Asal Usul Tahun Baru Masehi

Oleh : Anjely Mehrani
Pelajar, Aktivis Remaja Serdang Bedagai

Setiap menjelang malam pergantian tahun baru masehi semua orang di seluruh penjuru dunia berbondong-bondong untuk merayakannya. Bahkan umat muslim yang terbanyak merayakan tahun baru masehi ini, pesta kembang api, tiupan terompet, dan pesta yang tidak bermanfaat lainnya. Ucapan selamat tahun baru atau HAPPY NEW YEAR berkumandang bersahut-sahutan di mana-mana, tetapi mereka banyak yang tidak mengetahui sejarah di balik perayaan tahun baru masehi tersebut.
Sebagai umat islam kita harus mengetahui apa yang  terjadi di balik perayaan tahun baru masehi ini. 
Ada apa dengan 1 januari?
Kenapa harus dengan tanggal 1 januari?
Dan dari kaum apakah perayaan tahun baru masehi ini?
Hal ini dimaksudkan agar kita tidak terjebak oleh mereka atas ketidaktahuan kita yang akan menyebabkan kita termasuk ke dalam kesesatan.

Sejarah tahun baru masehi
Ada seorang CAESAR JULIUS, dialah yang membuat kalender Januari, Februari,  Maret, April, Mei, Juni, ,Juli, Agustus, September, Oktober, November, Desember. Dalam membuat kalender ini ia di bantu oleh SOSIGENES seorang ahli astronomi dari iskkitariyah, ia menyarankan agar penanggalan tahun baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari.satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM di mulai pada 1 januari. Setiap bulan ada maknanya contoh “CAESAR AGUSTINUS” Menjadi bulan AGUSTUS, ”CAESSAR JULIUS” Menjadi bulan JULI dan ada PATUNG BERKEPALA DUA satu ke arah kanan dan satu ke arah kiri, maka patung itulah yang bernama JANUARI. Kenapa januari? karena satu menghadap ke kanan satu menghadap ke kiri, maksudnya kiri tahun sebelumnya kanan tahun yang akan datang. CAESAR JULIUS  yang mempunyai nama, lalu kemudian CAESAR JULIUS meninggal dan kalender ini diambil oleh PAUS DI VATIKAN namanya PAUS GREOGORIAN, diubah nama kalender ini GREGORIAN CALENDER dimodifikasikan oleh PAUS GREOGORIAN.Ketika PBB (persatuan bangsa-bangsa) berkumpul dan akhirnya PBB mengambil CALENDER GREGORIAN. Dipakailah kalender tersebut yang dulu sebelumnya kerajan-kerajaan memakai kalender hijriah. CALENDER GREGORIAN adalah sebagai kalender masehi dibuat berdasarkan kelahiran YESUS KRISTUS dalam keyakinan umat KRISTEN : ”THE GREGORIAN CALENDER IS ALSO CALLED THE CHRISTIAN CALENDER BECAUSE IT USES THE BIRTH OF JESUS CHRIST AS A STARTING DATE” 

Pada tanggal 1 Januari abad ke 46 SM raja romawi Julius Caesar menetapkan 1 januari sebagai HARI PERMULAAN tahun dan ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional romawi yang telah di ciptakan sejak abad ke 7 SM. Orang romawi mempersembahkan  hari 1 januari kepada DEWA JANUS (DEWA YANG BERKEPALA DUA). Perayaan tahun baru  1 januari  telah dijadikan  salah satu hari umat kristen dan dilestarikan dan menyebar ke EROPA pada abad permulaan masehi, namun kenyataannya tahun baru ini sudah lama menjadi tradisi sekuler yang  menjadikannya sebagai hari libur umum nasional untuk semua warga dunia.
Tahun masehi adalah nama lain dari Isa Almasih yang berhubungan dengan keyakinan agama kristen. Ada seorang pendeta kristen bernama DIONIUS yang kemudian memanfaatkan penemuan kalender JULIUS CAESAR untuk diadopsi sebagai penanggalan yang didasarkan pada tahun kelahiran YESUS KRISTUS. Itu sebabnya penanggalan tahun setelah kelahiran YESUS KRISTUS diberi tanda ANNO DOMINI yang berarti IN THE YEAR OF OUR LORD Alias MASEHI.

