PERBUDAKAN MODREN YANG MENIMPA RAKYAT

Oleh : Hj. Padliyati Siregar, ST

Dalam Indeks Perbudakan Dunia, perbudakan modern didefinisikan sebagai kondisi di mana seseorang memperlakukan orang lain sebagai properti miliknya, sehingga kemerdekaan orang itu terampas lalu dieksploitasi demi kepentingan orang yang melakukan praktik perbudakan. Orang bisa dipekerjakan dan dibuang begitu saja seperti barang.

Walk Free Foundation, sebuah lembaga yang giat mengupayakan penghapusan perbudakan modern, merinci bahwa perbudakan modern bermula dari perdagangan manusia.

Perdagangan manusia (human trafficking) meliputi rekruitmen, transportasi, dan transfer seseorang dari tempat A ke tempat B.

Dengan menggunakan kekerasan, ancaman, penculikan, dan penipuan, orang-orang yang rentan terhadap perbudakan modern mendapat bayaran yang sangat minim bahkan nyaris tidak sama sekali, dan mereka tidak bisa keluar dari sistem itu.

"Mereka tidak bisa menyatakan, 'Saya berhenti!' kecuali mungkin bila mereka mati,"

Kejadian yang menimpa dengan meningganyal dan dilarungnya empat anak buah kapal (ABK) asal Indonesia di kapal berbendera China dan adanya 14 ABK yang meminta bantuan hukum saat kapal berlabuh di Busan, Korea Selatan, sudah mengarah kepada perbudakan modern atau modern slavery.

Karena  ada indikasi perlakuan pihak perusahaan kapal yang sudah mengarah kepada pelanggaran HAM berupa tindak perbudakan atau ekspolitasi secara berlebihan yang menyebabkan kematian.


Seharusnya Pemerintah Indonesia harus tegas dalam merespon dugaan perbudakan WNI anak buah kapal (ABK) di kapal nelayan berbendera China. Pemerintah harus menyampaikan tekanan diplomatik agar China menyelidiki dugaan itu secara terbuka dan menyeluruh. 
Tuntut China menyelidiki ini sampai tuntas. Dan tekan terus sampai selesai, enggak boleh kendor. Dan Indonesia terus menuntut sampai kasusnya terang, sampai ada ganti rugi yang jelas.

Apa yang dikatakan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam konferensi pers virtual pada Kamis (7/5) mengatakan pemerintah Indonesia sudah menyampaikan nota diplomatik kepada Kemenlu China untuk mengklarifikasi pelarungan terhadap ABK tersebut. Pihak Kemenlu China bersikukuh pelarungan terhadap ABK asal Indonesia dilakukan sesuai ketentuan kelautan internasional. “Kemlu RRT menjelaskan bahwa pelarungan telah dilakukan sesuai praktik kelautan internasional untuk menjaga kesehatan awak kapal sesuai ketentuan ILO,” ucap Retno.

Sikap pemerintah sebaiknya tidak berhenti pada pernyataan yang disampaikan Kemenlu China. Lebih jauh, pemerintah harus membongkar kotak pandora praktik pelanggaran HAM berupa tindakan perbudakan atau eksploitasi berlebihan di atas kapal asing.Namun hal itu sepertinya jauh dari harapan mengingat Indonesia banyak mengikat perjanjian dan kerjasama dengan cina.

Semakin mempertegas bahwa apa yang menimpa rakyat karena tidak adanya pembelaan Negara terhadap hak-hak warga yang bekerja dengan pihak asing.

Bahkan ketika kecaman Internasional datang  karena sikap tidak manusiawi terhadap pekerja,pemerintah justru menunjukkan pembelaan terhadap asing. Bagaimana dengan nasib rakyat Indonesia yang korban perbudakan modern?cukupkah hanya dengan tekanan diplomatik?

Syariat Islam yang mulia telah datang salah satunya untuk menjaga nyawa manusia. Nyawa seorang muslim memiliki nilai yang sangat tinggi di sisi Alloh ta’ala. Namun manusia yang zholim ini telah banyak menyalahi syariat yang mulia dari Robb tabaaraka wa ta’ala. Nyawa manusia sekarang seakan sangat murah sekali. Berita tentang pembunuhan bukanlah hal asing lagi yang menghiasi berita di negara kita.

*Umat Butuh Pelindung*

Umat saat ini tak bisa melindungi diri mereka sendiri. Harus ada penguasa yang melindungi mereka. Demikianlah sebagaimana pesan Nabi Saw:

إنَّمَا اْلإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ

Sungguh Imam (Khalifah) itu (laksana) perisai; orang-orang akan berperang di belakang dia dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)-nya (HR al-Bukhari, Muslim, an-Nasa’i, Abu Dawud dan Ahmad).

Rasulullah Saw, selaku imam kaum Muslim, semasa menjadi kepala Negara Islam Madinah, telah melindungi setiap tetes darah kaum Muslim. Demikian pula Khulafaur-Rasyidun dan para khalifah setelah mereka. Mereka terus melindungi umat dari setiap ancaman dan gangguan. Dengan begitu umat dapat hidup tenang dimana pun mereka berada karena ada yang menjadi pelindung bagi mereka.
Bagaimanakah dengan kondisi kita sekarang? 

Apakah para pemimpin Muslim lupa terhadap firman Allah SWT:

وَإِنِ اسْتَنْصَرُوكُمْ فِي الدِّينِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ

Jika mereka meminta pertolongan kepada kalian dalam (urusan pembelaan) agama, kalian wajib memberikan pertolongan (TQS al-Anfal [8]: 72).

Tidakkah mereka pernah membaca sabda Nabi Saw:

الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ، لاَ يَظْلِمُهُ، وَلاَ يُسْلِمُهُ

Seorang Muslim adalah saudara Muslim yang lain. Janganlah menganiaya dia dan jangan pula menyerahkan dia (kepada musuh) (HR al-Bukhari).

Bagaimana bisa para pemimpin negeri ini malah bermesraan dengan penguasa Cina yang nyata-nyata menganiaya kaum Muslim. Masih ingat
ketika terjadi serangan terhadap Menara Kembar WTC 11 September 2001, George Bush langsung menyatakan perang terhadap apa yang ia namakan ‘kelompok teroris’. Lalu pada tahun 2003 AS menginvasi Irak bersama sejumlah negara dengan alasan menghukum para ‘teroris’. Hasilnya, setengah juta warga Irak tewas dalam operasi tersebut. Lagi-lagi tanpa pembelaan dan perlawanan. Semua penguasa Muslim diam!

Sekarang, siapa pula yang membela dan melindungi kaum Muslim? Lagi-lagi tidak ada! 

Meski demikian,para pemimpin hanya menonton dan berkoar-koar di belakang meja, sementara tangannya tak pernah terulur menyelamatkan kaum Muslim.

Sudah saatnya umat sadar bahwa dalam sistem kapitalisme demokrasi nyawa manusia tidak ada harganya,nyawa dihargai ketika masih bisa menghasilkan materi.Sungguh sangat ironis.

Saat ini umat butuh sisitim pemerintahan yang punya visi misi dunia akherat(khilafah) yang dipimpin seorang imam/kholifah, yang akan menjadi perisai yang melindungi umat. Khilafahlah yang akan menghukum siapa saja yang berani menganiaya umatnya.[]

Post a Comment

Previous Post Next Post