Selamatkan Komodo, Dari Eksploitasi Sistem Kapitalistik



Oleh : Marsitin Rusdi
( Praktisi Klinis dan Pemerhati Lingkungan )

Pulau Rinca adalah salah satu pulau yang berada di Nusa Tenggara Timur. Letaknya di sebelah barat Flores dipisahkan dengan Selat Molo. Pulau ini termasuk ke dalam Taman Nasional Komodo yang dihuni oleh komodo kurang lebih sekitar 2.000 ekor. Waktu yang diperlukan untuk mencapai lokasi ini adalah 2 jam dari Labuan Bajo. Pulau Rica merupakan salah satu habitat asli dari komodo yang ada di NTT karena lebih luas area padang rumput atau savananya, dan juga termasuk ke dalam situs yang diakui oleh dunia yang diberikan oleh UNESCO, satu satunya wilayah yang ada didunia dengan habitat komodo terbanyak.  Selain menjadi habitat asli komodo, satwa lain seperti babi hutan dan kerbau juga menghuni pulau ini.

Sungguh luar biasa keindahan pulau Rica pemandangan bukit dan hamparan laut biru disekitar pulau. Bukit akan berwarna kekuningan saat memasuki musim kemarau akibat dari rumput-rumput yang kering menambah pesona wisata alam yang masih perawan dan masih terjaga seluruh habitat yang ada di wilayah itu. Hamparan hutan bakau dan pohon mangrove yang sungguh menawan menjadi pagar setiap danau dan pinggir pantai diwilayah itu. Sehingga mempengaruhi pula Sifat komodo yang berbeda, antara komodo di pulau komodo dengan komodo yang ada di pulau Rica, karena suasana dan iklim yang terjaga sehingga keunikan sifatnya juga terpelihara. Komodo pulau Rica sangat agresif hal ini disebabkan oleh cuaca di pulau ini yang cenderung panas sehingga menyebabkan populasi bahan makanan komodo sedikit.

Keindahan itu akan berubah menjadi kerusakan oleh tangan-tangan manusia yang serakah yang tidak mengerti dan faham tentang keseimbangan alam. Pemerintah dalam hal ini negara yang wajib harus mempertahankan ini justru menjadi pelopor perusakan lingkungan, melalui orang-orang yang diberi kekuasaan tanpa batas.

Dilansir dari GALAMEDIA, Senin 07-12-2020 - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memastikan pemerintah akan tetap mempromosikan pariwisata komodo di Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Ia meyakinkan, pembangunan yang dilakukan di destinasi pariwisata tersebut dilakukan untuk bisa menjaga keberlangsungan hewan langka tersebut ini satu-satunya di dunia jadi kita harus jual," tegas Luhut dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Percepatan Pengembangan Lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas di Jakarta, Jumat, ( 27 November 2020 ). Dalam kesempatan yang sama Luhut mengakui pemerintah memang melakukan pembangunan proyek wisata Pulau Komodo dengan alasan komersil. Namun, tidak berarti pemerintah mengabaikan pelestarian binatang langka tersebut dalam wawancaranya.

Namun pada kenyataanya pemerintah selalu melenceng dari statement awal yang disampaikan oleh pejabat yang mewakilinya. Sudah buakan rahasia lagi, ketika sudah melakukan perubahan terhadapa lingkungan yang menjadi salah satu penyangga keseimbangan lingkungan pasti menimbulkan kerusakan komponen alam. Sudah banyak contoh kasus yang seperti itu dalam pengembangan apapun, sehingga lingkungan menjadi rusak, tidak mungkin membangun lahan baru tidak ada kerusakan.

