Indonesia Darurat Islamophobia

Abu Mush'ab Al Fatih Bala
(Pemerhati Politik Asal NTT)

Indonesia telah merdeka 74 tahun lamanya. Waktu yang cukup lama untuk membentuk kedewasaan rakyatnya. 

Namun sayang kemerdekaan yang hakiki ini telah dibayang-bayangi Islamophobia akut yang semakin hari semakin bertambah. Banyak bermunculan oknum yang memusuhi ajaran Islam misalnya kemunculan komunitas Hijrah Indonesia yang akan menyelenggarakan No Hijab Day (Hari Tanpa Atau Anti Hijab) pada tanggal 1 Februari 2020. 

Pengkhususan No Hijab Day itu meniru HIV Aids Day (Hari anti HIV Aids) dan Narkoba Day (Hari Anti Narkoba) yang dirancang untuk melawan penyebaran HIV Aids dan Narkoba. Acara ini diduga untuk menyaingi World Hijab Day (Hari Hijab Dunia) yang dikampanyekan pada hari ini 1 Februari 2020 di seluruh dunia.

Patut diduga penyelenggaranya, Hijrah Indonesia, menganggap Kewajiban Berhijab bagi Kaum Muslimah adalah sebuah kejahatan atau pengekangan hak wanita. Padahal dengan Hijab wanita lebih terlindungi. Jangan samakan Hijab dengan kriminalitas atau kejahatan sosial semacam pergaulan bebas dan narkoba. Berhijab sama seperti ajaran agama Islam yang lainnya yang seharusnya diamalkan oleh pemeluk agamanya. 

Dikhawatirkan hari-hari lain bisa ada semisal No Shalat Day, No Puasa Day dan sebagainya. Apa yang dilakukan oleh Hijrah Indonesia adalah gerakan untuk  menjauhkan pengamalan ajaran Islam dari Kaum Muslimin.

Islamophobia juga menimpa kasus pengrusakan rumah Ibadah seperti pengrusakan Masjid Al Hidayah di Perumahan Agape, Desa Tumalungung Kab.Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara oleh kelompok oknum massa pada Rabu malam, 29 Januari 2020. Sebelumnya pernah terjadi pengrusakan Masjid oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab di Tolikara beberapa tahun silam.

Di Sulut, walaupun ada klaim bahwa yang dirusak adalah balai pertemuan namun ratusan elemen Kaum Muslimin telah menyatakan sikap untuk mengusut tuntas kasus pengrusakan Masjid tersebut. Sejumlah aktivis Islam, organisasi kemasyarakatan, tokoh agama, dan masyarakat Muslim mengeluarkan 7 poin terkait permasalahan ini.

Perwakilan kaum Muslimin Sulut pada pertemuan tersebut, Jafar Alkatiri mengatakan, "Perbuatan perusak tempat ibadah tidak bisa lagi dimaafkan dalam kehidupan negara yang melindungi kemerdekaan penduduknya untuk menjalankan agama dan kepercayaan sebagaimana dijamin oleh undang-undang yang berdasarkan kepada Pancasila dan UUD 1945,” pungkas Djafar Alkatiri, Kamis (Sindo News,30/1/2020).

Sangat disayangkan banyak statement yang dikeluarkan menyinggung ajaran Islam. Jejak digital merekam ungkapan seperti jangan mau dibodoh-bodohi pakai Al Maidah ayat 51, kidung agung lebih indah dari lantunan adzan, konde lebih baik dari jilbab dan haram meniru sistem pemerintahan Nabi Muhammad SAW.

Semua pernyataan ini walaupun berbeda tetapi berasal dari motif yang sama yaitu ketidakpahaman akan ajaran Islam yang juga terjadi di negara-negara Barat. Padahal, Islam adalah agama yang mulia yang punya kontribusi besar bagi Indonesia. Islam lah yang menjadi sumber inspirasi para pejuang kemerdekaan untuk melawan penjajahan Barat.

Dengan semangat Islam, Bung Tomo dengan fatwa Jihad dari K.H. Hasyim Asyari, menggerakkan arek-arek Surabaya mengusir penjajah Inggris. Pembukaan UUD 1945 pun terinspirasi dengan Islam sehingga menggunakan kata "Atas Rahmat Allah".

Islam pun di abad milineal ini telah menumbuhkan kesadaran hijrah di masyarakat. Komunitas hijrah artis, komunitas hijab bagi Muslimah, Sekolah Islam, Bank Syariah dan sebagainya. Ini menandakan kecintaan masyarakat terhadap Islam semakin bertumbuh dan berkembang.

Islamophobia berasal dari sekularisme yang memisahkan ajaran Islam dari kehidupan. Sehingga banyak orang tidak mau mempelajari Islam secara mendalam. Kemudian membuat kesimpulan bahwa Islam tidak sesuai dengan zaman dan tak mau mengamalkan Islam. Semoga bumi Indonesia tercinta ini dijaga Allah SWT dari ungkapan-ungkapan Islamophobia dari oknum-oknum yang mengadu domba elemen masyarakat.[]

Bumi Allah SWT, 1 Februari 2020

#DenganPenaMembelahDunia
#SeranganPertamaKeRomaAdalahTulisan

Post a Comment

Previous Post Next Post