Tuntas Palestina Bukan Hanya Sebuah Mimpi

Oleh : Mifta

Perdana Menteri Israel mengatakan pemerintahnya mulai merevisi peta Tepi Barat dan memasukkan sejumlah wilayah yang dianeksasi. Langkah ini di lakukan setelah Presiden AS Donald Trump merilis " kesepakatan " untuk mengakhiri konflik Israel - Palestina. Benjamin Netanyahu mengatakan wilayah dalam peta baru itu akan menjadi kedaulatan Israel, menurut harian Yedioth Ahronoth. (Dunia/09/02/2020).
"""""
Menyikapi kutipan di atas, bahwa kezaliman, kekacauan, perselisihan yang merebak di seluruh dunia dapat kita saksikan dalam berbagai media saat ini, tak terkecuali dengan Palestina. Sedemikian rupa merebaknya kezaliman dan kekacauan di Palestina yang terjadi saat ini, disebabkan karena Umat Islam belum memiliki kepemimpinannya dalam satu komando yang syari. Sebagaimana yang telah menimpa saudara kita di Palestina merupakan tanggung jawab kaum muslimin keseluruhannya. Perumpamaan umat Islam sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah SAW yaitu,  " Umat Islam Bagaikan Satu Tubuh ".

Hadits Rasul yang di riwayatkan oleh Nu'man bin Basyir yang berbunyi "Perumpamaan orang - orang mukmin dalam hal kasih sayang. Bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan panas dan demam.” (THR. Muslim).

Bila mana ada diantara seorang mukmin menderita kesulitan, yang lainnya pun seharusnya merasakan hal yang sama. Namun rupanya tidak untuk saat ini, " Lantas apa yang telah menyebabkan hal seperti ini ?. Di sinilah letak kelemahannya, ketika di telaah lebih dalam rupanya nasionalisme lah yang menjadikan ukhuwah persaudaraan tersebut menjadi renggang, sebab ikatannya nasionalisme tersebut begitu sangat lemah. 

Dalam ajaran Islam,  kita kaum muslimin didorong agar mampu menjabarkan apa makna sebuah ukhuwah. Supaya umat Islam merasakan apa yang telah menimpa saudaranya juga mampu meringankan beban penderitaan yang telah dialami oleh saudaranya tersebut.

Betapa masih banyak kaum muslimin di penjuru dunia ini yang belum merasakan indahnya ketenangan, ketenteraman dalam hidupnya. Bisa lantaran dari musibah, faktor ekonomi, bahkan keamanan yang belum totalitas terjaga (baik fisik maupun non fisik).

Seperti halnya yang telah kita ketahui saat ini, Presiden AS Donald Trump meluncurkan aksi perdamaian. Kesepakatan antara Presiden Trump dengan Perdana Mentri Benjamin Netanyahu pada 28 Januari 2020 di Gedung Putih yang sering ia sebut upaya menuju kesepakatan abad ini sebagai " Deal of  Century ". Hal tersebut merupakan arogansi sikap AS yang semestinya di tolak sepenuhnya oleh seluruh warga negara manapun. Sebuah wacana yang Donald Trump klaim akan membantu menyelesaikan konflik abadi antara Israel - Palestina.

Secara umum opini dunia menolak Deal of Century, namun alasan Mahmoud Abbas ( Presiden Palestina) yang menghendaki campur tangan lembaga Internasional dan dunia Barat untuk menyelesaikan " Krisis Palestina " adalah  sikap yang harus di tentang. Abbas menganggap Deal of Century bisa merusak solusi dua negara. Padahal rekomendasi barat tersebut adalah solusi yang bertentangan dengan syariat Islam.

Kesepakatan AS - Israel   menunjukkan sejak awal adalah itikad yang tidak baik. Terbukti dengan wilayah Palestina yang tergambar saat ini semakin surut. Hal tersebut bukti  bahwa AS - Israel telah menyampingkan kaum muslimin di belahan dunia ini.

Sudah saatnya kaum muslimin tidak menerima ataupun meminta pemerintahan Donald Trump ataupun Barat untuk menghentikan pengakuan Yerusalem sebagai Ibu kota negara Israel. Kaum muslimin harus memiliki cara pandang dan solusi yang tepat, membuang solusi palsu  kapitalis plus sekuler yang tidak syaritersebut yang telah di tawarkan oleh Barat.

Apa yang di tawarkan Barat oleh Palestina merupakan cara Barat meminggirkan peran Islam supaya masif di depan umat. Dengan berbagai cara mereka lakukan dengan segala seluk - beluk dan janji - janji palsunya, dimana setelah apa yang mereka inginkan tercapai maka  dengan seenaknya mencampakkan  kaum muslimin di bawah naungan sistem kapitalis plus sekulernya.

Tidak ada solusi tuntas Palestina kecuali kembali menerapkan syariat Islam secara Kaffah dengan mewujudkannya tegaknya Khilafah. Dengan tegaknya Khilafah inilah segala kezaliman, kekacauan maupun perselisihan  tuntas teratasi, juga menyerukan Jihad Fii Sabilillah untuk melawan zionis Israel hingga mereka terusir dari tanah kaum muslimin. Tercabut seakar - akarnya dan tidak ada lagi yang berani mengotak - atik wilayah kaum muslimin dimanapun berada. Wallahu'alam bi ash Shawwab.

Post a Comment

Previous Post Next Post