Penodaan Agama Semakin Marak Di Tengah Wabah?


Goresan Pena Abu Mush'ab Al Fatih Bala
(Penulis Nasional dan Pemerhati Politik Asal NTT)

Penodaan atau pelecehan agama itu ada dua jenis. Verbal (lisan) dan non verbal (tindakan).

Anehnya, pada saat masyarakat berjuang menangani covid 19 ini banyak pihak malah gencar melakukan aksi menodai agama. Banyak contohnya.

Misalnya ada pembagian 'nasi anjing' di saat rakyat sedang berpuasa dan pusing menghadapi corona. Padahal yayasan yang membagikan nasi tersebut sudah lama tinggal di Jakarta dan pastinya mengetahui halal dan haram dalam pandangan kaum Muslimin. Pembagian 'nasi anjing' membuat Publik bertanya apa tujuannya? Melecehkan atau memurtadkan?

Kemudian muncul pula video seorang wanita yang melakukan video goyang tik tok ketika melakukan shalat. Video itu dilakukannya dalam kamar yang dihiasi lampu disko. Apakah wanita ingin mencari sensasi dengan melecehkan ajaran agama Islam?

Kemudian viral penjualan olahan daging babi menyerupai daging sapi sebanyak 63 ton yang penjualnya berhasil dibekuk aparat. Walaupun praktiknya sudah lama sejak setahun yang lalu, kasus ini terbongkar di saat pandemi Corona. Kasus ini selain merupakan kasus kriminal juga luka perasaan Kaum Muslimin. Jika tahu daging babi itu haram, mengapa harus diolah dan dijual? Bukankah konsumennya banyak yang Muslim?

Dan yang terakhir tentang pendapat seorang drummer yang mengatakan bahwa agama itu konspirasi sebab tidak bisa dibuktikan dengan sains. Padahal dalam perdebatannya dengan seorang youtuber, dia menyakini bahwa ajaran karma itu ada. "Karma is real", ujarnya. Bukankah karma yang dia yakini adalah ajaran agama?

Dalam keyakinan seorang Muslim, banyak hal dalam agama yang tidak dapat dipecahkan secara sains. Karena sains pun terbatas, tidak bisa menjelaskan semua hal.

Misalnya dalam penciptaan bumi yang ada dalil (buktinya) dalam Al Qur'an. Al Qur'an menantang manusia untuk mencari sebab penciptaan bumi. Para ilmuwan pernah mengatakan, tak mungkin bumi ini ada dengan sendirinya. Pasti ada yang menciptakan.

Ini sama seperti masyarakat mengatakan bahwa menara Eiffel ada dengan sendirinya. Yaitu dengan cara material besi yang terkumpul ditiup angin kemudian jadilah menara tersebut. Padahal, kalau melihat konstruksi bangunannya yang rumit maka setiap akal sehat akan mengatakan pasti ada orang cerdas yang merancang dan membangun menara tersebut.

Begitu juga dengan bumi dan benda-benda langit lainnya. Para ilmuwan yakin ada zat penciptanya. Namun gagal dalam membuktikan atau menghadirkan zat tersebut.

Gaya berfikir ilmuwan ini sudah didahului oleh orang Arab Badui sejak zaman Rasulullah SAW. Ketika ditanya soal bagaimana mengetahui keberadaan pencipta? Mereka menjawab sederhana sekali dengan melihat jejak unta di tanah menandakan bahwa pernah ada unta yang lewat disitu. Dengan logika sederhana itu, orang Arab Badui tidak pernah menganggap penciptaan bumi ini adalah konspirasi agama Islam.

Dan banyak sekali kejadian kontroversial yang yang menyerang agama. Pertanyaannya mengapa ini semua bisa terjadi? Harusnya orang menggunakan agama sebagai motivasi untuk melawan covid-19. Bahkan ajaran Islam telah lama menyediakan lock down sebagai mesin utama melawan wabah.

Semua bentuk penodaan baik verbal mau pun non verbal berasal dari gaya berfikir sekuler dan liberal. Ketika agama tidak dipakai maka akal hanya meyakini apa yang bisa dilihat oleh mata. Sama seperti orang yang melihat bahwa bumi itu datar.

Padahal jika mereka mau berusaha meneliti dan menemukan banyak bukti tentu mereka akan berubah pikiran bahwa bumi itu bulat. Buktinya ketika kapal hendak berlabuh maka tiang kapal yang akan terlihat duluan.

Jika terus berlayar ke Barat atau Timur maka kapal tersebut akan kembali ke tempat semula. Selain itu, gaya berfikir sekuler dan liberal memberikan kebebasan berpendapat dan berperilaku termasuk dalam menghina agama.

sangat disayangkan pula jika maraknya penodaan agama ini dilakukan dengan motif ingin terkenal atau sekedar mencari sensasi.

Atau motif lain untuk mendapatkan keuntungan materi dengan cara yang tidak halal. Selain itu karena kurang tegas sistem hukum yang ada menyebabkan banyak orang berani menodai agama.

Padahal jika penguasa mau tegas tentu tidak akan ada pelecehan agama. Karena agama dilindungi oleh negara. Seperti dahulu Khalifah Ustmani yang berhasil menggagalkan drama pelecehan Nabi SAW oleh beberapa negara Eropa, telah menimbulkan efek jera kepada umat manusia agar tidak mudah melecehkan agama. Dan sistem itu hanya bisa didapatkan dalam Sistem Islam. []

Bumi Allah SWT, 14 Mei 2020

#DenganPenaMembelahDunia
#SeranganPertamaKeRomaAdalahTulisan

Post a Comment

Previous Post Next Post