Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19


 
Oleh: Rifhan Rifani, S. Pd
(Guru Geografi  SMAN 1 Karang Bintang)

Seperti kita ketahui Covid-19  memberikan dampak pada semua bidang termasuk bidang pendidikan. Virus Corona mengubah sistem pendidikan Indonesia yang semula tatap muka menjadi pembelajaran daring (dalam jaringan). Dalam kondisi  seperti ini guru tetap harus melaksanakan kewajibannya sebagai pengajar supaya siswa tetap bisa mendapatkan ilmu pengetahuan. Pembelajaran daring di Indonesia mulai dilaksanakan pada bulan Maret 2020, ketika penyebaran virus Corona semakin meluas.

Pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa, tetapi dilakukan melalui on-line dengan menggunakan jaringan Internet atau di kenal dengan istilah Belajar Dari Rumah( BDR ). Tujuannya adalah untuk mencegah luasnya sebaran virus Corona. Siswa dan guru menggunakan aplikasi yang telah di sepakati untuk melakukan pembelajaran.

Pembelajaran daring menuntut guru maupun siswa untuk benar-benar menguasai ilmu teknologi juga memiliki paket data yang mencukupi. Guru dituntut untuk bisa menggunakan aplikasi berbasis teknologi supaya proses pembelajaran tetap bisa berjalan dengan baik dan efektif selama masa pandemi ini. Aplikasi yang di gunakan untuk proses belajar mengajar seperti WhatsApp grup classroom, zoom, google meet, google form, dan lain sebagainya. 
Berbagai cara dilakukan guru untuk menyampaikan materi pembelajaran misalnya dengan mengirim video pembelajaran dalam grup WhatsApp, google classroom, maupun virtual aplikasi zoom. 

Meskipun berbasis teknologi bukan 
berarti pembelajaran daring tidak ada kendala. Namun sebaliknya, banyak sekali permasalahan yang menyertai, seperti jaringan internet yang tidak bersahabat.
Karena pembelajaran daring tidak bisa lepas dari jaringan internet, sehingga ketika jaringan bermasalah maka proses belajar mengajar akan terganggu. 

Kondisi perekonomian yang karut marut selama pandemi juga berpengaruh terhadap jalannya belajar daring. Banyak siswa yang  kesulitan untuk mendapatkan paket data maupun siswa tidak memiliki gadget yang support dengan aplikasi. Hal ini tentu saja menggangu jalannya proses belajar daring. Kendala lain jika dalam keluarga memiliki lebih dari satu anak sementara gadget yang support hanya satu, maka proses daring akan terhambat karena anak-anak harus bergantian perangkat.

Keterbatasan tenaga pendidik dalam menggunakan teknologi yang di gunakan untuk menunjang proses daring turut mewarnai dinamika daring selama pandemi.
Para pendidik yang terbiasa bertatap muka ketika menyampaikan materi harus beradaptasi dengan aplikasi baru yang berbasis teknologi.   
Hal ini tentu memerlukan waktu untuk penyesuaian.

Belajar dengan sistem daring di duga bisa mengurangi kualitas penyerapan materi, juga menurunnya kualitas pendidikan karakter. Karena dalam proses belajar hanya proses transfer pengetahuan. Kadang anak-anak juga kurang serius dalam mengikuti proses daring, karena merasa tidak di awasi oleh guru secara langsung. Kondisi rumah dan lingkungan yang kurang kondusif juga bisa memecah fokus anak sehingga mereka tidak bisa menyerap materi dengan baik.

Untuk mengatasi hal ini maka Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memfasilitasi program belajar dari rumah yang ditayangkan oleh TVRI yang bertujuan untuk tercapainya pendidikan di semua kalangan masyarakat. Pembagian kuota internet untuk mendukung kegiatan daring juga bisa meringankan beban siswa yang kesulitan mendapatkan paket data.

Masa pandemi ini memberikan kita banyak pelajaran bagaimana guru-guru dan siswa harus bisa memanfaatkan kecanggihan teknologi. Kesuksesan program daring merupakan tanggung jawab bersama, sehingga diperlukan sikap disiplin dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Orang tua harus menjalin komunikasi yang baik dengan guru sehingga bisa memantau proses bekahar anak-anak mereka, sehingga proses belajar mengajar bisa berjalan efektif.  

Semoga pandemi segara berlalu sehingga anak-anak bisa menjalani proses belajar mengajar dengan normal. Tujuan pendidikan untuk mewujudkan generasi yang berkarakter bisa tercapai.[SP]

Post a Comment

Previous Post Next Post