Dedikasi Kepemimpinan Islam Saat Pandemi


Oleh: Unik Mutiara 
Aktivis Dakwah 

Dikutip dari jurnalsoreang-pikiranrakyat.com (02/10/2020), jumlah pasien positif dan kematian akibat Covid-19 di Kabupaten Bandung mengalami penambahan kasus harian, Jumat 2 Oktober 2020. Meskipun kasus kematian tak berkurang dibandingkan sehari sebelumnya, namun total kasus positif melonjak lebih tajam sebanyak 15 orang.

Upaya Pemerintah Indonesia mengatasi penyebaran Covid-19 belum bisa dikatakan maksimal. Upaya karantina/lockdown, Test-Trace-Treatment (3T), sampai instruksi Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak (3M) belum dilaksanakan secara maksimal. 

Belum lagi pemerintah malah menetapkan kebijakan absurd, pilkada akan tetap dijalankan alih-alih tetap sesuai dengan protokol kesehatan, padahal bisa saja menjadi ajang penularan virus Covid-19.

Komisioner Komnas HAM, Amiruddin mengatakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 yang akan digelar pada Desember tahun ini beresiko menjadi ajang penularan virus corona (Covid-19). Menurutnya, wabah Covid-19 di Indonesia belum menunjukkan tren melandai, oleh sebab itu Pilkada serentak amat beresiko terutama dalam aspek keselamatan masyarakat. "Pilkada di Desember 2020 itu terlalu beresiko," ujar Amiruddin (cnnindonesia.com, 05/10/2020).

Oleh karena itu, sangat tidak efisien apabila Pilkada tetap diadakan. Tindakan ini mungkin saja bisa menyebabkan virus Covid-19 semakin melonjak naik, maka kondisi pandemi akan menjadi lebih lama berada di indonesia.

Faktanya, kepemimpinan dengan paradigma usang kapitalisme demokrasi, maupun otokrasi komunisme hanyalah bersifat destruktif (perusak), sumber petaka di negeri ini dan juga di seluruh dunia. Wabah difasilitasi sehingga menjadi pandemi.

Adapun penanganan pandemi ala Kapitalisme sangat berbeda dengan penanganan pandemi menurut kepemimpinan Islam. Kepemimpinan Islam itu sendiri sebagai satu-satunya metode pelaksana syariat Islam yang serasi dengan tindakan pembasmian pandemi, berupa prinsip sahih dalam memutus mata rantai penularan pandemi. Mulai dari tindakan non farmasi (syar’i lockdown), hingga jaminan pelayanan kesehatan gratis berkualitas bagi siapa saja yang membutuhkan.

Inilah diantara dedikasi kepemimpinan Islam yang dinamakan Khilafah, sang pewujud rahmatan lil ‘alamiin yang akan dipersembahkan pada dunia (termasuk Indonesia) di abad ini.

Sesuai dengan firman Allah Azza wa Jalla yang artinya: "Dan tidaklah Kami mengutus engkau ya Muhammad melainkan menjadi rahmat bagi seluruh alam.” 
(QS Al Anbiya,107).

Wallahu'alam bishawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post