Menjadi Pejuang Islam Sejati Di Tengah Pandemi


Goresan Pena Abu Mush'ab Al Fatih Bala (Penulis Nasional dan Pemerhati Politik Asal NTT)

Pandemi Corona terus meningkat kasusnya dan belum ada tanda akan berakhir. Data terakhir dari WHO menunjukkan ada 5,7 juta pengidap Corona di dunia.

Amerika dan Eropa adalah kawasan yang terparah dengan total gabungan keduanya adalah 4 juta kasus positif Corona. Sedangkan sebanyak 92.929 kasus terjadi di Afrika, 475.419 kasus di Timur Tengah, 238.080 kasus di Asia Tenggara dan 178.502 kasus di Pasifik Barat. Sedangkan tingkat kematian sebesar 357.688 (www.who.int, 29/5)

Di tengah Pandemi ini banyak negara berusaha menghadapi Corona dengan kebijakan masing-masing. Baru 4 negara yang diklaim akan segera keluar dari wabah karena sudah mampu mengendalikan laju perkembangan virus. Keempat negara tersebut adalah China, Taiwan, Vietnam dan Jerman.

Keempat negara tersebut berhasil keluar karena konsisten dalam menjalankan kebijakan lock down. Dan bisa memulai new normal setelah benar-benar pulih.

Menyikapi hal ini, tentu di setiap negara, warganya berharap negerinya akan segera bebas dari Corona. Begitu juga dengan para Pengemban Dakwah yang tersebar di berbagai negeri. Anjuran untuk melakukan lock down sudah digaungkan sejak Desember 2019 yang lalu. Lock Down adalah solusi dan bersumber dari ajaran Islam.

Namun, tidak semuanya di dengar oleh para penguasa. Karena dianggap kebijakan Lock Down akan mengganggu ekonomi nasional. Sehingga berbagai tuduhan pun dialamatkan kepada para Pejuang Islam tersebut.

Apalagi bila solusi yang ditawarkan adalah Islam Kaffah, maka setiap Pejuang Islam akan selalu dicurigai. Misalnya dianggap menyukai teori konspirasi. Mendukung Lock Down berarti mendukung terpuruknya ekonomi nasional sehingga negaranya menambah utang luar negeri.

Tuduhan lain misalnya para Pejuang Islam menunggangi wabah untuk mendakwahkan Islam Kaffah. Padahal segala macam keterpurukan sebelum dan selama wabah adalah karena diterapkannya sistem sekuler. Bukan sistem Islam.

Karena sistem sekuler lah, naiknya iuran asuransi kesehatan, bahan bakar minyak, harga barang. Bahkan sempat ada usaha menunggangi wabah untuk memuluskan dominasi tunggal proyek pembuatan APD oleh salahsatu perusahaan.

Belum lagi ditambah dengan upaya memuluskan perampokan minerba lewat undang-undang sehingga penghasilan negara semakin berkurang. Maka aroma politik saku lah yang semakin kental terjadi antara pengusaha kapitalis dengan pembuat UU. Dan masih banyak kasus lainnya yang sangat meresahkan. Sedangkan di sisi lain rakyat semakin susah karena tingginya angka PHK dan lesunya bisnis rakyat kecil.

Maka banyak Pejuang Islam yang merasa resah melihat betapa rusaknya pemgaturan hidup bermasyarakat. Ibarat hidup di atas perahu yang sama, para Pejuang ini mencoba mencegah upaya orang-orang zholim untuk melubangi kapal. Agar penumpangnya selamat (baca: seluruh rakyat).

Namun sayang setiap kritikan sering dianggap sebagai bentuk perlawanan. Bahkan persekusi dengan segala macam modus pun dilakukan.

Ada upaya kriminalisasi terhadap para Pejuang Islam yang ikhlas, konsisten dan peduli dengan permasalahan negeri. Mulai dengan tuduhan makar, membuat selebaran (yang sebenarnya dipalsukan oleh oknum kelompok tertentu), penganut paham garis keras, dan lain-lain.

Ternyata semua demi terciptanya opini bahwa Islam adalah ancaman. Agar perjuangan Islam menjadi terhambat dan tidak berkembang.

Sayangnya, para Pejuang Islam ini telah terbukti keikhlasannya. Mereka hanya mengharap ridho Allah SWT dan tak peduli dengan celaan manusia.

Mereka berjuang agar Allah SWT memudahkan urusan kaum Muslimin. Agar wabah segera berakhir dengan tegaknya sistem Islam.

Orang-orang yang kuat menghadapi persekusi adalah kaum pilihan Allah SWT. Mereka ibarat Khalifah Abu Bakar, sahabat yang paling dicintai dan yang termasuk banyak berkorban demi Islam.

Umar bin Khattab ra pernah mengatakan bahwa dia selama-lamanya tidak akan mampu menggantikan kemuliaan Abu Bakar As Shiddiq ra.

Jika Umar berinfaq setengah hartanya, Abu Bakar berinfaq seluruh hartanya. Dan hanya meninggalkan Allah SWT dan RasulNya sebagai hartanya.


Abu Bakar ra sering mendapatkan persekusi dari kafir Quraisy penguasa Makkah kala itu. Beliau sering disakiti secara fisik namun sering mengorbankan hartanya untuk membebaskan banyak budak yang masuk Islam.

Beliau juga yang menemani Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Beliau melindungi Rasulullah SAW dalam gua Tsur dari kejaran maut pasukan kafir Quraisy.

Semua dilakukan dengan Ikhlas dan tabah. Semoga Allah SWT melindungi semua Pejuang Islam yang senantiasa mengorbankan jiwa dan raganya demi tegaknya kejayaan Islam dan Kaum Muslimin. []

Bumi Allah SWT, 30 Mei 2020

#DenganPenaMembelahDunia
#SeranganPertamaKeRomaAdalahTulisan
#SaveUstadzSuryadiKoda
#DakwahNTT

Post a Comment

Previous Post Next Post