Moderasi Beragama Dibalik Proyek Terowongan Toleransi

By : Dian 
(Pemerhati Umat)

Baru-baru ini muncul ide yang di anggap akan menyatukan keberagaman dalam toleransi beragama, yakni Terowongan Toleransi. Pemerintah berencana membangun terowongan yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral. Hal ini dikatakan Menteri Agama, Fahrul Razi.

Menurutnya, terowongan penghubung Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral bakal menunjukkan kerukunan antar umat beragama di Indonesia. Ia melihat terowongan tersebut bukan hanya simbol kerukunan beragama saja, melainkan praktik konkret sesama umat beragama di Indonesia, ucapnya.

Pembangunan terowongan bagus, itu lambang kerukunan umat beragama, secara praktiknya memang bisa. Kalau kalau ada kegiatan terlalu banyak bisa parkir di Mesjid Istiqlal atau sebaliknya. Kata Fahrul Razi berdasarkan keterangan yang diterima Indopolitika, Jum'at (14/2/2020).

Rencananya terowongan toleransi penghubung Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral masuk dalam proyek renovasi Masjid Istiqlal pada April 2020 mendatang.(https://indopolitika.com/antara-masjid-istiqlal-dan-gereja-katedral-bakal-dibangun-terowongan)

Pembangunan terowongan toleransi ini, menjadi pro dan kontra di tengah-tengah masyarakat. Sebab masih terlalu banyak masalah penting yang perlu diselesaikan di negeri ini. Misalnya masalah Kesehatan bagaimana masyarakat terbebani dengan kenaikan BBJS, kemiskinan dan kelaparan.

Adanya terowongan ini menjadi sebuah  icon  baru bagi  toleransi  di Indonesia  dan akan menjadi situs toleransi, monumen umat beragama  di Indonesia.

Sungguh di sayangkan rencana pembangunan terowongan ini sudah disetujui Presiden Jokowi, telah di sepakati  kedua pengurus rumah ibadah. Hal tersebut didasari oleh kebutuhan lalu lalang kedua umat beragama, baik dari Gereja Katedral ke Mesjid Istiqlal maupun sebaliknya. Dengan hal itu di maknai terowongan toleransi.

Sesungguhnya, nama Moderasi Islam memang baru, tapi dalam proyek moderasi ini sudah lama. Nama lain dari moderasi Islam adalah Islam moderat, di mana mereka menganggap Islam moderat sebagai Islam pertengahan. Yakni Islam yang mengambil sikap berkompromi dengan selain Islam.

Mereka mengambil dalil kemoderatannya dalam (QS. al-Bakarah: 143) Menurut tafsir mereka, bahasa pertengahan ini dimaksudkan tidak berlebih-lebihan dalam berislam (mengamalkan Alqur'an). Dan juga tidak terlalu bebas (lalai) dalam beragama.

Kelalaian di sini mereka gambarkan sebagai liberalisme. Mereka menganggap sebagai umat pertengahan yang mendamaikan dua kutub yang bersebrangan.

Di tataran akidah, Islam moderat berusaha mengompromikan akidah Islam dengan akidah selain Islam dengan syariat selain Islam.

Atas nama toleransi, umat Islam harus mengakui bahwa semua Agama adalah benar. Padahal keduanya bertentangan secara diametral.

Demokrasi menjadikan manusia sebagai pembuat hukum, sedangkan Islam menjadikan Allah SWT sebagai Pembuat hukum.

Dengan mewaspadai agenda yang membelokkan umat Islam. Islam yang lurus akan selalu menjadi musuh bagi para pembencinya. Mereka akan melakukan berbagai cara untuk menjauhkan Islam kaffah dari pemeluknya.

Menempelkan umat Islam pada Islam moderat, akan memberikan pemahaman dan penyimpangan kepada umat Islam tentang keislaman yang sebenarnya.

Dengan Islam moderat ini bisa merusak akidah umat Islam yang akan  menghancurkan Islam dengan syariatnya. Islam moderat tidak pernah dikenal dalam khazanah pemikiran Islam pada saat Khilafah Islam masih tegak dan menerapkan syariat Islam kaffah.

Islam menjelaskan konsep toleransi dalam membangun kerukunan beragama dengan cara membiarkan pemeluk agama lain menjalankan ibadahnya tanpa gangguan.

Hal ini di jelaskan langsung oleh Allah SWT dalam kalam-Nya surat (Qs.Al-Kafirun: 1-6)

Kita bisa belajar dari para sahabat yang mengamalkan toleransi yang benar. Khalifah Umar bin Khattab ra, ketika menaklukkan Palestina, pernah ditawari shalat di dalam gereja.

Namun Khalifah Umar menolak karena khawatir dijadikan pembenaran oleh kaum Muslimin. Meski demikian, Khalifah Umar tetap membiarkan dan menjamin keamanan setiap penduduk non Muslim di Palestina dalam beribadah.

Oleh sebab itu, sangat wajar  pembangunan terowongan toleransi tersebut dipertanyakan oleh umat Islam di Indonesia. Sebagai umat Islam kita harus mewaspadai akan adanya tujuan terselubung di dalamnya.

Terlebih saat pemerintahan sedang menggencarkan  program moderasi beragama yang sejatinya merupakan liberasasi agama. Mereka melebeli Islam moderat, yang dianggap sebagai jalan tengah antara radikal dan Islam liberal.

Salah satu prinsip Islam moderat adalah pluralisme, dengan paham pluralisme yang dihembuskan adalah bahwa keyakinan dan agama yang beragam itu hanyalah kulit luarnya. Ini yang harus diwaspadai oleh umat Muslim. Paham pluralisme adalah ide yang menyesatkan yang bertentangan dengan ajaran Islam.

Allah SWT telah menegaskan dalam kalam-Nya; "Sesungguhnya agama (yang di ridhai) di sisi Allah hanyalah Islam".(Qs. Ali-Imran: 19).

Dengan demikian, umat Islam wajib mewaspadai segala upaya yang mengarah kepada liberalisasi agama, karena  dengan liberalisasi agama akan merobohkan kesempurnaan Islam.

Oleh karena itu, umat Islam harus berpegang teguh kepada agama Allah SWT dengan kuat, dalam naungan dakwah Islam untuk menerapkan syariat Islam kaffah dengan menegakkan Khilafah. Karena dengan itulah yang menjadi perisai umat Islam, dari masuknya pemahaman-pemahama yang menyesatkan.
Wallahu a'lam bish-shab

Post a Comment

Previous Post Next Post