Buah Penerapan Sistem Bathil, Melahirkan Sikap Putus Asa


Oleh : Elin Nurlina
 

Kembali terjadi, beberapa hari yang lalu sejak tulisan ini dibuat, kita dikejutkan dengan adanya seorang siswi SMA di Gowa Sulawesi Selatan yang melakukan bunuh diri dengan menenggak racun rumput. Beredar kabar bahwa siswi tersebut sebelum melakukan aksi nekatnya, sering mengeluhkan kepada teman-temannya akibat banyaknya tugas daring sekolah, ditambah tentang sulitnya akses internet di kampung yang akibatnya tugas daringnya semakin menumpuk. Namun beredar pula berita, setelah ditelusuri oleh pihak dinas Pendidikan setempat, bahwa motif dia melakukan bunuh diri bukan hanya karena banyaknya beban tugas karena PJJ saja tapi karena adanya konflik asmara. Sebab setelah ditanyakan kepada guru tempat korban sekolah, diakuinya bahwa tugas-tugas yang diberikan kepada para siswa tidak begitu memberatkan. Bila demikian, motif manakah yang melatarbelakangi dia nekat bunuh diri?karena PJJ ataukah masalah asmara?.

Benar atau tidaknya, pada faktanya program belajar daring atau pembelajaran jarak jauh(PJJ) yang sudah berlangsung lebih dari enam bulan ini, banyak sekali siswa yang mengalami tekanan secara psikologis. Entah itu tekanan dari sekolah atau pun tekanan orangtua yang kurang sabar dalam mengajarinya. Akibatnya siswa mengalami stres yang akhirnya depresi dan kali ini berujung pada bunuh diri karena merasa putus asa. Hal itu bukan hanya para siswa saja yang mengalami tekanan psikologis, akan tetapi Kesehatan mental orang tua dan guru juga menjadi taruhannya. Seperti halnya kasus yang lalu ada orangtua yang sampai hati membunuh anaknya sendiri gegara anaknya susah diajari.

Bila kita cermati dari masalah tadi, apapun itu motifnya, pada faktanya kapitalisme sekulerlah biang kerok dari berbagai permasalahan yang terjadi saat ini. Berbagai solusi yang dijalankan kerap sekali kurang membuahkan hasil. Terlebih dalam masalah Pendidikan, baik itu saat pandemi maupun tidak, dalam Pendidikan kapitalis, paradigma penguasa bukanlah meriayah terhadap rakyatnya, namun hitung-hitungan kapitalis senantiasa mendominasi hubungan penguasa dengan rakyat. Sehingga bisa kita lihat bahwa permasalahan apaun tak kunjung usai karena negara tidak mengambil peran penuh dalam penyelenggaraannya entah itu biaya pendidikannya, sarana dan prasarananya dan lain sebagainya, kalaupun ada, tidak sebanding dengan pokok permasalahannya. Ditambah lagi kurikulum yang yang disusun selalu mengarah pada sekulerisme, tujuan dan metode pendidikan serta tsaqofah pengajaran pun tak luput dari ide-ide barat. Maka wajar saja pergaulan bebas dikalangan remaja semakin membuat hati kita miris. Atas dasar cinta, pacaran seolah bukan suatu dosa. Cinta berujung patah hati, nekat hidupnya diakhiri. Sikap putus asa terhadap permasalahan yang dihadapi menjadikannya menyerah, seolah tak semangat hidup lagi.

Sangat berbeda halnya dengan islam. Apapun permasalahannya islam senantiasa mampu memecahkan berbagai problematika kehidupan terlebih dalam bidang Pendidikan. Islam sangat memperhatikan masalah Pendidikan. Paradigma dalam sistem islam adalah meriayah terhadap rakyatnya. Biaya Pendidikan menjadi tanggung jawab negara, sarana dan prasarananya juga disediakan demi menunjang Pendidikan rakyatnya, asas dan kurikulum disusun berdasarkan akidah islam bukan sekulerisme. Tujuan Pendidikannya adalah membekali akal dengan pemikiran dan ide-ide yang sehat baik itu akidahnya maupun hukumnya. Metode yang digunakan pun sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, yaitu menjadi muslim sejati yang selalu memakai ilmu pengetahuannya dalam setiap sendi kehidupan. Pengajaran tsaqofah dan ilmu pengetahuan pun diajarkan bukan hanya sebatas ibadah dan akhlak saja, termasuk dalam muamalah dilandaskan pada ajaran islam.

Oleh karena itu, penerapan Islam memberikan dorongan kepada manusia agar selalu menuntut ilmu, dan itu dilakukan atas dasar karena Allah. Banyaknya ilmu yang harus dipelajari bukan menjadi beban apalagi berputus asa, yang ada malah akan menjadikannya semakin haus dan haus lagi dalam mempelajarinnya. Akidah islam sebagai asas pendidikan akan senantiasa menjadikan para penuntut ilmu semangat dalam mencari ilmu, sebab Allah akan memberi derajat yang lebih tinggi kepada orang yang berilmu. Sebagaiman dalam firman Allah SWT yang artinya:’’Allah akan mengangkat(derajat)orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat (QS.Al Mujadalah:11).

Wallohu ‘alam bi showwab.

Post a Comment

Previous Post Next Post