BANJIR DAN PEMBANGUNAN KAPITALISTIK

Oleh : Nur Jumiati
(Mahasiswi)

Wacana yang seringkali didengungkan ketika musibah melanda, lagi-lagi akibat faktor alam. Seakan semua berawal dari kejadian alam, mengklaim alam yang terdakwa. Fenomena tersebut memang bagian dari alam dan pada dasarnya tidak ada yang memungkiri hal itu, namun terkadang kita lupa siapa pengendali alam semesta.  

Pergantian tahun baru masehi, wilayah Jakarta diselimuti rasa duka. Puluhan korban dilahap tanpa sentuhan pertolongan. Hingga semua ak
tivitas diblokir. Muhasabah, jika ini menjadi alarm kesekian kali. 
Seperti yang dilaporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) hujan yang turun di momen pergantian tahun ini adalah yang paling ekstrem selama kurun waktu 24 tahun terakhir (nusantara.rmol.id, 3/1/2020). Dari hasil laporan tersebut cukup jelas, bahwa sebelumnya banjir bukan hal yang tabu lagi di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Namun terlihat mulai memuncak di awal tahun 2020.

Banjir yang berulang kali terjadi, bukan hanya sekedar faktor alam. Jika dianalisa lebih dalam, pemicunya tentu berawal dari sebab. Adapun sebab yang dimaksud di sini tentu ulah tangan manusia, inilah yang kemudian membuka jalur terjadinya bencana di mana-mana. Benang simpulnya, suatu akbiat pasti berawal dari sebuah sebab.

Terpotret jelas Indonesia, khusus wilayah Jakarta kini hanya berfokus pada pembangunan infastruktur. Pembangunan menjalar ke setiap titik tanpa menyisakan ruang untuk lingkungan resapan air dan sejenisnya. Dan jikapun setiap infrastruktur memiliki kajian AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Linkungan), namun mengapa tidak bisa teratasi? 

Jika segala upaya telah dikerahkan, seperti pembuatan kanalisasi termasuk normalisasi sungai, pompanisasi dan solusi lainnya, namun tidak mencapai fungsinya untuk menuntasan banjir. Maka jelas permasalahannya bukan terkategori problem sistem teknis. Tetapi ini berkaitan dengan sistemik yang disetir oleh sistem kapitalistik, yakni mencakup sistem non-teknis.

Sehingga pembangunan infrastruktur ala kapitalis hanya berfokus pada basis keuntungan, mereguk potensi. Tata kelola kota yang berantakan, semuanya bentuk desain kaum kapitalis dalam mencapai titik pengembalian modal yang berlipat ganda. Maka abai terhadap lingkungan dan risiko yang akan datang. 

Hal ini juga memberikan efek yang negatif terhadap kaum kelas bawah, pergusuran menjadikan mereka harus bermukim di daerah terpencil atau sudut-sudut kota di pinggiran sungai. Tidak hanya perusakan lingkungan namun mejaga kebersihan pun telah dieliminasi. Di sistem kapitalistik wajar saja, jika keselamatan rakyat berada di peringkat terendah.

Penyelesaiannya tentu saja tidak cukup hanya perbaikan teknis, tetapi harus menyentuh perubahan ideologis, mengganti ideologi kapitalis menjadi ideologi Islam. Sebab jika diatasi secara sistem teknis dan tidak dalam kontrol sistem non-teknis, sama halnya bertindak jangka pendek, tentu saja hal ini tidak tuntas. Berbeda dengan Islam, pengelolaannya jangka panjang Maka kita perlu menyadari sistem kapitalistik mufsiduna fil ardh sedangkan pemberlakuan islam akan mewujudkan  khilafah fil ardh. 
Atas fenomena yang kesekian kalinya, sungguh menjadi alarm keras bagi kaum muslim dan kini urgent pertolongan. Maka, mari kita kembali memeluk dan menerapkan aturan Islam, tersebab ini bukan lagi pilihan tetapi kewajiban sebagai seorang muslim. Begitu banyak kebobrokan sistem kapitalis yang telah dipentaskan dan banyak problem yang terus bercabang. Tetapi dengan menerapkan ideologi Islam, mengurusi umat (ri’ayah) diutamakan dari yang utama.   


Referensi:
Iwan Januar. Banjir? Apa Kabar Kaum Kapitalis Serakah? January/2/2020.
R. Andika Putra Dwijayanto (Nuclear Engineer, Advokasi Nuklir untuk Peradaban Islam). Banjir Jakarta Adalah Masalah Sistemik-Ideologis. Desember/14/2017
https://nusantara.rmol.id/read/2020/01/03/415966/bukan-salah-pembangunan-infrastruktur-jakarta-banjir-karena-faktor-alam
https://regional.kompas.com/read/2020/01/02/08414151/dedi-mulyadi-sebut-banjir-terjadi-akibat-pembangunan-yang-jor-joran
https://www.vivanews.com/bisnis/ekonomi/28001-pembangunan-infrastruktur-dituding-penyebab-banjir-ini-kata-basuki?medium=autonext
http://www.fahmiamhar.com/2013/01/sistem-pengendali-banjir-2.html

Post a Comment

Previous Post Next Post