Generasi Sampah

Oleh: Rahmatul Aini 
Universitas Muhammadiyah Mataram

Media sosial diheboh kan dengan vlog YouTube *Hamachannel* prank sampah ala ferdian paleka. 
YouTuber itu sempat membuat postingan untuk membagi-bagikan 1 kardus, tetapi isinya batu bata bahkan ada yang sampah, ia melakukan aksinya tersebut pada malam hari dan menyasar para waria dan bocil. 

Ditengah-tengah pandemi ini semua orang memikirkan bagaimana cara untuk bertahan hidup, lantas ketika ada seseorang yang memberikan bantuan tentu saja akan langsung diambil tanpa bertanya isinya apa dan lain-lain.

Namun bejatnya pemuda ini justru membuat prank ditengah wabah covid 19, tak punya pikiran dan naluri. Aksinya dikecam keras oleh banyak kalangan karena tak bermoral, akhirnya polisi memburu FP dan dia pun tertangkap walau sempat melarikan diri. (Suara.com)

Inilah potret pemuda yang rakus dan haus akan folowers, diniatkan untuk konten bercanda justru berujung karantina penjara. Namun bukan hanya FP banyak lagi para remaja, pemuda-pemuda kita yang membuat konten yotube unfaedah, seolah konten tolol mereka menjadi ajang perlombaan, ada yang sholat sambil tik-tokan, tutorial cowok pakai mike up dan beragai macam versinya. 

Miris ditengah-tengah ummat yang sedang berjuang dari keterpurukan sistem, yang sejatinya para pemudalah menjadi ujung tombak pertama, menjadi penggerak, agen of change's. Namun serasa kini esensi itu telah hilang, gelora yang menggebu dan semangat yang membakar dengan label Pemuda di pundaknya. 

Ummat kini risih dengan mereka seolah  kehadiran mereka menjadi benalu kehidupan bahkan menjadi sampah masyarakat. Untuk apa hadir ditengah ummat jika kerjaannya hanya melakukan aktifitas tak bermanfaat, ngebut-ngebutan di jalan, tawuran, narkoba dan lain-lain.

Generasi saat ini mencerminkan output dri sistem sekuler kapatilatistik, sistem yang gak jelas, berkiblatkan ke sistem penjajah, menggiring para pemuda memiliki mansede/ berfikir mereka hanya demi meraih keuntungan dari folowers, tak mau tau gimana caranya hal hasil agama pun dibawa-bawa dalam candaan mereka.

Generasi sampah tak ada dalam sistem Islam, mereka di didik menjadi para kesatria yang bertaqwa, kesibukan mereka sehari-hari adalah bagaimana supaya negara Islam tetap memiliki kekuatan. Melakukan ekspansi dibelahan dunia, pergi berjihad, dari umur kecil mereka dilatih kemiliteran nya, sehingga mereka tak ada yang menyibukan diri dengan perkara dunia yang melalaikan. Pagi hari mereka seperti singa malam hari seperti bayi, namun merintih pada robNya. 

Luar biasa bagaimana pengaruhnya sebuah sistem dalam mencetak para generasi-generasinya. Mereka tak boleh tergerus kelembah kemaksiatan semua di kontrol oleh kholifah, tayangan unfaedah ditiadakan, siaran-siaran difokuskan ke hal yang positif. Penjagaan yang sungguh luar biasa. 

Dan hal itu hanya ditemukan di sistem Khilafah, dengan kegemilangannya 1400 abad 2/3 dikuasainya, memberikan kontribusi besar bagi rakyat. Bahkan kalangan non muslim pun mengakui idiologi islam adalah solusi hidup yang paripurna. 
Chairman and Chief Executive Officer dalam ceramahnya tanggal 26 september 2001 menyatakan:

 _Peradaban Islam merupakan Peradaban yang paling besar didunia, sanggup menciptakan sebuah negara adidaya kontinental yang terbentang dari satu samudra ke samudra lain, dari iklim utara hingga tropik dan gurun, dengan ratusan juta orang tinggal didalamnya, denganperbedaan kepercayaan sukh bangsa. Tentaranya merupakan gabungan dari berbagai bangsa yang melindungi perdamaian dan kemakmuran yang belum dikenal sebelumnya._

Jika kemudian orang kafir mempercayai kegemilangan Islam dengan sebuah peraturannya lantas kita yang Muslim juga harus lebih yakin bahwa hukum Allah lebih tinggi dari hukum manusia.

Allah SWT berfirman:

اَفَحُكْمَ  الْجَـاهِلِيَّةِ يَـبْغُوْنَ ۗ  وَمَنْ اَحْسَنُ مِنَ اللّٰهِ حُكْمًا لِّـقَوْمٍ يُّوْقِنُوْنَ

"Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)?"
(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 50)

Wallahua'lam.

Post a Comment

Previous Post Next Post