Membedah Narasi Agama Musuh Terbesar Pancasila?


By: Abu Mush'ab Al Fatih Bala
(Pemerhati Politik Asal NTT)

Prof Yudian Wahyudi, Kepala BPIP memulai jabatan baru dengan  pernyataan yang kontroversial.  Seperti dikutip dari detiknews.com, Yudian mengatakan, "Si Minoritas ini ingin melawan Pancasila dan mengklaim dirinya sebagai mayoritas. Ini yang berbahaya. Jadi kalau kita jujur, musuh terbesar Pancasila itu ya agama, bukan kesukuan". (Detiknews.com,12/02/2020).

Pernyataan seperti ini perlu dikaji ulang sebelum dikeluarkan. Kurang tepat jika menempatkan Agama sebagai musuh besar Pancasila. Agama bukanlah musuh Pancasila tetapi Komunis.

Baik dari substansi mau pun rekam sejarah, Komunis bertentangan 180 derajat dengan Pancasila dan selalu memusuhi Agama. Warga negeri ini pun mengingat kembali bagaimana kejamnya pemberontakan PKI di Madiun 1948 dan G30S PKI 1965. PKI membantai warga, ulama, santri dan TNI. PKI meninggalkan kenangan berdarah-darah bagi negara ini. Sedangkan banyak pihak menyatakan bahwa Agama (baca: Islam) malah menjadi sumber inspirasi perjuangan rakyat Indonesia. Kalau tak ada Islam tentu Indonesia akan menjadi negara Komunis.

Jika dilihat dari sisi Sejarah, Islam telah ada sejak berabad-abad sebelumnya dan memiliki jasa yang amat besar bagi Indonesia. Menurut Prof. Ahmad Mansyur Suryanegara dalam Api Sejarah, agama Islam masuk pertama ke Indonesia sejak abad ke-7 Masehi. Raja Sriwijaya Jambi adalah Muslim pertama yang menerima Islam dari Kekhilafahan Umayyah, pada masa keemasan Khalifah Umar bin Abdul Aziz.

Kemudian Islam mulai berkembang selama berabad-abad ditambah lagi dengan adanya Wali Songo yang diutus Kekhilafahan Islam, ternyata mampu mengIslamkan mayoritas rakyat Nusantara. Islam telah menjadi inspirasi banyaknya Kesultanan di Nusantara untuk mengusir Penjajah Barat. Islam pun menjadi fatwa bagi Bung Tomo untuk mengusir Inggris dan Belanda di Surabaya.

Kalau tidak ada Islam maka tak akan ada semangat Jihad, rela berkorban, dan keinginan untuk merdeka. Kalau tak ada Islam tentu Indonesia tak akan ada dan rakyat akan terus menjadi bagian dari Kerajaan Belanda dengan Ratu nya sebagai pemilik kekuasaaan. Kemudian roda sejarah terus berputar dan lahirlah Pancasila pada tanggal 1 Juni 1945 lewat pidato Bung Karno di Sidang BPUPKI.

Selain itu, pernyataan  satu paragraf itu secara ilmu logika tidak bisa diterima. Tidak bisa menggunakan 2 premis yang tidak berhubungan menjadi kesimpulan yang fatal. Premis 1 Si Minoritas ini ingin melawan Pancasila dan mengklaim dirinya Pancasila. Premis 2 Ijtima Ulama untuk menentukan calon Wapres kemudian hasilnya mengecewakan.

Kemudian dari dua premis itu ditarik sebuah kesimpulan yakni Si Minoritas ingin melawan Pancasila dan Agama adalah musuh terbesar Pancasila. Kesimpulan seperti ini tidak logis. Tidak ada hubungan pun antara premis 1 dan 2 sehingga tak bisa ditarik kesimpulan yang logis.

Tidak ada unsur perlawanan terhadap Pancasila hanya karena menganggap diri minoritas rasa mayoritas. Gagal dalam perlawanan politik, menentang kediktartoran juga bukan ciri melawan Pancasila. Kesukuan juga bukan musuh Pancasila. Kesukuan itu adalah rahmat Allah SWT, dengan berbeda suku umat bisa saling kenal mengenal. Bukan digunakan untuk saling memusuhi.

Bukankah kata Jihad dalam ungkapan Narasumber "Jihad mempertahankan NKRI" juga merupakan ajaran Agama (Islam)? Jika jihad adalah ajaran Agama (Islam) lalu mengapa sumbernya dianggap musuh terbesar bagi Pancasila.

Semoga pernyataan ini secara ilmiah tidak lagi diulangi. Sebaiknya BPIP lebih mengintensifkan kajian terhadap ancaman yang lebih nyata. Kapitalisme telah menggenggam Indonesia dan Komunisme sedang berusaha bangkit di Indonesia.

Menurut presentasi Gatot Nurmantyo yang pernah menjabat menjadi Panglima TNI, perusahaan asing telah menguasai SDA di Indonesia. Tidak ada bendera perusahaan Indonesia. Investasi asing telah mendominasi perekonomian Indonesia mengalahkan investasi negara.

Para koruptor bertebaran menghisap habis uang rakyat. Utang luar negeri yang menggunung. Serbuan tenaga kerja asing misalnya China dan angka kemiskinan yang setinggi langit di angkasa.

Itu semua adalah wujud Kapitalisme dan Komunisme yang merusak Indonesia. Daya rusaknya lebih dari virus Corona. Sudah sepatutnya BPIP menjadikan Kapitalisme dan Komunisme sebagai musuh utama dan terbesar bagi Pancasila. Jangan alergi dengan Islam tetapi kaji lah lebih dalam Islam agar bisa menjadi sistem kehidupan yang akan mengusir Kapitalisme dan komunisme dari bumi Indonesia.[]

Bumi Allah SWT, 12 Februari 2020

#DenganPenaMembelahDunia
#SeranganPertamaKeRomaAdalahTulisan

Post a Comment

Previous Post Next Post