Ketua FPRM Nasruddin Pertanyakan Layakkah Dinas Sosial Aceh Memberi Lebel Bagi Bantuan Progam PKH?


Ketua FPRM Nasruddin.
Aceh Timur-nusantaranews, ketua Forum Peduli Rakyat Miskin (FPRM) Nasruddin Pertanyakan layakkah Dinas Sosial Aceh Memberi Bantuan
melalui program PKH,tapi sekaligus diberi Lebel pada rumah rumah kaum duafa (Masyarakat Miskin) Aceh? hari ini Jum'at 17 Januari 2020.
Saat bertemu dengan sejumlah Anggota DPRK Aceh Timur terkait perihal pemberian Lebel Kepada masyarakat Miskin.
bukankah Aceh termasuk salah satu Daerah lekspesialis,sebagai manusia tentu kita memiliki norma norma etika hati nurani sebangsa seiman seagama, lalu kenapa dengan sedikit memberi, lalu mereka dengan bantuan tersebut mereka mencap/menempel Lebel dirumahnya, dan hal ini tentu sangat melukai hati serta mencoreng masyarakat Aceh.

sebelum itu semua kita uraikan, patut pula dipertanyakan, apakah rakyat Aceh yang berdomisili di provinsi paling barat pulau Sumatera tidak layak menerima bantuan tersebut?jika memang bantuan PKH hari ini diberikan lalu dihadiahkan dengan cap Lebel lalu disebarkan dimedia? dan apakah seperti itu jawabannya?bukankah masyarakat Aceh selama 32 tahun mengalami konflik yang luar biasa.

mengacu kepada Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh merilis data terbaru mengenai kemiskinan, Kendati demikian angka kemiskinan di Tanah Serambi Mekkah ini menurun, tetapi berdasarkan data tersebut, Aceh masih tetap menempati provinsi termiskin di Sumatera dan nomor enam se-Indonesia

Dari jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi garis kemiskinan, sebab penduduk miskin merupakan penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Kemudian, pada, periode Maret hingga September 2019, garis kemiskinan naik sebesar 3,59 persen, yaitu dari Rp 486 ribu per kapita per bulan menjadi Rp 504 ribu per kapita per bulan, bukankah mereka juga sudah mengetahui hal tersebut?

Kita Masyarakat Aceh memiliki karakter Pada umumnya sangat tidak menyukai akan kekurangan, karena kita Aceh sebelumnya adalah disebut wilayah Modal, disaat saat Indonesia sedang mengalami situasi genting dalam penjajahan maka saat itulah masyarakat Aceh berkorban demi Republik Indonesia yang merdeka cintai dengan segala upaya mengumpulkan berbagai harta untuk disumbangkan kepada Negeri ini, agar terbebas dari belenggu penjajahan, namun apa balasan hari ini yang diterima oleh masyarakat Aceh disaat sebagian masyarakat Aceh dalam kemiskinan hari ini, dengan diberikan Program Keluarga Harapan (PKH) mereka harus rela rumahnya  diberilebel salah satunya terhadap rumah Hamidah janda  miskin beranak lima, ditinjau dari penghasilan hari harinya Hamidah hanya berjualan kue kadang 30 hingga 40 ribu rupiah perharinya, sangat disayangkan jika Pemerintah Aceh melalui Dinas Sosial Aceh bersama Dinas Sosial Aceh Timur memasang stiker ‘Keluarga Tidak Mampu’ secara simbolis di rumah warga penerima bantuan sosial (bansos) program keluarga harapan (PKH) di Kabupaten Aceh Timur, tepatnya di Desa Seunebok Tengah PP, Kecamatan Idi Reyuek, Selasa 14/1/2020.

Turut hadiri dalam pemasangan stiker tersebut Asisten I Setda Kabupaten Aceh Timur Syahrizal Fauzi, Kadis Sosial Aceh Timur, Efendi, Kabid Linjamsos Aceh Timur Syahrani, pendamping PKH dan TKSK Aceh Timur, dan Keuchik Seunebok Tengah PP, Hasmadi.

