Negara Wajib Melindungi Anak-anak


Oleh : Reka Nurul
(Pemerhati Kebijakan Pemerintah)

Kebijakan pemerintah untuk melaksanakan New Normal membuat orangtua siswa cemas. Apalagi dengan adanya pernyataan Kemendikbud yang akan tetap melaksanakan tahun ajaran baru pada tanggal 13 Juli 2020 (Kumparan.com). Menurut Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia saat ini belum aman membuka sekolah di tengah pandemi, meskipun sekolah yang di buka termasuk wilayah zona hijau. Begitupun yang disampaikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia, yang menyarankan pemerintah untuk tidak membuka dulu sekolah selama pandemi. Menurut data, anak usia 0-14 tahun rentan terpapar Covid-19. Sebanyak 127 anak usia 0-14 tahun di Surabaya positif Covid-19. (Kumparan.com). Fakta tersebut baru terdata di satu kota, belum di kota lain.

Hal ini menampar beberapa anggapan yang menyatakan bahwa anak kebal Covid. Bahkan menurut salah satu dokter anak di salah satu station televisi mengungkapkan bahwa resiko terpapar Covid-19  pada  orang dewasa dengan anak-anak adalah sama.

Tidak heran ada sebuah petisi "Tunda Masuk Sekolah Selama Pandemi" yang dibuat oleh Watiek Ideo, seorang penulis buku anak yang juga memiliki anak seorang pelajar kelas 6 SD. Watiek mengungkapkan kegelisahan sebagai orang tua yang mengetahui bahwa pemerintah akan memberlakukan New Normal yang berarti membuka sekolah dengan menerapkan protokol kesehatan kepada anak. Namun Watiek cemas akan kedisiplinan anak, apakah anak bisa disiplin memakai masker tanpa di lepas dan menggantinya setelah pemakaian 4 jam? Apakah anak bisa menjaga jarak dengan temannya kurang lebih 1,5 meter saat istirahat padahal rasa rindu sudah membuncah pada teman sekolahnya? Apakah guru mampu mengawasi anak agar tetap melakukan protokol kesehatan? Itu tentu menjadi tanda tanya besar. Dimana kita mengetahui, bahwa anak SD masih belum mandiri dan belum paham akan protokol kesehatan. Tentu ini adalah hal fatal yang membahayakan anak.

Maka menjadi tugas pemerintah untuk meredam kegelisahan orangtua, guru, dan juga sekolah. Dengan membuka sekolah setelah kondisinya memang benar-benar aman. Bukan saat ini dimana kasus positif Covid-19 masih tinggi dikisaran 500 orang perhari. Bahkan Cina yang selama 14 hari, angka positif Covid-19 adalah nol, akhirnya harus melakukan lockdown kembali setelah membuka fasilitas publik termasuk membuka sekolah.

Tentu pemerintah harus mempertimbangkan pendapat para ahli dalam menentukan kebijakan. Jangan sampai pemerintah membuat kebijakan yang tidak memikirkan keselamatan rakyat.

Anak-anak adalah generasi negeri yang tentu bukan hanya harus pintar tapi juga harus tetap sehat dan bertahan hidup sampai bisa menjadi generasi terbaik untuk negeri. Nyawa adalah perkara yang krusial. Separah apapun ekonomi yang anjlok akibat Covid-19 tidak boleh menyurutkan langkah pemerintah dalam melindungi rakyatnya termasuk anak-anak. Dan meskipun sudah banyak negara memberlakukan New Normal yang "dipromosikan" oleh PBB, pemerintah tidak boleh tergiur, karena faktanya kasus positif Covid-19 belum menunjukkan kurva menurun. Lebih baik kehilangan ekonomi daripada kehilangan generasi. Lebih baik berbeda dari negara lain dalam hal ini daripada nyawa anak  tidak terjamin.

Maka menjadi kewajiban negara untuk melindungi rakyatnya. Ketika pemerintah melaksanakan hal tersebut maka seharusnya menjadi kebaikan untuknya karena telah menjalankan kewajiban dari Allah Swt. bahwa pemimpin harus memelihara rakyatnya tanpa terkecuali. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw. yang artinya:
“Seorang imam adalah raa’in (pemelihara dan pengatur urusan rakyatnya), dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap rakyatnya.”
(HR Bukhari dan Muslim)

Dan ketika tidak melindungi kehidupan, maka itu adalah dosa bagi pemimpin. Tentunya masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim, membutuhkan sosok pemimpin yang bersedia melaksanakan aturan Islam, karena pemimpin yang takut kepada Allah Swt. akan senantiasa mempertimbangkan pahala dan dosa bagi dirinya bukan hanya demi asas manfaat ketika memutuskan perkara ditengah-tengah masyarakat. Namun di zaman kapitalisme seperti sekarang ini memang sulit menemukan pemimpin yang ikhlas untuk  memelihara dan taat kepada hukum Islam.

Semoga Covid-19 segera berakhir dan semoga segera ada pemimpin yang serius dalam memelihara rakyatnya atas dasar takut terhadap azab Allah Swt.

Wallahu'alam bishawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post