Diusir Pedagang

By : Ummu Syaddad
Pemerhati Umat

Petugas yang akan melakukan rapid test, diusir oleh pedagang di pasar Cileungsi, Bogor. Mereka tak bisa berbuat apa-apa, saat para pedangan menolak untuk pemeriksaan. 


Menurut Bupati Bogor, Ade Yasin, telah terjadi kesalahpahaman. Para pedagang mengira dianaktirikan. Diperlakukan berbeda, dengan pedagang kaki lima.

Jadi, bila disimpulkan, benang merah yang dapat ditarik dari penolakan ini, adalah kurangnya sosialisasi, atau bisa jadi karena telah hilangnya kepercayaan masyarakat.

Karena, lebih dari tiga bulan, pandemi Covid-19, belum juga hilang. Jangankan hilang, malah korban semakin bertambah banyak. Pertiga hari ini saja, jumlah penambahannya diatas angka seribu.

Dan korban meninggal, dilaporkan sudah mencapai angka dua ribu orang. Lalu, mau menunggu sampai menembus angka berapa?

Bila pengambil kebijakan  tetap menganggap angka tersebut wajar, karena alasan jumlah rapid test yang dilakukan berjumlah ribuan perhari, apakah hal ini tak mengusik hati nurani?

Dari itu, tak hanya dibutuhkan keseriusan dan keputusan yang cepat serta tepat. Melainkan, kesadaran cara pandang mengenai kehidupan. Darimana, mau apa, dan akan kemana setelah hidup di dunia ini? 

Bila berhasil menjawab dengan benar, manusia tak akan sembarangan. Sembarangan dalam berbuat atau bertindak. Termasuk dalam mengambil keputusan, dalam menghadapi persoalan pandemi korona.

Tak akan pernah ada penolakan, karena masyarakat sadar, kebijakan yang dikeluarkan, atas bimbingan keimanan. Wallahu'alam. 

Post a Comment

Previous Post Next Post