Tahun Baru, Harga Baru

Oleh : Nurdiana Nana
(Pemerhati Kebijakan Publik)

Pergantian tahun, rakyat berharap ada kabar baik. Tetapi, nyatanya kabar buruk yang diterima. Pasalnya, di awal tahun rakyat disambut dengan kenaikan sejumlah kebutuhan pokok.

Dilansir cnnindonesia.com, 20/08/19, pemerintah memberikan sinyal akan menaikkan harga BBM dan LPG 3 kg bersubsidi pada 2020 mendatang. 

Sinyal ditangkap dari penurunan anggaran subsidi energi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan gas LPG 3 kg pada APBN 2020. 
Sinyal kenaikan harga tersebut sungguh kabar buruk bagi rakyat. Kebutuhan rakyat akan BBM dan LPG 3 kg masuk dalam kebutuhan pokok. Setiap harinya dibutuhkan rakyat untuk bisa menunjang aktivitasnya.

Namun, jika sinyal kenaikan BBM dan LPG 3 kg benar-benar direalisasikan, hal ini hanya menambah beban rakyat. Rakyat pasrah, dengan kebijakan zalim pemerintah. Di tengah kesulitan, mau tidak mau rakyat tetap membelinya. Bagi rakyat tidak ada pilihan.

Kenaikan harga-harga yang terus berulang, pasti ada yang salah. Bukan karena sebuah kelaziman di awal tahun, melainkan cengkeraman kapitalisme telah mengakar kuat di negeri ini.

Inilah kapitalisme, sebuah paham yang menjadikan para kapitalis (pemilik modal) berkuasa mengatur roda pemerintahan. Sudah menjadi rahasia umum, penguasa terpilih tak terlepas dari restu para kapitalis.

Kapitalisme juga yang melahirkan kebijakan penguasa menjadi liberal. Karena memang liberalisme adalah 'anak kandung' dari kapitalisme, seperti yang terjadi di negeri ini, tahun baru, harga baru dengan adanya kenaikan BBM dan gas LPG 3 kilogram. Penguasa bebas melakukan pengurangan subsidi, bahkan mencabut subsidi yang sudah pernah terjadi pada listrik 900 VA.

Wajar jika dalam pengurusannya, kebijakan yang diambil keberpihakan selalu ditujukan kepada para kapitalis. Dalam kapitalisme rakyat hanya sebagai sapi perah. Dianggap menjadi beban negara, tatkala subsidi masih diberikan kepada rakyat. Oleh karena itu, untuk mengurangi beban tersebut dipangkaslah subsidi-subsidi bagi rakyat. 

Alhasil,  rakyat lah yang menjadi korban dengan kenaikan harga BBM dan gas LPG 3 kg. Dampaknya rakyat harus menambah pengeluaran untuk membelinya. Kenaikan harga tersebut pasti berpengaruh pada ekonomi rakyat  yang semakin sulit dan sengsara. Belum lagi nanti akan berpengaruh pada kenaikan harga kebutuhan pokok yang lain.

Oleh karena itu, harus ada solusi agar negeri ini lepas dari cengkraman kapitalisme liberal. Terutama bagi penguasa negeri ini yang notabene mereka adalah manusia ciptaan Allah Swt. Allah Swt. berikan akal dibanding makhluk yang lain, agar mampu membedakan mana yang baik dan buruk atau mana yang salah dan yang batil. Dengan kata lain, mana kebijakan yang akan membuat rakyat sejahtera, dan mana yang membuat rakyat semakin sengsara.

Sekiranya manusia ini tunduk kepada aturan Maha Penciptanya, Yang Maha Mengetahu segala keterbatasan ciptaan-Nya, akan Allah berikan keberkahan dari langit dan bumi. 

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri tersebut beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS: Al-A’raf [7]: 96). Wallahu A'lam bi Ash-Shawab

Post a Comment

Previous Post Next Post