Menakar Solusi Alternatif Atasi Pandemi

Oleh: Hikmatul Mutaqina 
(praktisi pendidikan) 

Sudah hampir 6 bulan wabah terus menghantui negeri, bahkan seantero dunia. Mahluk kecil tak kentara bernama corona telah mengobrak abrik kehidupan. Manusia tak berdaya dibuatnya. Mulai rakyat kecil sampai pejabat tak lepas dari sasarannya. Bukti manusia tak selamanya bisa berkuasa atas segala upaya. Lemah dan terbatas menjadi sifat yang tak bisa dipungkirinya.Bahkan vaksin virus ini pun sampai saat ini belum ditemukan. 

Semua lini kehidupan sudah menjadi korban. Terutama aspek ekonomi sebagai alat vital sebuah peradaban. Bagaimana tidak? Ketika kebijakan lock down diterapkan, tak ada aktivitas dilakukan. Transportasi mandeg, produksi macet, ekspor impor terhambat. Akibatnya resesi ekonomi menjadi konsekuensi yang pasti. Rupiah terus melemah, harga sembako naik, pengangguran melonjak, ditambah kebijakan pemerintah yang dianggap kurang bersahabat dengan rakyat semakin menambah derita di kala pandemi. Krisis ekonomi global melanda berbagai negara di belahan dunia. 

Kepala ekonom CIMB Niaga, Adrian Panggabean, melihat krisis ekonomi global 2020 ini memiliki karakteristik yang berbeda jika dibandingkan krisis 1997-1998 maupun krisis ekonomi 2008. Menurutnya, dibutuhkan solusi global untuk bisa mengatasi krisis ekonomi yang terjadi saat ini. (Republika.co.id/24/94/2020) 

"Solusi global diperlukan guna mengatasi krisis ekonomi  2020 yang terjadi akibat pandemi Covid-19," kata Adrian dalam diskusi virtual bertajuk 'Mendulang Profit dari Saham-Saham BUMN Pasca Covid-19', di Jakarta, Ahad (26/4).

Krisis ekonomi 2020 memiliki tiga dimensi besar yakni wabah Covid-19, kebijakan sosio-politik untuk menekan penyebaran Covid-19 melalui social distancing dan phisical distancing, serta pengaruh negatif bagi perekonomian dunia. Ketiga kombinasi tersebut saling berhubungan satu sama lain. Begitulah penuturan Adrian. 

Kebijakan New Normal terpaksa diambil pemerintah, demi menyelamatkan aspek ekonomi negara. Meskipun jumlah kasus positif terus melonjak tiap harinya. Himbauan hidup sehat, jaga imunitas, cuci tangan, jaga jarak juga terus digaungkan. Pemerintah bahkan mengaku kebijakan new normal yang diambil bukanlah hal yang remeh. Di saat New Normal pemerintah tengah membangun sistem informasi yang valid untuk menangani wabah covid 19.

Pandemi ini mendorong kita untuk membangun sebuah sistem informasi yang terintegrasi. Kita sudah punya yang namanya Bersatu Lawan Covid (BLC) dan sistem ini menjadi navigasi negara kita Indonesia dalam memahami perkembangan Covid-19 yang sangat dinamis setiap hari, minggu, dan bulannya,” ujar Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (24/6/2020).radarindonesianews.com

Potret buram dunia atasi pandemi
Kita lihat bagaimana dunia mengalami kegagalan menghadapi pandemi Corona. Jumlah kematian dan penambahan kasus baru terus meningkat drastis di Inggris, Prancis, beberapa negara Eropa Timur, Swedia, Jepang, Amerika Serikat, dan sebagainya. Hingga 25 Juni, tercatat ada kurang lebih 2,5 juta jiwa warga AS terpapar Corona dengan angka kematian 126 ribu menjadikan AS negara dengan kematian resmi tertinggi di dunia. 
Padahal AS memiliki banyak rumah sakit terbaik di dunia. Juga menjadi negara pengekspor teknologi kesehatan tercanggih ke berbagai negara. Bahkan AS membelanjakan 3.6 triliun dolar per tahun untuk pelayanan kesehatan yang setara dengan 17 % dari PDB AS. 

