Kondisi Perempuan dalam Sistem Sekuler Sangat Memprihatinkan


 

Kondisi perempuan dalam cengkeraman sistem kapitalis sekuler sangat memprihatinkan. Hal tersebut diungkap oleh Aktivis Dakwah, Ustazah Dewi Purnasari dalam Kajian Muslimah Shalihah: Perempuan Mulia dengan Islam, Ahad (1/11/2020), via  Zoom Meeting di Depok.

Menurutnya, kondisi perempuan yang memprihatinkan salah satunya adalah mendidik anak berkerudung sejak dini dianggap pemaksaan. “Berhijab dianggap sebagai suatu pilihan, bukan kewajiban. Sehingga apabila mendidik anak untuk berhijab dianggap merupakan pemaksaan dan berdampak pada pergaulannya di masa mendatang,” tegasnya di hadapan sekitar 57 Muslimah Depok.

Padahal ulama empat mazhab mewajibkannya. Selain itu juga Allah sudah memerintahkan dalam Al-Qur’an surah Al-Ahzab ayat 59, surah An-Nur ayat 55 dan surah An-Nisa ayat 9,” jelasnya sambil membacakan ayat tersebut.

Begitu juga, menurut ibu dari 4 Putra-Putri ini pun mengungkapkan bahwa perceraian di Pulau Jawa meningkat selama pandemi Covid-19. “Seperti yang diberitakan Tribunnews, 28 Agustus 2020, angka perceraian meningkat dari 20.000 kasus menjadi 57.000 kasus selama masa pandemi. Penyebabnya faktor ekonomi dan dampak PHK akibat pandemi,” terangnya.

“Ditambah pula kekerasan terhadap perempuan di Indonesia naik 792% dalam 12 tahun. Menurut Komnas Perempuan 2019, kekerasan terhadap anak naik 65 persen, di antaranya inses, kekerasan seksual, kekerasan fisik,” ujarnya.

Padahal, menurutnya, perempuan adalah ummu wa robbatul bait. Sehingga seharusnya perempuan dilindungi dan tidak dibebankan untuk mencari nafkah. Dalam QS. An-Nisaa: 34 “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita) dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)…, bebernya sambil membacakan terjemahan Qur’an Surah An-Nisa ayat 34.

“Seharusnya perempuan tidak menjadi tulang punggung keluarga, yang menyebabkan kosongnya peran ibu dan istri, sehingga menyebabkan retaknya rumah tangga dan berujung pada perceraian,” tegasnya.

Dalam acara yang ditayangkan di kanal YouTube Majelis Taklim Kamus Shalihah, Ustazah Dewi Purnasari pun menegaskan bahwa, ketidaksetaraan gender dianggap menjadi penyebab miskinnya perempuan. Misalnya di ranah pendidikan, di sektor publik dan di dunia kerja. Tapi yang terjadi adalah eksploitasi perempuan. Akibatnya perempuan terpaksa bekerja di luar negeri sebagai TKW dan meninggalkan kewajibannya sebagai istri dan ibu.

Ia pun mengatakan bahwa kemiskinan merupakan akibat dari sistem ekonomi yang rusak. “Padahal, dalam Islam, kesejahteraan rakyatnya dijamin sehingga wanita tidak perlu bekerja dan meninggalkan keluarganya. Hal ini dikarenakan dalam sistem ekonomi Islam, Sumber Daya Alam (SDA) dikelola oleh negara sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh rakyat,” bebernya.

“Begitu juga, saat ini, wanita terus menjadi korban dan juga menjadi pelaku kejahatan. Seperti kasus sang Ibu bunuh anaknya karena sulit belajar online dan foto kejinya disimpan di ponsel. Padahal, dalam Islam wanita sangat dimuliakan,” tegasnya.

“Itulah nasib Muslimah saat ini karena berada dalam cengkeraman sistem Kapitalis-Sekuler. Satu-satunya jalan adalah kembali kepada sistem Islam melalui khilafah yang menaungi seluruh dunia,” pungkasnya.[] Siti Aisyah


Post a Comment

Previous Post Next Post