Pemasangan stiker di rumah warga penerima PKH ini merupkan tahap pertama yang dilakukan di wilayah pantai timur utara, sejak kemarin, Senin 13/1/2020 sudah dilakukan di Kabupaten Pidie Jaya, Lhokseumawe, dan Aceh Utara. Untuk tahap kedua akan dilakukan di pantai barat selatan, dan tahap ke tiga di wilayah tengah tenggara. Total ada 17 kabupaten/kota yang akan memasang stiker di rumah penerima PKH.

Asisten I Setda Kabupaten Aceh Timur Syahrizal Fauzi, mengucapkan terimakasih kepada Dinas Sosial Aceh yang telah membantu Pemerintah Aceh Timur dalam menjalankan program PKH dalam pengurangan tingkat kemiskinan dengan adanya penempelan stiker ini, melirik kilas balik sejarah Aceh dimasa lalu berbagai peranan masyarakat Aceh untuk membangun Indonesia,dan apa saja yang sudah disumbangkan kepada Negeri ini mungkin ini tidak perlu diuraikan satu persatu.

Sebelumnya Gunung Halimun merupakan saksi bisu dimana tempat pertama kali Alm Wali Nanggroe Muhammad Hasan Tiro mendeklrasasikan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada 4 Desember 1976,GAM adalah sebuah organisasi separatis yang memiliki tujuan supaya Aceh  lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, Konflik bersenjata antara pemerintah RI dan GAM yang diakibatkan perbedaan keinginan ini telah berlangsung sejak tahun 1976  dan jatuhnya hampir sekitar 15.000 korban jiwa, Gerakan ini juga dikenal dengan nama Aceh Sumatera Libberation Front (ASNLF) GAM waktu itu dipimpin oleh Hasan Muhammad tiro selama tiga dekade kurang lebih 32 tahun

Tragedi Rumah gedong terjadi pada awal ko tahun 1998 berbagai cerita duka nestafa yang pernah dialami oleh sebagian kaum perempuan Aceh dan
Tanggal 20 Agustus 1998, saat status Daerah Operasi Militer dicabut, Rumoh Geudong dibakar massa,dan begitu banyak Menyisakan cerita duka.

Salah satu peristiwa yang terjadi di Idi Cut, Pukul 1 malam 3 Februari 1999,Puluhan warga sipil terluka akibat insiden ini, 58 orang ditangkap dan kabarnya disiksa saat ditahan di penjara. Mereka semua dilepaskan tanggal 5 Februari Pasca-insiden ini 13 orang dilaporkan hilang dan tidak pernah ditemukan lagi.

Kejadian berdarah kembali terjadi saat warga masyarakat protes dengan turun ke jalan tepatnya di Simpang  PT  KKA, Krueng Geukueh, Lhokseumawe Senin siang yang kelabu, 3 Mei 1999 Saat aksi massa berlangsung dan memanas, tragedi berdarah ini terjadi dan menewaskan 46 orang, cedera 156 orang, dan 10 orang dilaporkan hilang.

kisah pilu juga terjadi terhadap warga masyarakat sipil tak berdosa Aksi pembantaian terjadi tanggal 9 Agustus 200,peristiwa penembakan di Afdeling IV PT. Bumi Flora sehingga dilaporkan telah jatuh korban sebanyak 31orang meninggal dunia, dan 7 orang menderita luka luka,Baik korban meninggal maupun luka-luka diakibatkan luka tembak.

M.yahya  dari Praksi Partai Aceh saat dikonfirmasi oleh media ini dan menyikapi terkait dengan pemberian Lebel PKH Kepada Masyarakat menjadi miskin yang terjadi di Aceh Timur dan viral beberapa hari ini dan ini penjelasan dan  tanggapannya dari DPRK Aceh Timur tentang peristiwa pemberian Lebel penerima Keluarga Harapan, dan hal ini akan kita pertanyakan perihal penempelan logo Penerimaan PKH Miskin disetiap rumah rumah dalam penerima bantuan tersebut dan akan dievaluasi kembali ujar sejumlah anggota Yang berada diruang komisi B
demikian ujar M.Yahya.(*)

Post a Comment

Previous Post Next Post