Dalam hal ini pohon yang menjadi penghasil oksigen pasti ditebang, padahal perlu berapa lama menanam pohon yang bisa menghasilkan oksigen sebanyak itu ?  danau yang menjadi serapan dan habitat binatang melata lainnya rusak menjadi corcoran semen dan beton yang akan menimbulkan bencana baru, sudah pasti itu merusak dan menimbulkan banjir didaerah sekitar. Mereka kaum pengembang tidak mau tahu resiko kepada lingkungan, tidak memperhitungkan bagaimana kerusakan habitat yang ada disana, yang bukan hanya komodo saja, banyak hewan-hewan lain yang butuh perlindungan oleh habitat aslinya. Seperti rusa, babi hutan dan lainnya. Komodo memiliki berbagai warna baik biru, oranye, hijau dan juga abu-abu. Kulit mereka juga kasar dan tahan lama karena diperkuat dengan lempeng tulang yang disebut dengan osteoderms. Ini semua terbentuk karena habitat yang asli. Tidak terbayangkan  bagaimana jika habitat aslinya di rusak, masihkah ada komodo yang demikian indahnya itu bermacam-macam ragam dan warna kulit serta perilakunya ? Mereka hanya memburu kepentingan hawa nafsunya saja.

Mereka mengatakan tanpa berfikir panjang tentang lingkungan hanya dengan dalih, "Kalau orang mau ke sana ya harus bayar mahal. Kalau dibilang komersil, ya memang harus komersil, karena kita mau rawat binatang ini," lanjut Luhut. Dilihat dari rencana pendapatan seakan ini adalah upaya yang baik, karena menambah pendapatan wilayah. Tapi kebijakan itu menambah pekerjaan yang sia-sia, menambah tenaga kerja sia-sia , Mengapa kita harus capek-capek mengurusi binatang yang sudah hidup tanpa perawatan khusus, sudah berkembang dengan baik, sudah pada habitatnya dengan keseimbangan sempurna. Mereka  justru malah membuat jalur baru anggaran negara sia-sia tidak pada tempatnya. Untuk merawat kebutuhan binatang dan tempatnya manusia tidak bisa tahu seberapa kebutuhan binatang-binatang itu dalam siklus kehidupannya. Jika menjadi taman otomatis kebutuhan binatang ditentukan oleh manusia, dan akan merubah ekosistem lingkungan itu.

Mereka hanya mengejar kepentingan korporasi dan golongannya sendiri, dengan alasan mendatangkan devisa dari sektor pariwisata. Padahal sektor ini bukan bidang yang harus menopang pendapatan negara, pendapatan negara. Masih banyak dari SDA yang sangat melimpah. Mereka menggunakan seluruh aspek untuk bisa menghasilkan uang , karena sudah terlalu banyak utang dan dana yang dikeluarkan untuk hal-hal yang tidak penting. Karena semua terseret pada bidang politik praktis untuk menutupi utang pada saat kampanye hingga pilihan pemimpin daerah di negeri ini.

Sungguh Islam sebagai agama rahmatan lil-‘alamin sangat memperhatikan penyelamatan dan pemeliharaan lingkungan serta melarang berbuat kerusakan di muka bumi ini yang akibatnya bisa fatal bagi kehidupan manusia itu sendiri. Berikut ini akan dibahas tentang ayat-ayat Alquran tentang penyelamatan lingkungan, yang tentu saja bukan hanya ditujukan untuk perempuan saja melainkan untuk kedua jenis kelamin: laki-laki dan perempuan.

Yang pertama adalah al-Qur’.an Surat Shad [38]: 27-28 berikut ini yang menerangkan bahwa Allah menciptakan bumi, langit dan di antara keduanya dengan baik. Penciptaan alam semesta ini telah didesain sedemikian rupa agar manusia dapat memanfaatkan dan menikmatinya secara maksimum. Hanya orang-orang yang kufur (mengingkari) nikmat Allah sajalah yang berburuk sangka terhadap apa yang diciptakan oleh Allah sehingga Allah marah dan menyumpah mereka masuk ke dalam neraka. Sementara mereka yang beriman dan beramal saleh atau orang-orang yang bertakwa akan diperlakukan secara berbeda dari mereka yang kufur. Yaitu mereka akan masuk surga yang nyaman, sebagai bentuk ke-Mahaadilan Allah.
وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاءَ وَالأرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا بَاطِلا ذَلِكَ ظَنُّ الَّذِينَ كَفَرُوا فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ كَفَرُوا مِنَ النَّارِ (27) أَمْ نَجْعَلُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَالْمُفْسِدِينَ فِي الأرْضِ أَمْ نَجْعَلُ الْمُتَّقِينَ كَالْفُجَّارِ (28)
”… dan Kami tidak menciptakan tangit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, Maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka. Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula) Kami menganggap orang- orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat maksiat?” ( QS. Shad [38]: 27-28 )

