Di Ambang Resah Kudu Muhasabah

By : Farida Agustin 
(Aktivis Muslimah) 

Miris, melihat musibah yang menimpa belakangan ini. Awal tahun baru 2020, mendapat kado baru. Dengan adanya kabar meresahkan umat manusia. Yakni banjir kerap melanda di mana-mana. Khususnya JABODETABEK dan sekitarnya banyak rumah warga yang terkoyak oleh santernya air hujan. Bencana ini bisa jadi karena jalannya air yang tersumbat oleh sampah, kurangnya lahan tanah sebagai peresapannya. Fenomena ekologis ini dikarenakan tidak ada keseimbangan manusia ketika memperlakukan dan mengolah lingkungan alam sekitar.  

Bukan hanya sekedar musibah dari kemurkaan  Allah SWT kepada umat manusia.  Allah menurunkan air hujan itu sudah sesuai porsi. Berdasarkan dalam Firman-Nya,

وَأَنزَلْنَا مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءًۢ بِقَدَرٍ فَأَسْكَنَّٰهُ فِى ٱلْأَرْضِ وَإِنَّا عَلَىٰ ذَهَابٍۭ بِهِۦ لَقَٰدِرُونَ

"Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya." [ QS. Al-Mu'minun :18 ]

Bunyi ayat tersebut di atas tidak di ragukan lagi. Tapi jika tidak ada tempat penyimpanan air atau peresapan air, maka dia akan mengalir ke tempat rendah. Jika yang ada jalanan sudah banyak yang berbeton. Pepohonan, ladang, sawah, di babat dijadikan bangunan-bangunan megah tanpa mempertimbangkan keseimbangan alam. Lalu kemana dia akan tersimpan? Andai air bisa berbicara, pasti dia tidak ingin merugikan banyak orang.

Bencana banjir ini menjadi muhasabah diri. Alangkah baiknya penguasa lebih memperhatikan lagi penghijauan lingkungan. Dan membatasi izin pada pihak-pihak yang ingin membangunan bangunan apapun itu bentuknya. Allah SWT memerintahkan kepada kita semua agar tidak melakukan kerusakan di bumi.

Seperti dalam firman Allah SWT, 

وَلَا تُفْسِدُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَٰحِهَا وَٱدْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا إِنَّ رَحْمَتَ ٱللَّهِ قَرِيبٌ مِّنَ ٱلْمُحْسِنِينَ

"Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik."
 (QS. al-A’raf: 56).

Post a Comment

Previous Post Next Post