan, karena kepentingan kapitalis yang bicara.

Namun berbeda ceritanya, saat army Indonesia turut serta menolak RUU Ciptaker. Fakta tersebut mendapatkan banyak pertentangan. Tidak sedikit tuduhan miring dilontarkan kepada army Indonesia. Karena tindakan mereka merugikan para kapitalis. Yang notabene mendapat banyak keuntungan dari RUU tersebut. Sehingga cinta army pada BTS dinilai mulia jika memberikan keuntungan pada para kapital. Jika tidak, cinta mereka dianggap sebagai monyet semata. Karena dalam kapitalisme tidak ada teman sejati, yang ada adalah kepentingan sejati. Sehingga cinta army tak lebih hanya permainan kapitalisme. Seperti yang terjadi saat ini.

Hal ini berbeda dengan cinta yang diadopsi oleh umat Islam. Dimana cinta tersebut harus dilandasi dengan syariat. Tidak bebas sekehendaknya.

Sementara donasi Al Aqsa, bukanlah sesuatu yang menguntungkan kapitalisme. Disisi lain, semangat tersebut juga tidak mencerminkan suasana sekularisme yang bebas aturan agama. Sehingga wajar jika mendapat banyak nyinyiran. 

Pertaruhan Cinta
Sesungguhnya Cinta yang mendorong kita untuk berkorban waktu, harta dan nyawa tidak akan ditanya asalnya. Karena cinta adalah anugrah. Yang setiap manusia punya karena pemberian yang maha kuasa. 

Namun kepada siapa pengorbanan waktu, harta dan nyawa itulah yang akan ditanya. Karena setiap pilihan ada ganjarannya. 

Sekularisme telah sukses membajak rasa cinta manusia hanya terhadap hal hal yang bersifat materi. Mengagumi dunia dengan segala pernak perniknya. Dan melalaikan Allah. Mereka lalai terhadap syariah islam. Dan lebih suka mengikuti idola, tren, gaya hidup yang sedang populer. Jadilah cinta umat islam dipertaruhkan. Hanya untuk kesenangan yang tak membuahkan hasil diakhirat. Naudzubillah!

Wallahu a'lam bishshawab

Post a Comment

Previous Post Next Post