Bagaimana sikap kita umat Islam?
Ketika nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang di kota Madinah, penduduk kota tersebut merayakan dua hari raya yaitu NAIRUZ dan MIHRAJAN. Beliau besabda dihadapan penduduk madinah yang Artinya :
“saya mendatangi kalian dan kalian memiliki dua hari raya yang kalian jadikan sebagai waktu untuk bermain .padahal allah telah menggantikan dua hari raya terbaik untuk kalian ; idul fitri dan idul adha.”(HR. Ahmad 12827 & dishahihkan Syuaib al-arnauth).
Setelah kita mengetahui bahwa perayaan tahun baru tanggal 1 januari merupakan perayaan yang terkait dengan ritual keagamaan dan budaya dari orang kafir maka sebaiknya kita tidak ikut-ikutan merayakannya.

RASULULLAH SAW BERSABDA
Yang Artinya : ”Barang siapa yang menyerupai suatu kaum,maka dia termasuk golongan mereka.”(HR.Abu daud no.4031,dishahihkan oleh albani)
Selain itu dari Abu Hurairah,Nabi Saw bersabda yang Artinya :
 “kiamat tidak akan terjadi hingga umat ku mengikuti jalan generasi sebelumnya sejengkal demi sejengkal,sehasta demi sehasta.”lalu ada yang menanyakan pada Rasulullah SAW,Apakah mereka itu mengikuti seperti persia romawi?Beliau menjawab,selain mereka lantas siapa lagi?” (HR.Bukhari No. 7319).

Seorang muslim yang ikut-ikutan merayakan tahun baru akan tertimpa banyak keburukan,diantaranya:
TASYABBUH (Menyerupai) dengan orang-orang kafir
IKHTILAT (campur baur) antara pria dan wanita sampai terjerumus pada perbuatan zina,na’udzubillahi min dzaalika
PEMBOROSAN HARTA karena uang mereka keluarkan untuk membeli makanan,bagi-bagi kado,meniup terompet,menyala-nyalan lilin dan lain-lain.
BEGADANG TANPA HAJAT
MENGGANGGU ORANG LAIN
Setelah kita memahami bahwa perayaan ini dilarang secara syariat islam, lalu apa yang harus kita lakukan ketika tahun baru itu tiba?

Ada 2 pilihan yang harus kita pertimbangkan mana yang lebih berfaedah jika kita lakukan!!
1. Cuekin aja seolah olah tidak ada kejadian
2. Membuat acara tandingan lainnya, seperti tahajud berjamaah di Masjid, kajian tengah malam atau dzikir.

Jadi, tidak boleh ya teman-teman, ini bukan tahun baru kita. Yang harus kita sibukan adalah dimana kita memohon ampun kepada ALLAH SWT atas dosa-dosa yang telah kita lakukan di tahun sebelumnya, ingat bumi ini sudah semakin tua jangan malah kita sambut dengan huru hara. Ayo sadarkan hati kita dan hadirkan ruh pada diri kita bahwa ada ALLAH SWT yang maha melihat segala perbuatan kita. Saat ini kita hanyalah numpang di bumi nya ALLAH maka kita sebagai makhluk ciptaan-Nya harus sadar  diri.

So buat kita ayo lebih banyak buat kebaikan dan menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak berguna dan dari hal-hal yang di benci oleh ALLAH SWT. Dan janganlah kita mengikuti apa yang kita tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati semuanya itu akan diminta pertanggung jawaban.
Wallahu a’lam bishawab

Post a Comment

Previous Post Next Post