Kembali Ke Sekolah di Tahun Ajaran Baru, Masyarakat Masih Ragu

Oleh: Innama S.Si

Wacana pemerintah untuk membuka kembali sekolah pada pertengahan Juli mendatang mengundang keraguan banyak pihak. Walaupun sekolah yang dibuka hanya pada wilayah zona hijau, ketidakjelasan mekanisme pencegahan penyebaran wabah penyakit pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung menjadi ketakutan tersendiri bagi masyarakat.

Plt. Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Muhammad Hamid menyatakan akan diberlakukan protokol kesehatan di area institusi pendidikan yang sudah ditentukan pemerintah. Juga diwajibkan menggunakan masker. Namun, sayangnya belum ditentukan mekanisme menetapkan protokol kesehatan tersebut serta penjelasan pembatasan jumlah siswa yang boleh kembali belajar di sekolah. (cnnindonesia.com, 9/5/2020)

Keraguan ini bukan tidak beralasan, mengingat padatnya siswa dan guru yang berada didalam satu lingkungan sekolah. Jika tidak dilakukan dengan perencanaan yang matang, pembukaan sekolah ini hanya akan mengakibatkan banyak guru dan murid menjadi korban penyebaran penyakit berikutnya.

Ditambah lagi, setiap kebijakan yang diambil oleh pemerintah hanya membuat masyarakat menjadi bingung. Kebijakan yang diambil bukannya mengatasi masalah tetapi malah menimbulkan masalah baru. Misalnya saja kebijakan pemberlakuan PSBB yang diharapkan mengurangi jumlah positif covid-19, tetapi fakta dilapangan pasien positif covid-19 justru mengalami pelonjakan besar setiap harinya. 

Jika saja pemerintah sejak awal mengambil keputusan yang tepat sasaran untuk mengurangi penyebaran wabah penyakit ini, maka pembukaan sekolah pada awal tahun ajaran baru mungkin akan disambut baik oleh masyarakat. Kita semua mengetahui bahwa semua murid sudah sangat rindu untuk kembali kesekolah. Juga para guru yang sudah lama tidak mengajar anak didiknya. Tetapi jika situasi masih tidak memungkinkan seperti saat ini, mereka pun tidak akan berani mengambil resiko kembali bersekolah.

Maka hal yang paling ditunggu oleh masyarakat saat ini adalah keseriusan pemerintah untuk menangani penyebaran wabah penyakit agar tidak semakin meluas. Keseriusan penanganan wabah yang diharapkan ini pernah ditorehkan sejarah pada saat kepemimpinan Islam. 

Jika kita kembali kepada sejarah, pemimpin Islam pada masanya terbilang sukses mengatasi penyebaran wabah penyakit. Saat itu kebijakan karantina wilayah yang terkena wabah menjadi satu-satunya solusi, sehingga wabah tidak menyebar ketempat lain. Maka wilayah lain yang tidak terdampak wabah akan menjalakan kegiatan mereka secara normal, tidak terganggu penyebaran wabah. Kebijakan ini tentu berdampak kepada sosial ekonomi, namun bagi pemimpin Islam saat itu yang terpenting adalah nyawa manusia bukan perekonomian yang mungkin menurun.

Maka disanalah keridhaan Allah hadir dan wabahpun mereda. Ketakwaan seorang pemimpin membuat rakyat merasakan rasa aman dalam menjalani kehidupannya meskipun dalam masa pandemi. Karena hanya ketakwaan yang bisa menyelamatkan manusia. 

Wallahu a’lam bishshawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post