Toleransi Tidak Melanggar Rambu Ilahi

Oleh : Aminah Darminah, S.PdI
(Muslimah Peduli Generasi)

Sejak masa Rosulullah Saw dilanjutkan oleh masa Khulapaur Rasyidin, Islam tidak pernah bermasalah dengan pluralitas. Syariah Islam dengan keunggulannya mampu menjaga berbagai perpedaan agama, suku, ras.  

Setiap akhir tahun kaum muslimin selalu diributkan dengan perkara toleransi, seolah-olah tidak dikatakan toleransi jika tidak ikut merayakan, minamal mengucapkan perayaan agama lain. Pro dan kontra selalu muncul. Menurut Menag (purn) Pachrul Razi mengucapkan selamat natal kepada penganut agama nasrani, tidak melunturkan aqidah seorang muslim. detiknews. (20/12/19). Sejalan dengan wakil ketua MUI pusat Zainut Tauhid Saadi, tidak melarang dan tidak pula menganjurkan ucapan selamat natal . Menurutnya ada perbedaan pendapat dikalangan ulama terkait ucapan selamat natal. CNNIndonesia (23/12/18). Ketua umum pusat (Ketum PP) Muhammadiah Haidar Nashir berpendapat, dalam kehidupan beragama ada koridor masing-masing agama. Dimana dimensi itu merupakan keyakinan dan paham yang harus dihormati. Disisi lain ada dimensi kemasyarakatan dan kebangsaan yang harus memperluas area untuk bersilaturrahmi dan komunikasi. Harus terus menghidupkan semangat toleransi satu dengan yang lainnya dalam perbedaan. SINDONEWS.com (22/12/19). 

Indonesia dengan mayoritas penduduk muslim, tetapi selalu pihak yang dianggap intoleran terhadap perayaan agama lain. Padahal umat Islam Indonesia termasuk ummat yang paling toleran. Terbukti tidak ada pemaksaan agama lain ikut perayaan ibadah agama Islam, sekalipun Islam jumlah mayoritas.  Tetapi kenapa selalu menjadi pihak yang dianggap intoleran?  

Ada beberapa sebab. Pertama, ada upaya untuk menumbuhkan sikap keragu-raguan terhadap kebenaran ajaran Islam. Sehingga muncul protes terhadap kebenaran isi alquran terkait sikap terhadap non muslim. Jika seorang muslim berpegang teguh dengan kemurnian ajaran Islam dianggap intoleran atau radikal. Kedua,  ada upaya untuk mencampur adukkan ajaran Islam dengan ajaran agama lainnya (pluralisme). Padahal pluralisme berbeda dengan pluralitas. pluralitas suatu keniscayaan dalam berbangsa dan bernegara. Dalam Islam keragaman beragama, keyakinan, suku, ras, dan bahasa, perkara yang lumrah. 

Islam tegas melarang memaksa non muslim untuk memeluk agama Islam. Bahkan Islam mengatur keberagaman ditengah-tengah masyarakat agar terbina kerukunan dan saling menghargai aqidah dan keyakinan masing-masing. Islam diturunkan oleh Allah SWT untuk menjadi rahmad bagi seluruh alam  baik muslim maupun non muslim, bahkan dalam sisten Islam warga non muslim diperlakukan sama dengan warga muslim. Sebagaimana Sabda Rosulullah Saw "Siapa saja membunuh mu'ahid (orang kafir yang mendapatkan jaminan keamanan) tanpa alasan yang haq tidak akan mencium wangi surga. Bahkan dari jarak empat puluh tahun perjalanan sekalipun" (HR Ahmad). 

Walaupun demikian ada rambu-rambu yang harus diperhatikan, bahwa  Islam tidak akan pernah mengakui kebenaran agama dan keyakinan selain Islam. Tidak ada kompromi dan pengakuan atas klaim kebenaran agama selain Islam. Allah SWT berfirman dalam quran surat Ali Imran ayat 85 yang artinya: "Siapa saja yang mencari agama selain Islam sekali kali tidaklah akan diterima (agama itu) dan dia di akherat termasuk orang orang yang merugi". 

Islam melarang mencampur adukkan aktifitas ibadah dengan agama lain misalnya memberikan ucapan selamat perayaan terhadap agama lain atau ikut menjaga tempat ibadah agama lain, mencampur aduk ucapan salam dengan ajaran agama lain. Imam Ahmad bin Hanbal berkata, "Kaum muslim haram merayakan hari raya orang-orang yahudi dan nasrani. Kaum muslin juga haram memasuki gereja dan tempat-tempat ibadah mereka." (Iqtidha' ash-Shirath al-Mustaqim, hlm 201). 

Adapun dalam muamalah, boleh bermuamalah dengan non muslim seperti jual beli, sewa menyewa asalkan sejalan dengan ajaran Islam. Mereka diberi kebebasan untuk melaksanakan ritual agama sesuai dengan keyakinan agamanya, tidak ada paksasn atas mereka untuk ikut peribadahan kaum muslimin. 

Rosulullah Saw sudah mencontohkan, beliau memberikan perlindungan atas harta, jiwa, dan agama, kepada penduduk Khaibar yang mayoritas beragama yahudi. 

Demikianlah Islam memberikan ketentuan batas yang boleh dilakukan seorang muslim, dan batas yang tidak boleh dilakukan terhadap non muslim. Jadi tidak ada atas nama toleransi ikut latah merayakan ritual agama lain. toleransi berarti saling menghormati kayakinan agama Mading-masing. Dengan demikian akan tercipta suasana yang aman dan damai tanpa ada yang teriak radikal dan intoleran.
Wallahualam.

Post a Comment

Previous Post Next Post