Hiburan Liberal, Konsumsi Milenial ?

By : Cica
Penulis, Warga Masyarakat

Ibarat pucuk di cinta ulam pun tiba. Sudahlah maksiat itu terasa "nyaman" untuk dituruti, ditambah lagi dengan faktor eksternal yang seakan membenarkan perbuatan-perbuatan maksiat tersebut. Maka semakin terasa indahlah semua "kenikmatan" semu tersebut. 

Munculnya berbagai Industri hiburan di negeri ini, tidak bisa disembunyikan lagi mampu menyihir beberapa kaum milenial yang terjebak kedalam "romantisme" yang menyesatkan. Adegan maksiat demi maksiat terus di hidangkan guna meraup pundi-pundi rupiah. Hal ini mengakibatkan beberapa Industri perfilman mengabaikan dampak dari tontonan yang disajikan. Tak heran kaum "milenial" mengangap bahwa maksiat yang menjadi tontonan mereka adalah sesuatu yang wajar, bahkan tidak masalah untuk menjadi panutan.

Hal ini dikarenakan film tersebut diperankan oleh public figure yang terkenal dan menarik untuk dipandang.

Liputan6.com, Jakarta.com, Selasa 21 Januari 2020 mengabarkan, 
"Al Ghazali memerankan Alfi, Caitlin Halderman sebagai Alana. Dignitat diadaptasi dari kisah Wattpad karya Hana Margaretha berjudul sama, yang dibaca lebih dari 10 juta kali. Sejumlah adegan emosional dan romantis mewarnai film ini.
Salah satu yang dikenang penonton, tentu saja adegan Alfi mencium Alana. Momen ini membuat hati sejumlah penonton meleleh. Al Ghazali dan Caitlin Halderman punya kesan sendiri terkait adegan ini. Caitlin Halderman mengaku adegan ciuman dengan Al Ghazali bukan hal berat"

Dalam film tersebut jelas kita mengetahui pemeran utama tersebut melakukan adegan yang hanya boleh dilakukan oleh suami dan istri, bukan hanya itu walaupun telah sah menjadi sepasang kekasih yang halal, Islam pun melarang untuk mempertontonkan kemesaraan di khalayak ramai. Hal ini untuk menutup rapat-rapat pintu perzinaan, supaya menghindari orang lain dari fitnah. 

Sangat berbanding terbalik dengan hiburan liberal  yang mengadopsi sistem kapitalistik. Apapun akan dilakukan demi meraup keuntungan yang sebesar-besarnya walaupun hal tersebut jelas-jelas telah melanggar syariat Islam. Akibatnya, tidak sedikit kaum milenial yang melakukan aktivitas-aktivitas maksiat tanpa beban. Bahkan menjalin hubungan antara wanita dan pria tanpa menikah adalah sesuatu yang dianggap wajar. Padahal Allah subhanahu wata'ala telah berfirman di dalam Al Quran, 
Al-Isra' ayat 32

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ فٰحِشَةً وَسَآءَ سَبِيلًا

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”
   
Di dalam sistem Islam bukan hanya faktor internal yang dijaga, bahkan faktor eksternal pun Islam memberikan penjagaan dengan cara melarang perizinan pembuatan dan penayangan film yang mengandung unsur-unsur kemaksiatan. Apabila masih terjadi aktivitas zina , maka Islam memiliki sanksi tegas terhadap para pelakunya. Sesuai di dalam firman Allah surah An-Nur ayat 2

الزَّانِيَةُ وَالزَّانِى فَاجْلِدُوا كُلَّ وٰحِدٍ مِّنْهُمَا مِائَةَ جَلْدَةٍ ۖ وَلَا تَأْخُذْكُمْ بِهِمَا رَأْفَةٌ فِى دِينِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْءَاخِرِ ۖ وَلْيَشْهَدْ عَذَابَهُمَا طَآئِفَةٌ مِّنَ الْمُؤْمِنِينَ
“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman.”

Sanksi ini sebagai penghapus dosa bagi pelaku zina dan efek jera bagi yang menyaksikan hukuman tersebut. Bukan hanya itu,  sistem pergaulan ini ketika diberlakukan akan menjaga kehormatan dan perilaku seorang Muslim baik laki-laki maupun perempuan. sistem pergaulan seperti ini hanya akan berjalan sempurna manakala sistem Islam diterapkan secara menyeluruh di dalam semua aspek kehidupan. Oleh karena itu, sudah saatnya umat kembali kepada sistem Islam. Sistem yang jelas mengatur segala aspek kehidupan, menuntaskan segala problematika yang ada dan menjadi rahmat bagi seluruh alam. 
Wallahualambissawab

Post a Comment

Previous Post Next Post