Kegagalan AS menghadapi wabah ini menjadi bukti nyata kegagalan sistem kapitalisme dengan AS sebagai pimpinannya. Bukan karena minimnya harta dan kemampuan. Tapi karena cacatnya ideologi kapitalisme yang diembannya. Kesalahan distribusi dan tata kelola harta yang diadopsinya. 

Indonesia sebagai negara asuhan AS dibawah PBB juga senantiasa berkiblat kepada AS dalam menentukan arah kebijakannya. Menganut ideologi kapitalisme yang menjadikan manfaat materi menjadi tujuan kehidupannya. Sehingga aspek ekonomi menjadi penyangga utamanya. Wajar jika pemerintah mengambil langkah New Normal untuk menyelamatkan ekonomi, dibandingkan lebih memilih lock down untuk atasi pandemi. Ternyata lonjakan kasus baru di saat New Normal semakin meninggi, hampir seribu kasus baru terjadi perubahan hari. Lalu adakah jaminan sistem ini bisa atasi pandemi?

Islam sebagai solusi alternatif tatanan global

Harapan baru Islam solusi pandemi sempat menjadi trending topik beberapa saat lalu. Karena islam telah membuktikannya ketika kekholifahan Umar bin Khattab mengatasi wabah Tha'un di Syam. Nampaknya hal itu menjadi sejarah  fenomenal yang diingat ketika wabah ini terjadi. Sudah seharusnya umat islam sadar bahwa setiap ujian Allah selalu memberi solusi. Bahkan sistem hidup pun telah digariskan dalam risalah islam secara sempurna. Baik di kala normal ataupun pandemi sekalipun risalah ini mampu menjawab segala permasalahan. Terutama di sektor ekonomi sebagai salah satu aspek penentu peradaban. Syariah islam menetapkan asas ekonomi belandaskan aqidah islam. Ada pengaturan pemilikan, ada pemilikan individu, pemilikan umum, dan pemilikan negara. Tidak boleh ada campur tangan swasta asing dalam pengelolaan harta negara. 

Negara bertanggung jawab penuh terhadap distribusi harta kepada seluruh wilayah. Tak ada kesenjangan kaya dan miskin, karena syariah melarangnya. Setiap individu terjamin kesejahteraan dan keamanannya. Walaupun di kala pandemi, kesehatan dan ekonomi tetap stabil pelayanannya. Saat wabah negara bertindak cepat dengan memisahkan yang sehat dan yang sakit. Bagi yang sakit seluruh biaya pengobatan dan santunan untuk penghiduoan keluarga diberikan gratis dari dana kas negara di baitul mal. Untuk yang sehat tetap beraktifitas secara normal, sehingga aktifitas ekonomi tetap normal. Maka tatkala sistem islam dijalankan tidak pernah terjadi resesi ekonomi meski saat pandemi. 

Perbuatan Rasulullah SAW telah memberikan gambaran yang pasti. Bagaimana Rasululloh membangun negara dengan sistem pemerintahan yang Agung dari mulai dari  fondasi, visi dan misi hingga pilar-pilar asasi kenegaraan yang sifatnya khas dan baku. Ini menunjukkan keistimewaan sistem pemerintahan islam yang wajib diteladani ketika membangun sistem kenegaraan, Al Khilafah. Menghidupkan dan menjaga sunnah ini adalah keberuntungan. Anas bin Malik ra bertutur bahwa Rasulullah bersabda:

Siapa saja yang menghidupkan Sunnah ku, sungguh ia telah mencintaiku. Siapa saja yang mencintaiku, ia bersamaku menjadi penghuni syurga. (HR atau Tirmidzi dan ath Thabrani). 

Umat islam akan kembali berjaya. Menjadi peradaban yang mulia. Menyadari bahwa mereka adalah umat terbaik di dunia jika kembali pada jalan kebenaran, menggunakan hukum Allah sebagai pengatur hidupnya. Maka rahmatan lil alamin akan terwujud karenanya.
Previous Post Next Post