Penimbunan 5 Ton BBM Yang Diduga Milik Aparat Kejutkan Warga Sabu Raijua.


Kupang, Nusantaranews.net. Pulau Sabu terletak di bagian selatan NTT terpisah dari pulau Timor. Bertetangga dengan Pulau Rote menjadi garis terselatan Indonesia dalam menghadapi ancaman luar negeri.  Pulau ini sementara mengalami kelangkaan BBM.

Di tengah situasi seperti sulit ini warga NTT, khususnya Sabu   Rai Jua dikejutkan dengan penggebrekan dan penahanan 26 drum atau 5 ton bensin milik aparat.

Seperti yang dilansir dari pelopor9.com (3/2/2020), polisi menemukan unggahan laporan dari masyarakat di Facebook bahwa adanya dugaan penimbunan bensin yang diduga milik Kapolsek Sabu Barat.

Polres setempat pun melakukan penggebrekan dan berhasil menyita barang bukti. Kabar penimbunan bensin ini mendapatkan kritikan yang pedas dari masyarakat NTT.

Dalam acara Kopi Pagi (Komentar dan Opini Pagi) RRI Pro Kupang (11/2/2020), beberapa warga menyuarakan kekesalannya. Misalnya Mama Sandi, warga kota Kupang, yang mengatakan bahwa kasus ini harus diusut tuntas.

Jika benar ini adalah kejahatan berjama'ah yang sudah lama dilakukan dan melibatkan jaringan yang besar. Praktik kejahatan yang harus dihilangkan.

Senada dengan Mama Sandi, Mama Lado, Warga Asli Sabu Raijua juga menyayangkan aksi penimbunan ini. Beliau juga menyatakan bahwa kondisi warga Sabu Raijua itu hidup dalam kesulitan.

Bahkan bensin pun harga nya Rp.18.000 per liter. Penimbunan bensin ini hanya memperburuk keadaan di Sabu Raijua.

Mama Lado lebih lanjut lagi mengatakan bahwa ini semua memerlukan peran utama Pertamina yang merupakan penyalur satu-satunya BBM di Sabu. Pertamina harus tegas dan membatasi penyaluran BBM kepada orang tertentu.

Warga NTT khususnya di Sabu Raijua menduga ada permainan antara aparat dengan anggota dewan. Diduga dengan mahalnya harga BBM hanya memperkaya oknum tertentu.

Pertamina juga harus meluaskan jaringan penyaluran bensin di Sabu Raijua dengan membangun pertamini (pertamina mini) di setiap daerah Sabu Raijua. Sehingga tidak ada monopoli orang tertentu.

Warga berharap Polda NTT tegas dalam menyikapi hal ini. Bahkan telah diketahui Kapolda NTT telah menyatakan bahwa dalam penindakan kasus ini harus dikedepankan asas praduga tak bersalah. Kapolda telah memerintahkan Kapolsek Sabu Raijua untuk menindaklanjuti kasus penimbunan ini. Dan jika terbukti benar kasus ini yang melibatkan oknum aparat maka harus dikenankan sanksi yang tegas.

Sementara itu, secara terpisah Kapolsek Sabu Barat, Kompol Samule Simbolon, mengakui bahwa BBM tersebut adalah miliknya yang akan digunakan untuk kebutuhan Polsek dan yang sisanya akan dijual untuk membantu masyarakat yang membutuhkan dengan HET yang ditentukan oleh Pemda Sabu Raijua.

"Itu BBM milik saya dan saya beli dengan duit (uang) pribadi untuk Kapal polsek, saya belinya dari toko Piet tetapu bukan dari jatah Sabu Raijua, semua ada DO, silakan tanya ke kapal Tanker, DOnya ada di kapal. Jadi saya tidak merugikan masyarakat Sabu Raijua tapi malah saya membantu masyarakat," ucapnya seperti dilansir dari Pelopor9.com.

Mengenai benar tidaknya dugaan penimbunan atau monopoli BBM ini masih menunggu hasil penyidikan Polres Sabu Raijua. [Abu Mush'ab]

Post a Comment

Previous Post Next Post