No title

Oleh : Anna Ummu Maryam
(Komunitas Peduli Generasi )

Bocah berusia 3 tahun yang viral dicekoki miras di Luwu Timur, Sulawesi Selatan, sempat di bawa ke rumah sakit. Kondisi bocah tersebut kini dinyatakan sehat.

"Kondisi sehat, nggak ada kelainan pada kepala, organ tubuh lainnya," kata Kapolres Luwu Timur AKBP Indratmoko kepada wartawan, Sabtu (29/8/2020).

Sungguh amat disayangkan sikap dua pelaku, Firman Efendi (20) dan Rifky Hendra (19) sudah diamankan polisi karena mencekoki miras ke bocah.  Hal ini terjadi saat mereka berdua sedang minum dan kebetulan anak itu lewat dan mendekati mereka.

Sehingga menjadi kesempatan bagi mereka untuk mengerjai anak tersebut hingga ia mabuk dan jatuh membentur benda tumpul dikepalanya. Yang lebih disayangkan lagi adalah orang tua dari anak ini hanya melihat saja tanpa bisa berbuat apa-apa.

Karena ternyata pelaku adalah anak dari majikannya. Namun tindakan ini amat disesalkan karena apa yang dilakukan oleh anak majikannya adalah sebuah kesalahan yang bisa jadi berakibat fatal bagi anaknya tersebut.

Sebenarnya kasus seperti ini jika kita telusuri tentu banyak kasusnya. Hal ini tidak terlepas dari keengganan orang tua terlibat dalam kasus ditambah lagi disana sumber pemenuhan kehidupan dalam keluarganya. 

Tentu hal ini tidak dapat dibenarkan, karena hal tersebut bisa saja menyebabkan cidera dan bahkan bisa berakibat lebih fatal yaitu kematian. Dan ini bisa dimasukkan dalam ranah hukum.

Kapitalis Yang Hedonis

Kasus yang dialami oleh keluarga ini adalah gambaran kecil dari peristiwa yang menimpa rakyat miskin. Kehidupan dan ekonomi yang sempit telah menjadikan sebagian orang rela melakukan apa saja bahkan hal yang membahayakan  asalkan bisa mencukupi kebutuhan keluarga.

Ada juga sebagian orang yang karena kekayaannya melakukan sesuka  hatinya dengan anggapan bahwa orang yang direndahkannya akan diam saja tidak melakukan tindakan apapun.

Tentu hal ini amat disesalkan, karena sejatinya hal tersebut telah melanggar hukum dan HAM bagi sebagian orang. Dalam sistem kapitalis liberal ini manusia diberikan kebebasan melakukan apapun sehingga wajar kita mendapati yang kaya menindas yang miskin.

Sistem kapitalis inilah yang membentuk manusia berhati dan berfikiran manusia liar semaunya. Hidup sesukanya tanpa peraturan dan jika pun mereka diadukan melakukan kejahatan uanglah yang akan menutupi kejahatan mereka.

Atau tekanan agar kasus tersebut dianggab selesai dengan cara damai. Padahal kecerobohan dan kejahilan mereka bisa saja berakibat fatal bahkan bisa berujung mau karena ulah mereka.

Kembalikan Peraturan Hidup Islam

Islam adalah agama yang membawa keberkahan lagi sempurna dalam mengatur kehidupan manusia. Dalam Islam anak adalah amanah bagi orang tua dalam membentuk akhlak, pemahaman Islam yang sempurna dan menjaga jiwa dan raganya.

Mengapa demikian? Karena anak adalah penerus masa depan dan ladang pahala bagi orang tuanya. Maka tentulah segala hal yang ada pada anak menjadi dibawah pantauan orang tua.

Keselamatan jiwa dan raganya adalah hal yang harus difahami betul. Kesalahan membentuk mereka akan berakibat kerusakan jiwa dan akalnya maka dalam hal ini menjadi pengasuhan yang terlarang.

Maka menjadi orang tua itu bukanlah seperti induk hewan yang hanya cukup diberi makan dan tempat tinggal. Namun harus mampu membentuk anaknya menjadi generasi yang tangguh lagi bertaqwa sehingga anak harus diamankan dan dijaga sebaik mungkin. Menjadikan dia berada dalam keadaan bahaya adalah dosa besar apalagi jika  mengancam nyawa. 

Begitupun dengan orang lain, maka dalam Islam mengatur dengan sedemikian rupa dalam berinteraksi dengan sesama.

Dalam riwayat al-Hâkim dan al-Baihaqi 

, َÙ…َÙ†ْ ضَارَّ ضَرَّÙ‡ُ اللهُ ÙˆَÙ…َÙ†ْ Ø´َاقَّ Ø´َÙ‚َّ اللهُ عَÙ„َÙŠْÙ‡

"Barangsiapa membahayakan orang lain, maka Allâh akan membalas bahaya kepadanya dan barangsiapa menyusahkan atau menyulitkan orang lain, maka Allâh akan menyulitkannya.”

Islam juga melarang setiap manusia mencelakankan dan merusak dirinya sendiri.
Dalam penggalan hadits yang ditulis oleh Imam Thabrani, Nabi SAW bersabda, “Ada tiga hal yang dapat merusak diri sendiri. Pertama, sangat kikir. Kedua, mengikuti kehendak nafsu. Ketiga, kagum terhadap diri sendiri.”

Begitulah peraturan Islam dalam menyelesaikan masalah dirinya dan orang lain. Sehingga terjadilah Kedamaian dan ketentraman dimanapun mereka berada.
Previous Post Next Post