Bak Muslim Tak Berwajah



Oleh : Azzahra Q. Khanza
(Penulis, Novelis, Mahasiswa, Member AMK)

Baru-baru ini beredar isu tentang pelarangan masjid, dilansir oleh Abdul Arif, menyatakan bahwa masjid mestinya menjadi tempat beribadah dan membina jamaah. Namun, yang terjadi saat ini justru menjadi tempat penyebaran Islam berhaluan intoleran dan radikal. Bahkan, banyak masjid dalam instansi pemerintah telah tersusupi kelompok anti-Pancasila.
Hal tersebut ramai dalam laman pemberitaan berbagai media massa berbasis online maupun yang viral di media sosial lantaran menjadi tempat penyebaran paham Islam radikal. Sekretaris Pengurus Wilayah (PW) Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jawa Tengah, Dr H Multazam Ahmad MA menyebut, hal itu semestinya tak boleh terjadi. (Ayosemarang.com, 15/02/2020)

Dari perihal tersebut, tentu saja merujuk kepada kelompok-kelompok tertentu yang katanya anti-Pancasila dan menyebarkan paham radikal. Rupanya, isu radikal itu masih juga membumi. Seakan menegaskan kepada para ulama, ustadz ataupun ustadzah harus pilih-pilih dalam menyampaikan materi.

Masjid adalah rumah Allah Swt. yang memperbolehkan umat Islam untuk beribadah atau bahkan menyebarkan ilmu Allah Swt. Tentu saja, yang lain tidak punya kuasa seenaknya membuat pelarangan. Namun, anehnya justru dari kalangan umat Islam yang membuat pelarangan.

Islam itu adalah suatu kenikmatan terbaik yang Allah Swt. titipkan untuk kita. Islam sudah dirancang sebaik mungkin oleh Allah Swt. Oleh karena itu, mempelajari Islam itu harus secara keseluruhan agar umat Islam itu seperti buah Utruja, harum baunya dan enak rasanya.

Tudingan anti-Pancasila itu ditujukan untuk kelompok tertentu. Namun, mereka tidak sadar telah terjangkit virus islamofobia. Jadi, wajar saja mempelajari Islam itu hanya ala kadarnya. Sebenarnya, yang menuding seperti itu, mereka pantas disebut anti-Islam.

Sebenarnya, siapa yang radikal? Tentu saja, mereka yang radikal. Allah Swt. telah menciptakan manusia untuk mengikuti aturan-Nya. Tetapi, umat Islam sendiri yang menolak kebenaran bak Islam tak berwajah.

Daulah Islam itu tidak membumihanguskan agama-agama yang lain. Hanya saja, ketika Daulah Islam diterapkan. Maka, semua harus mengikuti aturan Islam kecuali perkara akidah, pakaian dan makanan.

Ini bukan manipulasi sejarah. Namun, bukti konkrit kebenaran Daulah Islam yaitu dapat menyejahterakan umat. Umat saat itu merasa aman dan bahagia berbeda jauh dengan negara sekuler yang hanya memanfaatkan keadaan, akhirnya umat jadi korban. Oleh karena itu, saat ini, yang dirindukan umat adalah Daulah Islam.

Wallahu a'lam bishshawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post