By : Ummu Aisyah
Kemenangan itu tinggal menghitung hari
Kemenangan itu sedang dinanti
Kemenangan itu bukan mimpi
Kemenangan itu pasti terjadi
Semarak 10 hari terakhir terasa getir
I'tikaf di masjid lengang
Karena wabah belum pergi
Dari bumi tercinta ini
Senyum sumringah keluarga terasa hampa
Tidak ada mudik yang sudah biasa
Ucap lirih rindu ayah bunda
Yang menunggu ananda tiba dari kota
Peluk cium tak ada lagi
Bahkan sesama sanak saudara
Duhai jiwa sungguh merana
Kapankah wabah ini berlalu
Bumiku tertunduk malu
Tak sanggup ingatkan manusia yang durhaka
Bumiku meraung kecewa
Suaramu parau tanda tlah renta
Aduhai tuan raja
Topengmu menipu jiwa tak peka
Tetap mencintamu dan tetap menjadi budakmu
Sesungguhnya manusia tlah tertutup mata hatinya
Tuan raja bertitah lawan Corona
Namun hanya retorika belaka
Tuan raja pun bertitah lagi yang berbeda
Berdamailah dengan Corona
Rabb, aku mengadu pada-Mu
Atas ketidakjelasan kebijakannya
Atas ketimpangan riayahnya
Atas keadaan yang tak sesuai arah
Rabb, Engkau Maha Perkasa
Rabb, Engkau Maha Bijaksana
Ambilah dengan Kuasa-Mu
Tetapkanlah kemenangan untuk hamba-Mu
Sang tuan tak lagi mendengar jerit pilu
Biarlah Engkau Pemutus sejati tak ada ragu
Ramadan ini kami harap berakhir duka ini
Hari raya semarakkan dengan kemenangan
Rabb, campakkan kezaliman
Rabb, campakkan kemaksiatan
Rabb, bumi ini sungguh kasihan
Rabb, ia lelah menanggung beban
Rabb, hanya khilafah sistem bijaksana
Rabb, hanya khalifah wali-Mu yang amanah
Dengan Kuasa-Mu, dengan Perkasa-Mu
Segerakan tegak pertolongan-Mu
Post a Comment