Syariat Memberikan Solusi Dikala Pandemi

Oleh : Peni Sartika

Harap-harap cemas selalu dirasakan manusia hari ini. Ketika pandemi covid-19 tidak dapat dihentikan dan ditolak bahkan entah kapan pandemi ini akan berakhir. Butuh waktu sebentar saja untuk merontokkan ekonomi indonesia bahkan dunia dibuat lumpuh oleh virus mungil ini.

Akankah, dunia akan terus seperti ini dihantui bayang-bayang covid-19, yang entah kapan berakhir. Maka akan kemanakah manusia untuk mencari perlindungan? akankah umat ini memelas belas kasih kapitalisme, yang sebenarnya telah gagal menangani pandemi ini? atau berbalik arah memperjuangkan khilafah?

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 telah menyebabkan berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia, mengalami krisis ekonomi pada tahun ini. Ketidakpastian mengenai kapan berakhirnya pandemi ini dikhawatirkan akan membuat perekonomian semakin jatuh.

Kepala ekonom CIMB Niaga, Adrian Panggabean, melihat krisis ekonomi global 2020 ini memiliki karakteristik yang berbeda jika dibandingkan krisis 1997-1998 maupun krisis ekonomi 2008. Menurutnya, dibutuhkan solusi global untuk bisa mengatasi krisis ekonomi yang terjadi saat ini. 

"Solusi global diperlukan guna mengatasi krisis ekonomi  2020 yang terjadi akibat pandemi Covid-19," kata Adrian dalam diskusi virtual bertajuk 'Mendulang Profit dari Saham-Saham BUMN Pasca Covid-19', di Jakarta, Ahad (26/4).

Adrian menjelaskan, krisis ekonomi 2020 memiliki tiga dimensi besar yakni wabah Covid-19, kebijakan sosio-politik untuk menekan penyebaran Covid-19 melalui social distancing dan phisical distancing, serta pengaruh negatif bagi perekonomian dunia. Ketiga kombinasi tersebut saling berhubungan satu sama lain. 

Adrian memaparkan, tingkat pengaruh ekonomi ditentukan oleh bagaimana kebijakan sosial distancing maupun phisical distancing akan dilakukan dan berapa lama durasinya. Sementara kebijakan social distancing akan ditentukan oleh kemampuan negara negara di dunia untuk mengatasi Covid-19.

Berdasarkan dari keterangan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Adrian mengatakan vaksin untuk menangani pandemi Covid-19 diperkirakan baru bisa dilakukan 12-18 bulan ke depan. Artinya, solusi global terhadap krisis ekonomi sekarang baru akan terjadi pada pertengahan 2021 atau pertengahan tahun depan. 

Adrian mengatakan masalah yang dihadapi dalam menangani krisis ekonomi 2020 ini adalah terjadinya polarisasi di dunia. Polarisasi itu antara lain terjadinya persaingan antara Rusia dengan OPEC, rivalitas antara China dan Amerika Serikat, Eropa versus Eropa,  negara kaya dan negara miskin.  Polarisasi inilah yang membuat solusi secara global menghadapi sejumlah kendala yang harus terlebih dahulu diatasi. 

Berbagai upaya dilakukan untuk segera mengakhiri pandemi ini. Upaya-upaya yang berlandaskan kapitalisme diambil dengan nyawa sebagai taruhannya , rekomendasi syariatpun tak berlaku di negeri ini, meski telah terbukti berhasil memutus mata rantai penyebaran wabah yang pernah terjadi dimasa Rasulullah dan dimasa khalifah Umar Bin Khattab. 

Bisa jadi Allah telah mencabut keberkahan dari negeri ini,  Hingga yang kita saksikan kerusakan demi kerusakan dengan dipilihnya sistem rusak menyebabkan manusia menjadi rusak, sumber daya alam rusak, hukum menjadi rusak, dan secara bersamaan tatanan kehidupan manusia secara global benar-benar telah rusak.

Krisis ekonomi yang melanda dunia sebab wabah tak bisa dicegah. Inilah membuat ideologi kapitalisme kalang kabut untuk melanggengkan kekuasaanya. Contoh Indonesia sebagai negara pengekor Amerika Serikat sudah barang tentu kebijakan akan terus menjiplak kebijakan mereka, yang berputar pada keuntungan dan kepentingan.

Dengan diberlakukannya new normal di negeri ini, membuat covid-19 semakin betah di Indonesia. Lantaran Indonesia belum sepenuhnya bebas dari covid-19. Sungguh langkah yang berbahaya memberlakukan new normal di tengah amukan pandemi. Diperparah dengan sikap abainya rakyat dan menganggap remeh virus mungil ini.

Beginilah tatanan dunia yang berkiblat pada barat untuk segala hal kita berada dalam control kafir penjajah laknatullah. Meski langkah berbahaya tak jadi masalah asal tetap eksis untuk mendulang dukungan, para aparat negara dikerahkan untuk mendisiplinkan new normal.

Nampaknya kapitalisme tidak kehabisan akal untuk terus menjadi penguasa tunggal dunia, tapi akankah selamanya seperti ini, tentu saja tidak masa kepemimpinan orang-orang dzalim akan berakhir dengan kembalinya kepemimpinan Islam. Yang hanya menunggu boom waktunya saja atas izin Allah SWT.

Kebingungan dan kegaulan sebab pandemi covid-19, membuat sebagai orang berfikir adakah jalan keluar untuk segera lolos dari covid-19? Tentulah ada yakni sebagai langkah awal mengikuti syariat tentang perintah lockdown atau karantina besar-besaran dan umat islam bersatu dalam satu kekuatan bersama membangun pemerintah islam dan menjungkirbalikkan kapitalisme atas negeri-negeri kaum muslim seluruh dunia.

Bukan saja covid-19 yang kita bersihkan tapi juga pemahaman rusak dan merusak dibersihkan dari tubuh umat, yang telah lama mengakar dan harus segera disudahi. Dibutuhkan Dokter umat untuk menyembuhkan umat dari penyakit sekularisme, liberalisme dan paham rusak sejenisnya. Menghapus ekonomi ribawi yang telah menyengsarakan rakyat dan membebaskan manusia dari sistem jahilliyah modern adalah tujuan Islam.

Sebegitu pentingnya khilafah untuk mengatur tatanan kehidupan umat secara global. Perlu diingat khilafah adalah mahkota kewajiban. Sebab, tanpa hadirnya khilafah banyak sekali hukum-hukum Allah SWT tertunda bahkan ada sebagian dari umat mengganggap syariat adalah ancaman, nauzubillahi min zalik.

Padahal dimana ada syariat disana ada maslahat untuk kebaikan umat manusia di dunia dan di akhirat. Apalagi untuk masalah pandemi islam telah gamblang memberikan solusi untuk menyudahi pandemi. Bukankah Islam adalah agama rahmat (kasih sayang) dan agama perdamaian. Sebagaimana firman Allah SWT

ÙˆَÙ…َآ Ø£َرْسَÙ„ْÙ†َٰÙƒَ Ø¥ِÙ„َّا رَØ­ْÙ…َØ©ً Ù„ِّÙ„ْعَٰÙ„َÙ…ِينَ 
Artinya : "Tidaklah kami utus engkau (Muhammad) kecuali, sebagai rahmat bagi alam semesta (TQS Al-Anbiya [21] : 107)

Tafsir Fath Al Qadiir "Yakni, tidaklah kami mengutus engkau Muhammad dengan membawa syariah dengan hukum-hukum selain rahmat bagi seluruh alam."

Wallahu'alam Bish Shawab
Previous Post Next Post