Selanjutnya ayat Alquran Surat Al-Baqarah (2): 60 berikut ini juga menekankan bahwa Allah memberikan rezeki kepada semua manusia dan melarang manusia berbuat kerusakan di muka bumi ini:
إِذِ اسْتَسْقَىٰ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِ فَقُلْنَا اضْرِب بِّعَصَاكَ الْحَجَرَ ۖ فَانفَجَرَتْ مِنْهُ اثْنَتَا عَشْرَةَ عَيْنًا ۖ قَدْ عَلِمَ كُلُّ أُنَاسٍ مَّشْرَبَهُمْ ۖ كُلُوا وَاشْرَبُوا مِن رِّزْقِ اللَّـهِ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ (٦٠)
“…dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: “Pukullah batu itu dengan tongkatmu,” lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah rezeki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan….” (QS. al-Baqarah [2]: 60)

Dari ayat di atas dapat diketahui bahwa Allah memberikan rezeki kepada manusia yang disediakan-Nya di bumi ini. Manusia hanya tinggal mencari tahu bagaimana memanfaatkan apa yang ada di muka bumi ini untuk memenuhi keperluannya dengan catatan bahwa manusia tidak merusaknya, hanya memanfaatkan dengan memeliharanya.

Selain ayat di atas, penekanan tentang larangan berbuat kerusakan di muka bumi dan kepastian bahwa Allah akan memberikan rezeki kepada manusia yang berbuat baik dan bersyukur di muka bumi ini dijelaskan dalam Alquran Surat Al-A’raf (7): 56-58 yang artinya sebagai berikut :

وَلاَ تُفْسِدُواْ فِي الأَرْضِ بَعْدَ إِصْلاَحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفاً وَطَمَعاً إِنَّ رَحْمَتَ اللّهِ قَرِيبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِين (56) وَهُوَ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ بُشْراً بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ حَتَّى إِذَا أَقَلَّتْ سَحَاباً ثِقَالاً سُقْنَاهُ لِبَلَدٍ مَّيِّتٍ فَأَنزَلْنَا بِهِ الْمَاء فَأَخْرَجْنَا بِهِ مِن كُلِّ الثَّمَرَاتِ كَذَلِكَ نُخْرِجُ الْموْتَى لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُون (57) وَالْبَلَدُ الطَّيِّبُ يَخْرُجُ نَبَاتُهُ بِإِذْنِ رَبِّهِ وَالَّذِي خَبُثَ لاَ يَخْرُجُ إِلاَّ نَكِداً كَذَلِكَ نُصَرِّفُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَشْكُرُون (58)

“ Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, Maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, Mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran. Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.” (QS al- A’raf [7]56-58)

Penekanan larangan merusak dan mengeksploitasi alam tanpa memperhatikan pemeliharaannya juga dinyatakan dalam Alquran Surat Ar-Rum (30): 41-42 berikut ini:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ (41)  قُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلُ ۚ كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُشْرِكِينَ (42)

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah: “Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).” (QS. ar- Rum[30] 41-42)

Demikianlah Islam mengatur alam, jika perbuatan merusak tidak segera dihentikan, maka akibat dari kerusakan tersebut akan dirasakan semua penghuni bumi tanpa kecuali. Sudah banyak contoh  bencana alam tersebut pada masa sekarang adalah adanya bencana banjir yang melanda hampir seluruh wilayah  pada tiga belas tahun terakhir ini yang tidak pandang bulu menimpa siapa saja. Salah satu solusi yang akan menyelasaikan problem multidimensi ini adalah kembalinya aturan dan hukum Islam secara kaffah dibawah naungan khilafah yang akan mengatur secara adil  kepada seluruh umat di dunia dalam segala kondisi.
Wallahu a'lam bishshawab

Post a Comment

Previous Post Next Post