CINTA NABI CINTA SYARIAH, BUKTI CINTA KEPADA ALLAH SWT


Oleh : M Azzam Al Fatih
Penulis dan Aktivis Dakwah

Semua yang ada di dunia ada yang menciptakan. Sebab semuanya berawal dan berakhir, serba terbatas, tergantung, dan teratur. Tentu saja pencipta itu tidak awal dan tidak akhir. Sangat mustahil, manakala jika pencipta mempunyai sifat tersebut, yang berati pencipta sama dengan yang dicipta. Orang suku Badui zaman dahalu, pernah mengatakan bahwa, kalau ada kotoran unta pasti ada unta.

Perlu kita ketahui bahwa Allah SWT tidak membiarkan begitu saja, yakni Allah telah menjamin setiap makhluknya atas kebutuhan hidupnya. Seekor cicak misalnya, cecak merupakan binatang yang hidupnya merayap, di mana makanannya adalah serangga yang dapat beterbang. Begitu juga dengan manusia, Allah SWT telah menyediakan berupa alam semesta dan kehidupan. 

Orang yang tinggal jauh dari kota. misal mereka yang tinggal di pantai, mereka bisa menjemput rezeki dengan berjualan atau menjadi nelayan. Orang yang tinggal di lereng pegunungan, mereka bisa beternak ataupun bertani sebab daerah tersebut subur yang cocok untuk bertani. Lalu di tengah kota pun sama, Meraka berjualan, bikin laundry, kost, dan lainnya. Sebab daerah tersebut ramai dengan hiruk pikuknya manusia beraktivitas.

Bahkan Bumi yang kaya akan sumber daya alam seperti emas, tembaga, nikel, batubara, dan bahan bakar minyak, sepenuhnya untuk kehidupan manusia. Belum lagi udara yang grati, sehingga manusia dapat menikmatinya dengan sejuk. Sekali lagi, semua untuk makhluk ciptaan Allah SWT.

Tak hanya sampai di situ situ. Allah SWT menciptakan aturan untuk mengatur manusia, baik dirinya sendiri kepada Allah SWT, dirinya sendiri, dan dirinya dengan orang lain. Dengan tujuan agar kehidupan di dunia terasa bahagia dan menentramkan. Tidak serakah, tamak, dan merasa sombong. 

Aturan yang Allah SWT turunkan merupakan bukti cinta dan kasih sayangnya kepada hambanya. Agar mereka menikmati sumber daya alam tanpa serakah dan merusak kehidupan.

Bukti kasih sayang kepada hamba yang lain adalah diutusnya Baginda Rasulullah Saw untuk menyampaikan dan menjelaskan syariat Allah SWT. Apa yang beliau lakukan, ucapan, marahnya, bencinya, bahkan diamnya merupakan bagian penjelasan dari hukum Allah SWT. Ucapan dan perbuatannya selalu terjaga dari hal - hal maksiat. Marah dan bencinya pun karena Allah SWT.

Cinta yang baik adalah cinta yang berbalik, artinya sama - sama mencintai. Dengan demikian terciptalah cinta hakiki, cinta yang dapat membawa kebahagian sampai ke surga.

Karena cinta perlu pembuktian dan Allah telah membuktikan cinta kepada hambanya. sekarang tinggal hambanya yang membuktikanya. Agar mendapat cinta hakiki dari Allah SWT.

Sebagaimana kita ketahui bahwa Nabi Muhammad Saw adalah utusan Allah SWT. Yang Allah SWT pilih untuk menyampaikan cintaNYA kepada hambanya. Maka jika manusia ingin mendapatkan cinta hakiki, cintailah Rosulullah SAW. Dalam cintanya terhadap mahligai indahnya samudra kasih sayang. Dari Beliau kita bisa merasakan manisnya iman dan Islam. Dan dengannya pula kita dapat jaminan untuk mendapatkan kasih sayang dari Allah SWT di surga. Maka cintailah Rosulullah SAW dengan mensuri tauladani dari segala aspek kehidupan.

Begitu juga Syariat Islam yang Allah turunkan melalui kekasih NYA, Rosulullah Muhammad SAW bukti cinta kepada hambanya. Maka taatkala menginginkan cinta hakiki NYA, cintailah syari'at Islam dengan menerapkannya di kehidupan sehari - hari serta memperjuangkanya, agar syariat Islam dapat diterapkan secara kaffah demi terwujudnya Islam yang Rahmatan Lil Al-Amin.

Dengan Demikian Kecintaan terhadap Nabi dan syariat nya merupakan bukti cinta kepada Allah SWT. di dalamnya terdapat mahligai kasih sayang yang dapat mengantarkan kepada kebahagiaan yang kekal dan penuh cinta.


Wallahua'lam bishowwab.
Gunung seribu, 27-10-2020.

Post a Comment

Previous Post Next Post