Taubat Nasuha: Agar Wabah Menuai Berkah


Goresan Pena Fadhliyah Ahfa

Marhaban Ya Ramadhan
Marhaban Ya Syahro As-Shiyam

Ramadhan tahun ini akan menjadi Ramadhan yang berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Kali ini tentu akan menjadi Ramadhan yang paling berkesan dan sulit dilupakan. Mengingat pandemi global covid-19 yang belum juga reda melanda dunia, termasuk Indonesia, negeri tercinta

Mungkin kedepan kita tak lagi bisa sholat tarawih berjamaah di mesjid, tadarus jama'i, pengajian subuh, berbuka bersama bersama keluarga dan kolega, dan rutinitas Ramadhan lainnya bahkan mungkin takkan ada sholat Idul fitri berjamaah. Namun, kita harus tetap bersyukur Allah Ta'alaa masih mengizinkan menikmati bulan yang penuh ampunan serta meraih indahnya bulan seribu bulan nanti

Ramadhan datang dengan segala keagungan dan keistimewaan yang tak mungkin kita lewati tanpa makna. Kita ingin bulan ini menjadi momen untuk bertaubat, taubatan nasuha, bukan hanya untuk diri pribadi dan keluarga melainkan juga taubat untuk para penguasa negeri

Tak bisa dipungkiri, dosa pribadi kita sangatlah banyak. Namun, dosa kolektif pun jauh lebih banyak dan kompleks. Jika kita tidak sholat Jum'at berjamaah di mesjid, tentu dosanya kita tanggung sendiri. Namun, bagaimana jika maksiat ini dilegalkan penguasa, dengan dalih memutus rantai penyebaran covid-19? siapa yang layak menanggung dosa? Padahal bisa saja penguasa mengatur sedemikian rupa agar kewajiban ini tetap terlaksana

Namun, pada bulan penuh rahmat dan ampunan ini biiznillah, Allah Ta'alaa akan tetap mengampuni asalkan taubat nasuha. Sebagaimana Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda:

فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ رَمَضَانَ شَهْرٌ افْتَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ صِيَامَهُ وَإِنِّي سَنَنْتُ لِلْمُسْلِمِينَ قِيَامَهُ. فَمَنْ صَامَهُ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا خَرَجَ مِنْ الذُّنُوبِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ

Bersabda Rasululah shollallahu ’alaih wa sallam, “Sesungguhnya Ramadhan adalah bulan dimana Allah ta’aala wajibkan berpuasa dan aku sunnahkan kaum muslimin menegakkan (sholat malam). Barangsiapa berpuasa dengan iman dan dan mengharap ke-Ridhaan Allah ta’aala, maka dosanya keluar seperti hari ibunya melahirkannya.” (HR Ahmad 1596)

Selain bulan untuk bertaubat, Ramadhan juga merupakan bulan taat. Taat atas setiap titah Ilahi Sang Penguasa Langit dan Bumi. Taat terhadap aturan hidup dan syariat yang dibawa oleh Baginda Muhammad Shalallahu 'alaihi wasallam. Sebab, taat menjadi konsekuensi taubat

Jangan mengaku taubat jika itu hanya terucap dalam lisan. Sebab, taubat itu sejatinya taat untuk senantiasa beriman dan beramal sholih

Jika amal sholih ini diakomodir oleh penguasa maka pahala berlipat ganda pasti akan didapat. Mengatasi wabah tentu menjadi amal sholih bagi penguasa, dan hendaknya mereka menyadari bahwa satu nyawa saja dalam Islam sangatlah berharga. Bahkan lebih berharga daripada hancurnya ka'bah

Maka, jika penguasa benar-benar hanya mengharap ridho Allah Ta'alaa, mereka akan dengan segenap tenaga melawan pandemi ini tanpa gagap. Melakukan lockdown agar dapat memutus rantai penyebaran wabah dan menjamin kebutuhan primer rakyat

Bukan membiarkan nyawa para medis dan rakyat tumbang, namun membebaskan para napi berkeliaran kembali dengan alasan membebani kas negara. Bukan pula membiarkan rakyat berjuang mati-matian menghadapi dampak covid-19, sementara mereka diam-diam membangun bakal Ibu kota baru

Jadi wajar saja, jika seolah rakyat ini bagaikan anak yatim. Berjuang sendiran tanpa sokongan. Padahal penguasa adalah pelayan rakyat, mereka wajib memenuhi kebutuhan setiap individu. Sebab Allah pasti akan memintai tanggung jawab

Harusnya wabah covid-19 membuat kita semakin mendekat hanya kepada Allah, Sang Penggenggam Jiwa manusia. Karena kesombongan akan sirna bersama usia yang kian menua

Sudah saatnya, kita bertaubat bersama. Taat tanpa maksiat. Taat dengan berislam kaffah dalam bingkai Khilafah. Jika sudah begini, tentu Allah akan menurunkan berkahnya dari langit dan bumi kepada penduduk negeri. Menjadi Baldatun Thoyyibatun wa Robbun Ghofuur. []

Soe, 22 April 2020



Post a Comment

Previous Post Next Post