Tragedi Srebrenica, Pembantaian Era Modern Imbas Kapitalisme


Erna Kusuma Wardani S.Pd. (Guru di Intensive Course Privat dan Bimbel)
Sabtu (11/7) menandakan memori kelam umat muslim Bosnia Srebrenica. Bertepatan dengan peringatan 25 tahun pembantaian Srebrenica.
Pada 11 Juli 1995 Srebrenica dikepung pasukan Serbia dan membunuh lebih dari 8.000 pria dan anak laki-laki muslim dalam beberapa hari. Pada saat itu, milisi Serbia mencoba merebut wilayah dari muslim Bosnia dan Kroasia untuk membentuk Negara mereka sendiri. (cnn.indonesia)
Tercatat, hampir 6.900 korban ditemukan dan diidentifikasi dari 80 kuburan massal. Sekitar 15 ribu pria Srebrenica melarikan diri ke daerah pegunungan namun 6.000 dari mereka diburu dan dibantai di hutan.
Tahun 1993 Dewan Keamanan PBB telah menyatakan Srebrenica sebagai “daerah aman” namun Ratko Mladic dan pasukannya tetap menyerang zona PBB.
Naasnya, Save Heaven tempat berlindung yang aman buatan PBB yang di bawah kendali pasukakan PBB dari Belanda nyatanya tidak memberi rasa aman terhadap kaum muslim pasalnya warga sipil yang tidak bersalah yang bertugas sebagai pasukan penjaga perdamaian PBB gagal bertindak ketika pasukan Serbia memasuki daerah itu. Atas peristiwa itu, menewaskan sekitas 2.000 pria dan anak laki-laki. (muslimahnews.id)
PBB bahkan memberikan bantuan pasokan lebih dari 3.000 liter bensin kepada tentara Serbia untuk mengangkut para lelaki muslim ke kuburan massal mereka. (MuslimahMediaCenter.youtube)
Tragedi ini dikatakan sebagai tragedi era modern dilihat dari usia pembunuhan massal ini terjadi 25 tahun belakangan setelah Perang Dunia ke II, karena dilihat dari kondisi dunia terkategori sangat aman dari musim perang seperti sebelum tragedi ini terjadi. Dikatakan kejahatan terbesar terjadi pertama kali di era modern adalah pembantaian umat muslim Bosnia di Srebrenica.
Peringatan kali ini bertepatan dengan pandemi Covid-19 namun tidak menyurutkan kebiasaan masyarakat Srebrenica untuk menghadiri peringatan tersebut walau tidak sedikit yang berani menentang aturan pembatasan sosial, namun jumlah peserta tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya.
Tragedi ini tidak hanya menyisakan pilu di hati dan memori muslim Bosnia saja namun di luar itu umat Muslim dunia merasakan rasa yang senada dengan muslim Bosnia lainnya. Jika mengingat penderitaan, penindasan serta diskriminasi didominasi kepada umat muslim di setiap sudut dunia. Masyarakat muslim banyak meneriaki pertolongan kepada lembaga Internasional PBB sebagai pemberi keamanan dan keadilan tertinggi dunia katanya, kenyataannya PBB enggan memberikan manfaat kepada Negara muslim. Patut dipertanyakan, untuk siapa perlindungan PBB berdiri?.
Tragedi ini telah menjadi bukti nyata bahwa tidak ada perlakuan adil PBB kepada Negara berpenduduk muslim bahkan PBB menjadi alat legitimasi kebengisan segelintir  penjahat untuk memuaskan nafsu kebenciannya terhadap Islam dan kaum muslim.
Pembantaian dan kebengisan ini bukanlah yang terakhir melainkan terus berlanjut hingga hari ini terhadap kaum muslim di belahan dunia lainnya seperti muslim di Uyghur, Myanmar, Palestina, Somalia, Turkistan Timur, Afganistan, Thailad Selatan, Irak Libya, Republik Afrika Tengah, Syria dan Yaman. Kehinaan, penderitaan dan kebengisan ini akan terus terjadi jika kekuasaan global masih dipegang oleh ideologi Kapitalisme dan diemban oleh Negara. (MuslimahMediaCenter.youtube)
Tersebab, sesuai dengan namanya ideologi ini hanya akan bekerja untuk para kapitalis yang memiliki kepentingan tertentu. Maka tidak heran klaim perlindungan dan keadilan PBB tidak akan memberikan manfaat sedikitpun bagi kaum muslim. Dalam anggapan kaum kapitalis sudah sepantasnya klaim perlindungan dan keadilan PBB bekerja untuk mereka karena PBB lahir dari tangan-tangan mereka.
Sudah seharusnya kaum muslim tidak berharap kepada lembaga buatan kapitalis, karena sejatinya kaum muslimin memiliki perisai sendiri yaitu Khilafah Islamiyyah. Sebagaimana sabda Rasulullah saw.:
” Sesungguhnya al-imam (Khalifah) itu perisai, dimana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaannya)” [HR. Muslim].
Maka atas perintah Allah SWT dan RasulNya Khalifah akan sangat gampang memberikan perintah dari departemen perang  (amirul jihad) untuk mengerahkan pasukannya untuk menyelamatkan kaum muslim dari penguasa kafir. Sikap tegas Khalifahlah yang akan menghentikan penderitaan kaum muslim, sebagaimana para Pemimpin Islam terdahulu yang tidak pernah menampakkan keraguan dalam mengambil kebijakan untuk memberikan perlindungan kepada umatnya. (MuslimahMediaCenter.youtube)
Al-Mu’tashim Billah salah satu dari Pemimpin Islam yang memiliki kisah heroik dan ketegasannya dalam melindungi kehormatan wanita Muslim dari pelecehan kaum Romawi di kota Amuriah, Romawi. tak tanggung-tanggung Ia mengerahkan pasukannya ke kota tersebut hingga berujung futuhat terhadap kota tersebut.
Inilah sejatinya bentuk Pemimpin, kepemimpinanya distandarkan pada keimanannya terhadap Allah dan Rasul. Perintah Allah dan Rasulnya menjadi satu-satunya solusi untuk mengurusi masyarakatnya tidak ada yang lain. Karakter Pemimpin yang tegas terbentuk karena ketakutannya kepada sang Musyari’ sang pembuat hukum.
Sepantasnya umat muslim berbangga dengan ideologinya sendiri yaitu Islam dan khilafah sebagai penopang Ideologi Islam, dan kebanggaan ini dapat diwujudkan dengan perjuangan menuju kebangkitan hakiki yakni kebangkitan Islam dalam Institusi Khilafah Ala Minhajjin Nubuwwah.
Allahu’am

Previous Post Next Post