Bagaimana Cara Negara Mengatasi Virus Corona?

Oleh : Mila Nur Cahyani, S.Pd

Pemberitaan di Indonesia sedang dihebohkan dengan wabah pneumonia yang telah menginfeksi ribuan orang di Tiongkok disebabkan oleh virus corona jenis baru, yakni Coronavirus novel (nCov). Virus ini berawal dari kota Wuhan, China. 

nCoV merupakan virus jenis baru yang belum diidentifikasi sebelumnya pada manusia, yang telah terjadi di China pada 7 Januari 2020 lalu. Virus Corona merupakan jenis penyakit zoonosis, di mana infeksi akan menyebar dari hewan ke manusia.
(Tribun Palu.com, 24/01/2017)

Dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan Diah Handayani menjelaskan bahwa 2019-nCoV adalah virus yang menyerang sistem pernafasan manusia. Bedanya dengan virus lain, ujar Diah, virus corona ini memiliki virulensi atau kemampuan yang tinggi untuk menyebabkan penyakit yang fatal. 

Menurut Diah, virus ini berbahaya jika telah masuk dan merusak fungsi paru-paru, atau dikenal dengan sebutan Pneumonia, yaitu infeksi atau peradangan akut di jaringan paru yang disebabkan oleh virus dan berbagai mikroorganisme lain, seperti bakteri, parasit, jamur, dan lainnya.

Diah melanjutkan proses penyebaran virus ini melalui udara yang terinhalasi atau terhirup lewat hidung dan mulut sehingga masuk dalam saluran pernafasan. (BBC News Indonesia, 24/01/2020)

Virus tersebut pun menyebar ke negara-negara lain. Bahkan kini Indonesia terkepung. Negara-negara yang berbatasan langsung, seperti Malaysia, Singapura, Australia, Vietnam, dan yang terbaru, Kamboja, sudah melaporkan kasus positif virus corona baru.

Demi mencegah masuknya wabah virus Corona baru, pemerintah memperketat pengawasan pintu masuk negara. Pemeriksaan kondisi dan suhu tubuh penumpang diperketat, terutama dari penerbangan asal Tiongkok. 

Pemerintah pun telah resmi mengeluarkan larangan atau travel warning bagi masyarakat untuk bepergian ke Provinsi Hubei, China. Di luar kota Wuhan, bagi kota-kota lain yang ada di China, Pemerintah Indonesia hanya mengeluarkan travel advisory. Yaitu warga Indonesia yang bepergian ke provinsi lain di China diminta tetap waspada. (TribunAmbon.com, 28/01/2020)

Kejadian ini sungguh meresahkan masyarakat. Apalagi penularan virus ini begitu mudah. Ditengah-tengah kondisi mencekam seperti ini, maka sangat penting peran negara dalam melindungi warganya dari wabah virus tersebut. Negara harus bergerak cepat dengan melarang datangnya turis China ke Indonesia. Jadi tidak hanya memperketat kedatangan turis China dengan melakukan pemeriksaan suhu tubuh. Negara pun harus melarang warganya untuk berpergian ke negara yang terkena wabah virus tersebut.

Negara harus berani bertindak tegas untuk melarang turis asal virus tersebut berada untuk masuk ke Indonesia tanpa memikirkan dampak ekonomi atau kerugian yang akan terjadi atas pelarangan tersebut. Hal ini penting dilakukan karena sudah menyangkut nyawa warga negaranya. 

Islam sendiri telah mengatur bagaimana cara negara dalam menangani mewabahnya virus tersebut. Kita bisa melihat contoh teladan kita Rasulullah SAW dalam menangani wabah penyakit. 

Sebagai pemimpin, Rasulullah mengajarkan cara mengatasi wabah penyakit. Wabah penyakit terjadi juga di zaman Rasulullah SAW meski bukan virus corona. Wabah tersebut salah satunya kusta yang menular dan mematikan sebelum diketahui obatnya. Nabi memerintahkan tidak dekat-dekat atau melihat orang yang mengalami lepra atau leprosy.

 Ù„اَ تُدِيمُوا النَّظَرَ Ø¥ِÙ„َÙ‰ الْÙ…َجْØ°ُومِينَ‏

Artinya: "Jangan kamu terus menerus melihat orang yang mengidap penyakit kusta." (HR Bukhori)

Hadist ini dinilai hasan dan sesuai bakteri penyebab kusta yang ternyata mudah menular antar manusia. (Detiknews, 27/01.2020)

Usamah bin Zaid berkata, Rasulullah Saw bersabda, “Wabah adalah kotoran (siksa) yang Allah kirimkan kepada golongan dari Bani Israil atau kepada umat sebelum kalian. Maka, jika kalian mendengar ada wabah di suatu wilayah, janganlah kalian memasuki wilayah tersebut. Dan apabila kalian berada di wilayah yang terkena wabah, janganlah kalian keluar dan lari darinya. (HR Bukhari dan Muslim).

Berdasarkan hadis di atas, Nabi Muhammad Saw sudah menganjurkan kepada umatnya, apabila mengetahui ada wabah penyakit di suatu wilayah, janganlah memasuki kawasan tersebut. Dan apabila berada di area yang terkena wabah, janganlah keluar dari area tersebut.

Maka sudah seharusnya seorang pemimpin mencontoh kepemimpinan Rasulullah, termasuk dalam menghadapi virus corona. Negara harus bersegera mengkarantina/mengisolasi daerah yang sudah terkena virus tadi. Tidak lupa untuk melarang warganya untuk berpergian ke daerah tersebut. Negara juga harus memberikan support ke warga yang telah terdampak untuk bersabar. 

Di dalam hadist disebutkan janji surga dan pahala bagi yang bersabar saat menghadapi wabah penyakit.

‏ الطَّاعُونُ Ø´َÙ‡َادَØ©ٌ Ù„ِÙƒُÙ„ِّ Ù…ُسْÙ„ِÙ…ٍ

Artinya: "Kematian karena wabah adalah surga bagi tiap muslim (yang meninggal karenanya). (HR Bukhori)

Aisyah R.a pernah bertanya kepada Rasulullah Saw terkait epidemi, hingga Rasulullah pun bersabda;
“Wabah penyakit adalah sejenis siksa yang Allah kirim kepada siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Allah menjadikan hal itu sebagai rahmat bagi kaum Muslimin. Tidak ada seorang  pun yang terserang wabah, lalu dia bertahan di tempat tinggalnya dengan sabar dan mengharapkan pahala, juga mengetahui bahwa dia tidak terkena musibah melainkan karena Allah telah mentakdirkannya kepadanya, maka dia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mati syahid.” 

Wallahu 'Alam Bishowwab

Post a Comment

Previous Post Next Post