Menolak Khilafah Untuk Jalan Sekulerisme

Oleh :  Tutik Indayani
Komunitas Pejuang Pena Pembebasan

Sungguh sangat disayangkan, negara yang pernah menguasai dunia di masa ke khalifahan Ustmani dibawah naungan Daulah Islam, saat ini menolak seruan untuk membangkitkan kembali khilafah.

Partai berkuasa Turki yang memenangkan Recep Tayyib Erdogan sebagai presiden,  menolak seruan majalah pro pemerintah untuk membangkitkan khilafah, menyusul pembukaan kembali Hagia Sophia menjadi masjid di Istambul.

Juru bicara Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) pada Senin (27/7/2020) meyakinkan kaum skeptis, bahwa Turki akan tetap menjadi republik sekuler, setelah majalah Gercek Hayat menimbulkan kegemparan dengan menyerukan pembaharuan kekhalifahan.
Gercek Hayat adalah majalah mingguan surat kabar Yeni Safak yang berkaitan dengan pemerintah.

"Sekarang Hagia Sophia dan Turki bebas, bersiaplah untuk kekhalifahan," demikian bunyi sampul Gercek Hayat terbitan 27 Juli 2020.

"Jika tidak sekarang, lalu kapan? Jika bukan kamu, lalu siapa?" tanya sampul itu, tampaknya merujuk pada Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan.

Selain penolakan, seruan untuk kembali menegakkan kekhilafahan, dianggap sebagai ajakan pemberontakan bersenjata dan tidak dapat diwujudkan dalam hukum.

~~~~

Patut diketahui, bahwa sekulerisme muncul di Turki setelah runtuhnya kekhalifahan Ustmani pada 3 Maret 1924. Sejak saat itu Turki berada dibawah kepemimpinan Mustafa Kemal Attaturk, sebagai presiden Republik Turki yang pertama.

Dimana dibawah kepemimpinannya, Mustafa Kemal dengan sikap sombong atas nama bangsa dan merendahkan agama,  menghapus semua hukum syariat Islam dan menggantinya dengan hukum sekuler.

Para pendukung Mustafa Kemal sekuler Turki pun, hingga saat ini masih setia menolak keras seruan kembali pada khilafah, ini menunjukkan sekulerisme harga mati.

Sekulerisme adalah ruh Turki Modern, kembali kepada khilafah bermakna ancaman bagi sekulerisme. Khilafah tegak berarti hancurnya tatanan politik sekuler.

Ini yang tidak disukai oleh negara Barat terutama Amerika dan sekutunya. Amerika tidak bisa mengkontrol wilayah Timur Tengah, karena bila khilafah tegak, tidak khayal lagi seluruh negeri muslim akan bersatu dan merupakan kekuatan adidaya baru yang akan dihadapi Amerika dan sekutunya.

Akan ada pembebasan Masjidil Aqso di Palestina. Dan akan menghancurkan Zionis Israel.

Tidak ada Israel berarti hilangnya dominasi AS terhadap wilayah Timur Tengah dan dunia. 

~~~~

Sebagai seorang muslim, seharusnya paham bahwa khilafah adalah warisan Rasulullah saw kepada umatnya.

Khilafah adalah suatu bentuk kepemimpinan umum bagi seluruh kaum muslimin di dunia untuk menegakkan syariat Islam.

Bukankah sudah terbukti selama 1300 tahun, khilafah telah berhasil menaungi dunia Islam, menyatukan umat Islam seluruh dunia dan menerapkan syariah Islam secara kafah.
Khilafah adalah bagian dari ajaran Islam. Dengan khilafah, Islam sebagai rahmat benar-benar dapat diwujudkan.

Dengan menolak khilafah, seperti yang dilakukan partai-partai berkuasa Turki, berarti mereka sama dengan menolak ajaran Islam dan mereka dengan secara tegas tetap mempertahankan sekulerisme yang merupakan ruh dari kapitalisme, sedangkan Rasulullah tidak pernah mewariskan kapitalisme.

Sebagaimana harus kita ketahui bahwa dalam sistem kapitalis, harta hanya dikuasai oleh segelintir manusia, justru hal tersebut sangat dilarang oleh Allah Swt.

Kedaulatan hukum ada ditangan manusia dilarang Allah, karena hanya Allah yang memiliki kedaulatan hukum.

Patut kita cermati bahwa, munculnya kesadaran di tengah-tengah umat untuk menegakkan khilafah yang diwajibkan Allah Swt, menunjukkan kerinduan umat terhadap persatuan Islam.

Tidak sedikit hadits Rasulullah yang menyuruh umatnya mentaati khalifah.
"Hendaklah kalian berpegang teguh terhadap ajaranku dan ajaran al-khulafa'a al-rasyidin al-mahdiyyin (para khalifah yang lurus dan mendapatkan petunjuk).
"Gigitlah (genggamlah dengan kuat) dengan geraham" (HR. Ibnu Majah dan at Tirmidzi yang berkata "Hadits Hasan sahih")

Perilaku para sahabat sesaat setelah wafatnya Nabi saw :

"Ketahui juga bahwa para sahabat ra. seluruhnya telah berijmak bahwa mengangkat seorang imam (khalifah) setelah masa kenabian adalah wajib."
"Bahkan mereka telah menjadikan kewajiban ini sebagai kewajiban yang paling penting. Buktinya para sahabat lebih menyibukkan diri dengan perkara ini dibandingkan dengan mengurusi jenazah Rasulullah Saw."
"Perselisihan mereka dalam hal penentuan (siapa yang berhak menjadi imam) tidaklah merusak ijma' yang telah ditentukan itu." (Imam Ibnu Hajar al-Haitami, Ash-Shawà'iq, al-Muhriqah, 1/25).

"Tidak ada perbedaan pandangan mengenai kewajiban tersebut (mengangkat khalifah) dikalangan umat dan imam mazhab, kecuali pendapat yang diriwayatkan dari al-'Asham (yang tuli terhadap syariat) dan siapa saja yang berkata dengan pendapatnya serta mengikuti pendapat dan mazhabnya." (Al-Qurtubhi, Al-Jàmi'li Ahkam al-Qur'àn, 1/264).

~~~~

Sudah jelas bahwa dengan tegaknya khilafah, umat Islam akan medapat perlindungan dari musuh-musuh Islam, sekulerisme tidak akan menemukan jalan untuk menghancurkan umat.

Negeri barat hanya memanfaatkan kaum sekuler di negeri Islam untuk menghambat tegaknya khilafah.

Semoga kaum muslimin yang sadar politik semakin giat menegakkan khilafah, baik di Turki, Palestina, Suriah maupun 50 negeri kaum muslimin lainnya.

Wallahua'lam bishshawab
Previous Post Next Post