Harus Berapa Reynhard Sinaga Lagi?

Oleh: Haryati, S. Pd

Jagat tanah air dihebohkan oleh berita yang datang dari negara nan jauh di sana, Inggris. Seorang mahasiswa Indonesia yang sedang kuliah S3 di Inggris ramai dibicarakan lantaran perilakunya yang tak wajar.

Reynhard Sinaga dihukum penjara seumur hidup lantaran telah memperkosa 190 orang. Bukan wanita yang ia perkosa, melainkan laki-laki.

"Reynhard Sinaga adalah pemerkosa paling produktif dalam sejarah Inggris," kata Deputi Jaksa North West Ian Rushton, seperti dikutip dari Sky News, Senin (6/1).

"Perilaku seksual ekstremnya hampir di luar nalar," sambung dia.
(Sumber: https://www.google.com/amp/s/m.kumparan.com/amp/kumparannews/wni-reynhard-sinaga-perkosa-190-pria-di-inggris-dihukum-seumur-hidup-1sahV1fI08K)

Menurut teman dekat Reynhard, keluarga Reynhard mencurigai kalau dia Gay tetapi ia tidak mau mengaku pada keluarganya. Bahkan Reynhard mengaku lebih betah tinggal di Inggris yang notabenenya adalah negara yang menganut kebebasan berperilaku atau liberal. Karena memang di negara asalnya Indonesia, masyarakat belum sepenuhnya menerima perilaku penyimpangan seksual tersebut. Sehingga ia lebih nyaman tinggal di Inggris. Bahkan ia menyewa apartemen yang dekat dengan perkampungan Gay dan memiliki orangtua angkat yang juga Gay.
(Sumber: https://metro.tempo.co/read/1292383/reynhard-sinaga-betah-di-inggris-karena-lebih-liberal)

Perilaku homo seksual tumbuh subur di negara sekuler-liberal.

Adalah hal wajar jika kita dapati marak perilaku homoseksual, lesbian, biseksual, ataupun transgender. Karena memang dalam sistem sekuler-liberal yang diterapkan hampir di sebagian besar negara di dunia ini termasuk juga Indonesia memberikan kebebasan yang sebesar-besarnya kepada individu-individu untuk melakukan apapun sesuka hati asalkan tidak mengganggu hak oranglain. Jadi pelaku LGBT jika tidak mengganggu orang lain, tak mengapa.

Ditambah lagi dengan sistem pendidikan yang sekuler (memisahkan antara agama dengan kehidupan). Sebagai contoh, tentu kita tidak asing dengan sebutan "kalau mau belajar agama, masuk sekolah pesantren. Kalau mau belajar ilmu dunia, masuk sekolah negeri". Inilah salah satu bukti bahwa sistem pendidikan kita saat ini sekuler. Seolah ketika belajar agama, maka tidak bisa hebat dalam urusan dunia. Begitu sebaliknya, ketika belajar ilmu dunia maka kita tidak dapat ilmu akhirat. 

Sistem sekuler-liberal ini bertentangan dengan apa yang diajarkan Islam. Liberalisme memberikan kebebasan sebesar-besarnya kepada individu, sedangkan Islam mengatakan bahwa setiap perbuatan manusia adalah selalu terikat dengan hukum syara' (wajib, sunah, mubah, makhruh, harom). Begitu pula dengan sekularisme yang memisahkan agama dari kehidupan, dalam Islam justru agamalah yang akan mengatur seluruh kehidupan manusia. Karena keberadaan Islam adalah sebagai mabda (ideologi) hidup atau pedoman manusia dalam kehidupan.

Dalam Islam, perilaku penyimpangan seksual tidak akan dibiarkan. Semua akan ditindak tegas, agar perilaku tersebut tidak menular kepada yang lain. Jika ada pelaku LGBT,  maka akan diusir dari perkampungan atau diberikan hukuman yang seberat-beratnya. Para ulama berpendapat bahwa hukuman yang pantas bagi pelaku LGBT adalah dijatuhkan dari gedung yang tinggi. Dengan hukuman yang berat seperti itu, tentu akan memberikan efek jera kepada yang lain jika ingin berbuat hal serupa.

Sejatinya, permasalahan penyimpangan seksual ini tidak bisa dihentikan hanya dengan ketahanan keluarga. Pengawasan orangtua sangatlah terbatas. Ditambah lagi dengan kebutuhan ekonomi yang semakin hari semakin besar, sehingga memaksa para Ibu juga turut bekerja agar semua bisa tercukupi, sehingga waktu bersama anak menjadi berkurang.

Dibutuhkan solusi yang sistemik (menyeluruh) untuk menyelesaikan permasalahan ini. Tidak cukup hanya dengan ketahanan keluarga saja. Hanya dengan diterapkannya syariat islam secara keseluruhan maka permasalahan ini akan selesai dan tidak akan muncul reynhard sinaga yang lain lagi. 

Pengaturan Islam terhadap Rakyat

Islam meletakkan kewajiban mendidik anak adalah pada Ibu sedangkan Ayah bekerja untuk memenuhi nafkah keluarga. Islam menjamin biaya pendidikan dan kesehatan masyarakatnya. 

Setidaknya, ada tiga tahapan penjagaan yang diberikan oleh islam kepada rakyatnya untuk mencegah perilaku penyimpangan seksual.

Pertama, Sejak kecil anak ditanamkan aqidah islam yang kuat, menjadikannya sadar akan keterikatannya dengan syariat Islam, sehingga dimanapun ia berada, ia akan selalu merasa berada di bawah pengawasan Allah Subhanahuwata'alaa. 

Kedua, masyarakat yang Islami akan menjadi kontrol satu sama lain jika ada perilaku yang menyimpang. Bukan seperti sekarang, yang acuh tak acuh. Apalagi kehidupan di perkotaan atau perumahan.

Ketiga, negara memberikan pendidikan sesuai dengan fitrah penciptaannya. Semisal sebagai laki-laki, maka ia akan diajarkan skill seperti: cara berdagang, cara mengelola kebun, cara berjihad, dan lain sebagainya. Sedangkan wanita, akan diberikan skill seperti: belajar memasak, mengasuh dan mendidik anak, menjahit baju, menjadi guru untuk anak-anaknya nanti, atau menjadi dokter yang akan mengobati para  mujahid di medan perang. 

Sehingga sedari kecil, mereka dibiasakan dengan hal-hal yang sesuai dengan fitrah asli dirinya sebagai laki-laki atau perempuan. Demikianlah Islam mengatur porsi lelaki dan wanita dengan tepat sesuai fitrah manusia. Dengan begitu tidak akan lagi timbul permasalahan penyimpangan seksual di tengah masyarakat. Wallahu'alam bishawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post