Karut Marut Dunia Pendidikan, Bukti Lemahnya Sistem di Indonesia


Oleh :  Tutik Indayani
Komunitas Muslimah Rindu Jannah

Bukan hanya perekonomian yang terkena dampak penyebaran virus Covid-19, dunia pendidikan juga tidak luput dari dampak penyebaran virus Covid-19.

Adanya aturan dilarang keluar rumah, jaga jarak, hindari kerumunan, akhirnya Menteri Pendidikan Nadiem Makarim, mengeluarkan kebijakan meliburkan pelajar dan mahasiswa selama 14 hari kedepan.

Supaya pelajar dan mahasiswa tetap aktif dalam kegiatan belajarnya  dan tidak melakukan kegiatan yang berdampak negatif selama masa liburan di rumah maka kegiatan belajarnya dilakukan melalui media online.

Awalnya mereka gembira dengan adanya libur sekolah. Karena wabah corona tidak menunjukkan adanya tanda-tanda penurunan, libur diperpanjang sampai batas waktu yang tidak dapat ditentukan.

Lambat laun dengan seiring berjalannya waktu mereka mulai jenuh karena tidak ada kepastian. Dan juga banyak keluhan kalau belajar melalui media online biayanya cukup mahal, apalagi di tengah pandemi saat ini pemenuhan kebutuhan hidup sangat sulit,  terkendala sinyal, tidak adanya aliran listrik dan tidak semua masyarakat memiliki handphone.

Sekolah Kembali Dibuka, Walau Wabah Corona Belum Mereda

Belum lagi reda penyebaran virus corona, kebijakan awal yang dibuat Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) belum semua daerah melaksanakannya, sudah muncul kebijakan baru, dimana Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan berencana membuka kembali sekolah pada pertengahan Juli 2020.

"Kita merencanakan membuka sekolah mulai awal tahun pelajaran baru, sekitar pertengahan Juli, " ujar Plt. Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah. Kemendikbud,  Muhammad Hamid kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (9/5).

Ada sedikit kekhawatiran dari para guru atas rencana tersebut. Bukan tidak beralasan, menurut Wakil Sekretaris Jenderal FSGI, Satriwan, ia meragukan koordinasi pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang terlihat tidak sinkron dalam penanganan corona.

Apalagi rencana ini hanya diperuntukkan bagi daerah-daerah yang  aman dari wabah Covid-19. Ini semakin membingungkan rakyat, karena selama ini rakyat tidak pernah mendapatkan informasi data yang akurat terkait penyebaran virus ini.

Rencana ini menurut Pelaksana Tugas Deputi IV KSP Bidang Komunikasi Politik Juri Ardiantoro menegaskan pembukaan kembali sekolah ada di tangan Presiden Joko Widodo.

Jokowi bakal memutuskan hal tersebut jika sudah mendapat masukan dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Menteri Koordinator PMK, Menteri Kesehatan dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Di balik Rencana Sekolah Mulai Dibuka Lagi

Rencana ini benar-benar membuat khawatir bagi semua kalangan. Ternyata bukan hanya sekolah saja yang akan dibuka, tetapi pemerintah berencana akan membuka mal, tempat ibadah dan pusat keramaian lainnya pada bulan Juni 2020. Semua itu dilakukan untuk membangkitkan perekonomian Indonesia.

Tetapi rencana tersebut mendapat sanggahan dari Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden,  Donny Gahral. Ia menegaskan hal tersebut merupakan rencana yang baru direalisasikan jika ada kemajuan signifikan dalam penanganan pandemi virus corona.

Salah satu syaratnya adalah penurunan pasien positif selama 14 hari berturut-turut sampai kemudian tidak ada penambahan pasien lagi, Kompas.com, Sabtu (9/5/2020).

Gayung bersambut, entah kebetulan atau sudah masuk dalam skenario, menurut pemberitaan Bandung CNNIndonesia, pemerintah provinsi Jawa Barat mencatat tidak ada penambahan kasus harian positif virus corona, maupun angka kesembuhan dan kematian pada Minggu (9/5). Dan ini selaras dengan syarat yang ditetapkan pemerintah.

Sedangkan fakta, untuk membuktikan siapa saja yang terinfeksi (melalui tes masal dan PCR) saja belum dilakukan. Alasan kekurangan alat selalu mengemuka.

Bukti lain diketahui foto skenario pemulihan ekonomi Indonesia beredar luas di jagat maya, menunjukkan bahwa beroperasinya kembali berbagai sektor.

Walaupun disanggah, semua itu bukannya tidak mungkin akan dilakukan oleh pemerintah, mengingat pernyataan Jokowi untuk berdamai dengan virus corona.

Ini menunjukkan bahwa pemerintah sudah menyerah dalam menangani penyebaran virus corona yang tidak kunjung mereda.

Ekonomi hancur bertambah hancur, negara tidak sanggup memenuhi kebutuhan hidup rakyatnya secara gratis terkait dengan kondisi rakyat yang semakin terpuruk dan juga  negara tidak memiliki dana cukup akibat banyaknya hutang di luar negeri.

Islam Solusi Semua Permasalahan

Islam datang ke bumi bukan untuk membuat kehancuran, tetapi Islam datang untuk memberikan solusi atas semua permasalahan hidup manusia.

Islam sudah mengatur apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang khalifah dalam mengatur umatnya di wilayah daerah kekuasaan terkait masalah ekonomi dalam masa pandemi 

Seorang khalifah wajib memenuhi semua hajat hidup rakyatnya secara gratis. 

Bencana alam mendadak, adanya pandemi saat ini yang mengharuskan orang untuk tetap di rumah, semua kebutuhan ditanggung Baitul Mal. Apabila tidak mencukupi maka negara mengusahakan pinjaman secepatnya, yang kemudian dibayar dari hasil pungutan pajak.

Seorang Khalifah menyegerakan penanganan wabah (menghentikan penularan) dan pemulihan kondisi bisa dilakukan setelah situasi terkendali.

Negara selalu berusaha memutar harta di antara rakyat dan mencegah adanya peredaran harta pada kelompok tertentu.

Masih banyak opsi lain yang ditawarkan Islam dalam mengurusi urusan umat. Dan semua itu bukan hanya bualan semata, sudah terbukti kegemilangannya.

Masihkah percaya dengan sistem kapitalis sekuler yang sudah nyata menyengsarakan umat.

Wallahu a'lam bishshawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post