Corona Yang Mendunia

Oleh : Teti Ummu Alif 
(Member WCWH Community)

Saat ini Virus Corona mendadak booming dan sedang menjadi buah bibir dunia.  Bagaimana tidak,  konon virus ini mampu memporak - porandakan negeri Tirai Bambu. Tiongkok mengalokasikan dana sebesar 1 miliar Yuan atau setara 145 juta US dollar.  Bahkan salah satu kota besarnya yakni Wuhan yang diduga kuat asal Virus tersebut kini diisolasi agar virus tak semakin menyebar.  Namun kenyataannya,  saat ini sudah 17 negara yang diklaim terinfeksi Corona Virus (nCov). Negara tersebut yaitu Malaysia (4 kasus), Jepang (4 kasus), Korea Selatan (4 kasus), Taiwan (5 kasus), Thailand (8 kasus), dan Singapura (4 kasus). Lalu, ada Australia (5 kasus), Amerika Serikat (5 kasus), Kamboja (1 kasus), Nepal (1 kasus), Kanada (1 kasus), Sri Lanka (1 kasus), Perancis (1 kasus), Vietnam (2 kasus), Jerman (1 kasus), Uni Emirat Arab (1 kasus), dan Finlandia (1 kasus).(Kompas. Com). 

Jumlah korban meninggal dunia akibat virus corona Wuhan atau 2019-nCoV masih terus bertambah.Pihak otoritas China mengumumkan, sebanyak 170 orang meninggal dunia karena terinfeksi virus corona. Jumlah itu bertambah dari sebelumnya 132 orang pada Rabu (29/1/2020) siang. Angka ini naik dari yang dilaporkan sehari sebelumnya, dan merupakan kenaikan sebesar 29 persen. 

Kebebasan Berbuah Petaka
Virus Corona merupakan jenis virus baru yang masih satu keluarga dengan virus SARS dan MERS. Banyak pihak mensinyalir wabah ini berasal dari kebiasaan warga China yang tak lazim dalam mengkonsumsi hewan liar seperti Ular, Kodok, Rubah, Kelelawar, Anjing, Tikus, Serigala dan banyak lagi. Ya, wajar saja dalam kehidupan yang serba bebas saat ini, manusia pun bebas untuk memakan apa saja yang disukainya tanpa aturan meskipun segudang bahaya mengintai.  Begitulah ketika manusia tak mengenal rambu - rambu Sang Pencipta apalagi memang China merupakan negara komunis yang tak berTuhan. 

Padahal,  Sang Pencipta Semesta sudah menyiapkan aturan main dalam segala hal dikehidupan ini termasuk soal makanan. Kriteria makanan yang layak konsumsi adalah harus halal dan thayyib sebagaimana yang tercantum dalam QS Almaidah : 88 yang berbunyi "Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepada kalian, dan bertakwalah kepada Allah yang kalian beriman kepadaNya". Jika kita berpegang pada pada ayat diatas maka manusia tidak akan mengkonsumsi makanan yang berdampak buruk bagi jiwa dan raga karena kamu adalah apa yang kamu makan. Jadi jelaslah bahwa hewan liar merupakan hewan yang haram tak layak untuk dikonsumsi karena pasti menimbulkan dampak negatif bagi manusia. 
  
Tiongkok Merana Hadapi Corona

Sebenarnya, Cina pernah mengalami kasus wabah penyakit seperti saat ini, yaitu pada 2002-2003. Saat itu terjadi wabah penyakit SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome). Menurut angka resmi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), selama wabah SARS, 8.098 orang jatuh sakit di seluruh dunia dan 774 meninggal. Namun, Seorang ilmuwan virologi terkemuka Tiongkok telah memperingatkan bahwa epidemi virus Corona Wuhan bisa 10 kali lebih buruk dari wabah SARS (kontan, 24/01/2020).

Ketangguhan cina saat ini benar-benar lagi diuji apakah akan sukses dalam mengarantina virus corona agar tidak menjadi pandemi atau justru sebaliknya. Presiden Xi Jinping yang pernah sesumbar bahwa tak ada kekuatan yang bisa menghalangi Cina agaknya perlu ditinjau kembali. Pasalnya,  Jinping saat ini lagi merana dibuatnya.  Bahkan tak tanggung - tanggung menyebut Corona sebagai "iblis" saat bertemu dengan kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, untuk membahas penanganan virus corona. "Virus itu (corona) iblis dan kita tidak bisa membiarkan iblis bersembunyi," tulis Reuters yang mengutip pernyataan televisi pemerintah yang mengutip Xi, Selasa (28/1).

Selain itu,  Corona juga mempengaruhi ekonomi negeri Panda tersebut jika Virus ini berkelanjutan diantaranya : Belanja Konsumen Menurun karena masyarakat lebih memilih diam di rumah dan menunda belanja. Sektor Transportasi Terpukul karena banyak masyarakat yang memilih tak pulang kampung. Harga Minyak Mentah Turun, Pasar Saham Turun dan  lain sebagainya.

Cara Islam Hadapi Wabah
Dulu, khilafah juga pernah mengalami wabah penyakit. Di masa Rasulullah SAW, wabah yang cukup dikenal adalah pes dan lepra. Di masa Khalifah Umar bin Khaththab, wabah kolera menyerang Negeri Syam. Negeri Syam kala itu sekitar tahun 18 Hijriah, diterjang wabah Qu’ash.

Wabah tersebut menelan korban jiwa sebanyak 25 ribu kaum muslimin. Beberapa sahabat Nabi Muhammad saw meninggal akibat wabah qu’ash, yakni Mu’adz ibn Jabbal, Abu Ubaidah, Syarhbil ibn Hasanah, Al-Fadl ibn Al-Abbas ibn Abdul Muthallib.Wabah tersebut menelan korban jiwa sebanyak 25 ribu kaum muslimin. Beberapa sahabat Nabi Muhammad saw meninggal akibat wabah qu’ash, yakni Mu’adz ibn Jabbal, Abu Ubaidah, Syarhbil ibn Hasanah, Al-Fadl ibn Al-Abbas ibn Abdul Muthallib.

Khilafah menangani wabah tersebut dengan metode karantina dan para ilmuwan muslim bekerja keras mencari cara pengobatan terhadap wabah penyakit. Misalnya Fakhruddin ar-Razi yang di Barat disebut Rhazes. Beliau menuliskan tentang penyakit cacar dan campak dalam kitabnya Al-Judari wal Hasbah.

Kitab ini diterjemahkan dalam bahasa Latin di Venezia (1565) dengan judul De Variolis et Morbilis (Risalah Tentang Cacar dan Campak). Kitab ini kemudian diterjemahkan dalam banyak bahasa modern dan masih digunakan sebagai buku ajar di fakultas kedokteran sampai abad ke-18.

Demikianlah khilafah memandang wabah penyakit, yaitu sebagai sarana mengingat kebesaran Allah SWT dan terdorong untuk bekerja keras menangani penyakit tersebut. Hingga khilafah menjadi negara yang terdepan dalam penanganan penyakit. So,  ketangguhan dan militansi kaum muslimin dalam menghadapi wabah penyakit sudah tak diragukan lagi. Akankah kita kembali menjadi umat yang terbaik???? Wallahu a’lam bishawab. 

Post a Comment

Previous Post Next Post