Dilarang Mencontoh Negara Rasulullah?



Oleh : F.H Afiqoh Akivis Dakwah Kampus dan Member Akademik Menulis Kreatif


Permasalahan negeri ini tidak akan pernah berhenti tapi semakin ke depan kian menjadi dan semarak. Terlebih masalah pelecehan Islam yang terus dilakukan terhadap ajarannya. Semenjak dulu hingga kini terus berlanjut bahkan semakin bertambah. Orang-orang yang melakukan pelecehan pun orang yang itu-itu juga, seperti Bu Sukmawati dengan perkataanya yang  pernah membandingkan suara azan lebih merdu dari suara kidung, kemudian konde lebih indah dari cadar. Sela beberapa bulan pelecehan kembali terulang dengan membandingkan Rasulullah dan Soekarno. Setelah itu semakin banyak bermunculan orang yang menghina Islam seperti Muwafiq yang melecehkan Rasulullah, Sinta Nuriyah dengan mengatakan bahwa jilbab itu tidak wajib, bahkan dari pemuda-pemuda yang ikut kompetisi comedy pun berani membawa bawa agama dalam lelucon yang mereka bawakan.  Lebih parah lagi baru-baru ini Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD menegaskan bahwa meniru sistem pemerintahan Nabi Muhammad saw. itu haram hukumnya.   Orang-orang yang melecehkan Islam dan ajarannya ini kebanyakan dari kaum muslimin sendiri terlebih para elit pejabat.

Republika.co.id, (26/01/2020) Melaporkan bahwa, Menteri Politik Hukum dan Keamanan, Mahfud MD mengatakan Indonesia dan Malaysia memiliki kesamaan yaitu ingin membangun negara yang islami. Yaitu, negara menerapkan nilai-nilai Islam. "Saya tak mengatakan mendirikan negara Islam tapi nilai-nilai Islam. Sebab itu saya sering menggunakan istilah kita tak perlu negara Islam tapi perlu negara islami. Islami itu kata sifat, jujur, sportif, bersih, taat hukum, anti korupsi, pokoknya yang baik-baik itu islami. Sehingga seperti New Zealand bukan negara Islam tapi negara Islami," kata Mahfud saat mengisi diskusi dengan tema Harapan Baru Dunia Islam: Meneguhkan Hubungan Indonesia-Malaysia di Gedung PBNU pada Sabtu (25/01/2020).

Mahfud menjelaskan, Indonesia dan Malaysia sama-sama ingin membangun negara yang islami dan percaya bahwa bernegara merupakan sunatullah. Artinya sudah menjadi kodrat bagi setiap orang untuk bernegara dan mempunyai pemerintahan. Kendati demikian, Indonesia dan Malaysia menurut Mahfud juga mempunyai pendapat yang sama bahwa tak ada satu sistem tertentu yang harus diikuti menurut Al-Qur'an dan Sunah. Mahfud juga menjelaskan agama melarang untuk mendirikan negara seperti yang didirikan nabi. Sebab, negara yang didirikan nabi termasuk teokrasi dimana nabi memiliki tiga kekuasaan sekaligus yaitu legislatif, yudikatif dan eksekutif.

Perkataan yang dilontarkan oleh Mahfud MD itu sejatinya tidak tepat. Sistem yang tengah dianut saat inilah justru yang haram untuk diemban dan di ikuti, karena memberi ruang kepada siapapun yang pemikirannya tidak masuk akal dengan paham liberal. Hal ini menjadikan permasalahan dalam negeri demikian sulit terurai. Memang beginilah watak dari sekularisme. Jabatan mengalahkan segalannya, segala cara seolah bisa dilakukan agar kemudian tetap dipertahankan, tidak ada ketakutan dalam diri, yang ada justru keberanian dalam menentang terhadap hukum Allah dan Rasul-Nya sungguh luar biasa. Bahkan tidak ada rasa bersalah dalam menyampaikan perkataan keliru sekalipun. 

Beginilah kondisi umat Islam saat ini. Umat kian jauh dari ajaran Islam, banyak yang tidak mengetahui bagaiman Islam dan sejarahnya sehingga sebagian dari ajaranya pun ingin dihapus. Kaum muslimin sekarang, tak sedikit yang menjadikan agama sekedar ucapan di mulut, tapi dari arah pemikiran dan tingkah laku tidak mencerminkan akan keislamanya. Lihat saja bukankah sesuatu yang tidak wajar seorang muslim namun berani melecehkan agamanya sendiri, menolak diatur oleh Islam, yang berbau Islam kafah pun dimusuhi. Padalah kita bisa berislam karena ada keterkaitannya dengan sistem Islam yang sudah dicontoh oleh Rasulullah.

Khilafah adalah sistem politik agung warisan Rasulullah saw. Khilafah dipraktikkan oleh para sahabat mulia dan para khalifah setelahnnya. Khilafah telah berhasil dan terbukti luar biasa dalam mewujudkan peradaban agung dalam mengatur masyarakat selama lebih dari 13 abad lamanya. Segala bidang ada di dalam Islam, ekonomi, pendidikan, sosial, kesehatan dan lain sebagainya sangat diperhatikan. Sehingga pada masa itu lahir orang-orang ceras, para ilmuan dan para ulama yang itu tidak hanya satu bidang ilmu yang dikuasai melainkan dalam berbagi bidang, kehidupan masyarakatnnya aman, damai tidak ada kesengsaraan. Dan bahkan pada masa itu tercatat permasalahan yang terjadi hanya sekitar 200 kasus saja.

Keunggulan konsep Islam serta keagungan peradaban Islam yang telah berlangsung berabad lamannya adalah jawaban yang paling otentik bagi pihak yang memiliki kedengkian terhadap ajaran Islam.

Apa yang mau diragukan lagi? Tidak ada yang perlu diragukan dengan Islam, karena itu datangnya dari Sang Pencipta.
Wallahu a’lam bishshawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post