Perancis dan Barat Bersekutu Memerangi Islam

Oleh: Neneng Sriwidianti
Pengasuh Majelis Taklim dan Member AMK

"Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik." (TQS. Al-Maidah [5]: 8)

Setelah dukungannya terhadap penghinaan terhadap muruah Rasulullah Saw. Presiden Perancis kembali berulah. Emmanuel Macron telah meminta para imam di Perancis untuk menerima piagam nilai-nilai Republik. Menurutnya, ini sebagai bagian dan tindakan keras melawan ekstremisme Islam.

Dilansir dari Kompas.com, (20/11/2020). Langkah ini diambil setelah terjadi tiga serangan di Perancis yang diduga didasari karena ekstremisme Islam dalam waktu kurang dari sebulan. Macron membentuk ultimatun 15 hari kepada Dewan Kepercayaan Muslim Perancis (CFCM), agar menerima piagam tersebut. Piagam tersebut berisi, bahwa Islam adalah agama bukan gerakan politik, dan juga pelarangan campur tangan asing dalam kelompok Muslim.

"Dua prinsip akan tertulis dalam hitam di atas putih (dalam piagam), yaitu penolakan politik Islam dan campur tangan asing," kata suatu sumber kepada surat kabar Le Parisien, Kompas.com, (20/11/2020).

Sikap ini menunjukkan dengan jelas kepada umat. Permusuhan Perancis, sesungguhnya merepresentasikan permusuhan dunia Barat terhadap Islam politik, Islam ideologis. Islam yang diterapkan dalam tatanan negara. Bukan Islam moderat yang sejalan dengan kepentingan imperialisme barat.

Islamofobia yang menjangkiti Perancis dan dunia Barat, membuat mereka kalang kabut. Mereka menghalalkan segala cara dalam melanggeungkan kekuasaannya. Ideologi kapitalisme demokrasi tidak akan memberikan ruang kepada Islam politik untuk bangkit. Mereka akan mencari segala upaya untuk membendung kembalinya peradaban Islam yang agung. Langkah-langkah represif pun digunakan untuk meniadakan Islam politik dalam kehidupan muslim.

Oleh karena itu, harus ada usaha yang kuat dari kaum muslimin. Umat harus melakukan perlawanan dan pemboikotan terhadap pemikiran demokrasi. Sekularisme menjadi sumber bencana yang disebabkan ulah Macron khususnya dan dunia Barat pada umumnya.

Umat harus menyadari, bahwa Islam politik adalah satu-satunya yang bisa mengembalikan kemuliaan Islam. Penerapan Islam kafah dalam bingkai khilafah yang akan membuat Perancis dan dunia Barat bertekuk lutut kepadanya.

"Sesungguhnya seorang imam itu (laksana) perisai. Dia akan dijadikan perisai, dimana orang akan berperang di belakangnya, dan digunakan sebagai tameng. Jika dia memerintahkan takwa kepada Allah 'Azza wa Jalla dan adil, maka dengannya dia akan mendapatkan pahala. Tetapi, jika dia memerintahkan yang lain, maka dia juga akan mendapatkan dosa/adzab karenanya," (HR. Bukhari dan Muslim).

Contoh yang nyata, bisa kita lihat, ketika kepemimpinan Sultan Abdul Hamid di era Khilafah Utsmaniyah. Khilafah dan Khalifahnya sangat ditakuti oleh kaum kafir, karena kekuatan akidahnya. Karena akidah Islam inilah, mereka siap menang dan mati syahid. Mereka berperang bukan karena materi, tetapi karena dorongan iman.

Musuh-musuh mereka ketakutan luar biasa, ketika berhadapan dengan pasukan kaum muslimin. Kata Raja Romawi, "Lebih baik ditelan bumi ketimbang berhadapan dengan mereka." Sampai terpatri di benak-benaknya bahwa kaum muslimin tidak bisa dikalahkan. Inilah generasi umat Islam yang luar biasa dan itu karena ada dalam sistem khilafah.

Oleh karena itu, hanya khilafah dan seorang khalifah yang akan mampu menjadi pelindung yang akan menjaga agama, kehormatan, darah, dan harta umat Islam. Khalifah juga yang akan menindak tegas setiap orang yang melakukan penghinaan terhadap Rasulullah Saw. dan ajarannya. Serta menghentikan serangan Barat terhadap Islam dan kaum muslimin. Islam akan kembali menjadi sebuah peradaban agung yang ditakuti di seluruh penjuru dunia. Menegakkan khilafah adalah kebutuhan mendesak yang harus segera diwujudkan, agar umat terlayani keperluannya dan terlindungi jiwa dan raganya.

Wallahua'lam bishshawab

Post a Comment

Previous Post Next Post